Reshuffle Kabinet Jokowi: Sebuah Oasis di Tengah Koalisi Partai Peserta Pemilu?

I Gusti Ngurah Krisna Dana
Dosen Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Warmadewa
Konten dari Pengguna
6 April 2023 15:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Gusti Ngurah Krisna Dana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Jokowi meninjau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/3/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi meninjau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/3/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi akhir-akhir ini kembali melontarkan akan melakukan reshuflle / merombak posisi Menteri dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 yang ia pimpin. Posisi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), ditinggalkan oleh Zainudin Amali menjadi posisi yang nampak terlihat jelas untuk diisi dengan sosok baru. Santer terdengar, posisi Menpora akan diisi oleh kaum muda yang sampai detik ini kita belum tahu siapa, walaupun Ketua DPP Golkar, Dave Laksono dalam acara Musyawarah Besar Kosgoro 1957 pada 1 April 2023, sempat menyatakan bahwa sosok Jerry Sambuaga (Wakil Menteri Perdagangan) sebagai sosok pengganti Zainudin Amali di Menpora. Namun, terlepas dari semua itu keputusan kabinet tetap menjadi keputusan Presiden Jokowi. Kemudian, berangkat dari desas-desus reshuffle, maka muncul pertanyaan di dalam benak penulis. Apakah langkah Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet, dapat menjadi sebuah oasis dalam keringnya koalisi partai peserta Pemilu 2024?
ADVERTISEMENT
Dalam opini ini, penulis mencoba menarik sebuah pertanyaan tentang bagaimana langkah rencana reshuffle dalam Kabinet Presiden Jokowi dapat dipandang sebagai oasis dalam koalisi antara partai peserta pemilu 2024? Kata oasis menjadi pilihan penulis, sebab di dalam memandang koalisi partai yang bertebaran menjelang 2024.
Masih terdapat rekonsiliasi antar anggota koalisi terhadap koalisi lainnya. Hal ini belum menampakkan sebuah kepastian koalisi yang permanen atau situasi yang penulis rasa menjadi suasana kering. Sehingga, apabila jalan reshuffle oleh Presiden dilakukan, maka mampu menjadi Oasis atau lahan yang subur di tengah keringnya sebuah padang pasir.

Reshuffle Kabinet: Terjadi Pasca Fenomena Besar Melanda Indonesia?

Presiden Jokowi dalam keterangannya kepada awak media saat kunjungan di Maros, Sulawesi Selatan, Rabu (29/3/ 2023) menyatakan akan segera melakukan reshuffle kabinet, namun beliau tidak menyampaikan kapan waktu pastinya. Hal ini sejatinya bukan pertama kali Presiden Jokowi menyatakan akan mereshuffle kabinet. Reshuffle kabinet sebelumnya telah menjadi topik pembicaraan di media saat khalayak menduga, Presiden akan melakukannya pada Rabu Pon, 1 Februari lalu.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dalam membicarakan reshuffle. Maka seyogyanya melirik kembali fenomena atau peristiwa politik, hukum, sosial apa yang akhir-akhir ini kerap mewarnai pemberitaan. Dengan melihat fenomena tersebut, masyarakat telah melihat sector-sektor apa saja yang patut untuk dibenahi oleh Kabinet Presiden Jokowi.
Sebagai contoh dalam sektor Pertanian dengan masifnya pembelian impor alat-alat pertanian, kasus hukum yang menjadikan seorang menteri sebagai saksi, terbukanya ke publik transaksi tindak pidana pencucian uang di Kementerian Keuangan, hingga dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 adalah contoh fenomena besar yang kerap mewarnai pemberitaan di Indonesia akhir-akhir ini.
Namun untuk fenomena yang cukup menyedot perhatian publik, yakni dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 menurut penulis, belum memiliki point of interest bagi Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle menteri, sebab posisi Menpora hingga kini masih kosong semenjak Zainudin Amali mundur untuk memilih menjadi Wakil Ketua PSSI. Tentu, Presiden Jokowi mempertimbangkan pilihan yang terbaik untuk mengisi kursi Menpora, pasca peristiwa dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam memandang fenomena-fenomena di atas, maka penulis memiliki opini bahwasanya Presiden Jokowi telah mempertimbangkan serta memikirkan opsi terbaik dari jauh-jauh hari untuk menyelesaikan beragam permasalahan tersebut, mulai dari kebijakan yang solutif hingga wacana reshuffle.

Oasis di Tengah Kekeringan

Pilihan kata Oasis menjadi pilihan penulis dalam opini ini, makna dari kata Oasis adalah sebuah daerah subur di tengah keringnya padang pasir. Relevansinya dengan tulisan ini adalah, langkah reshuffle Kabinet Jokowi setidaknya dapat menjadi hal yang “menyuburkan” pandangan, gagasan hingga koalisi baru yang mungkin akan muncul dari Partai Politik peserta Pemilu 2024, jika reshuffle benar-benar terjadi.
Jika menengok kondisi perpolitikan di Indonesia, maka tahun 2023 ini, masyarakat kian melihat deklarasi dukung mendukung antar parpol. Namun, deklarasi hingga koalisi parpol nampaknya belum terlihat permanen, atau bisa dikatakan masih mencari manuver untuk menunjukkan siapa yang menjadi pilihan terbaik masyarakat menjelang pesta demokrasi 2024.
ADVERTISEMENT
Partai NasDem yang tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama PKS, Demokrat pun menjalin relasi dengan kunjungan Ketum Surya Paloh ke kantor DPP Partai Golkar pada 1 Februari lalu, meskipun Golkar yang identik dengan partai berlogo beringin dan berwarna kuning ini telah terlebih dulu membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP. Kemudian, tak berselang lama setelah berkunjung ke kantor DPP Golkar, pada Minggu (5/3/2023) Partai Nasdem melakukan kunjungan ke Partai Gerindra, yang dalam hal ini telah menjalin koalisi dengan PKB.
Dalam melihat manuver partai-partai antar koalisi tersebut, maka hal ini yang penulis gambarkan sebagai sebuah kondisi yang “kering” dalam melihat koalisi parpol peserta pemilu. Hal lain menurut pandangan penulis, konotasi kering dalam padang pasir tergambar melalui suasana yang panas, gerah serta minim akses air. Sehingga pada akhir tulisan ini, langkah reshuffle Menteri pada Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 oleh Presiden Jokowi, setidaknya akan menjadi oasis di tengah-tengah keringnya koalisi antar partai saat menjelang kontestasi Pemilu 2024.
ADVERTISEMENT