Cara Kerja Enkripsi, Melindungi Data dari Web Berbahaya

Ilustrasi cara kerja enkripsi. Foto: Unsplash

Menurut laman UMSU, enkripsi adalah proses mengubah informasi yang dapat dimengerti menjadi kode yang tidak dapat dimengerti atau tidak terbaca. Enkripsi berguna untuk mengamankan atau melindungi data dengan mengubahnya menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti atau terbaca.

Dikutip dari web Dropbox, enkripsi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi data rahasia dan mencegah kebobolan data akibat ancaman keamanan siber. Enkripsi menghalangi data yang ada di situs web untuk disalahgunakan oleh orang yang tidak berwenang.

Fungsi Enkripsi

Ilustrasi cara kerja enkripsi. Foto: Unsplash

Setelah mengetahui definisi Enkripsi, pahami lebih lanjut apa fungsinya. Berikut adalah fungsi enkripsi:

Cara Kerja Enkripsi

Enkripsi bekerja dengan melibatkan algoritma matematis yang kompleks untuk mengubah data (plaintext) menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti (ciphertext). Ini dilakukan agar data sulit terbaca.

Proses enkripsi mencakup penggunaan kunci rahasia (private key) atau kunci publik (public key). Berikut adalah langkah-langkah umum tentang bagaimana enkripsi bekerja menurut laman UMSU:

1. Persiapan Data yang akan Dienkripsi

Data yang yang belum dienkripsi tentu masih berupa data biasa atau plaintext. Data ini dapat berupa pesan teks, file, atau informasi lain yang ingin dilindungi.

2. Memilih Algoritma dan Kunci

Pengguna harus memilih algoritma enkripsi yang tepat untuk dipakai. Algoritma ini bertugas untuk mengubah data ke dalam bentuk yang tidak terbaca. Dalam tahap ini, pengguna juga harus menentukan apakah akan menggunakan enkripsi simetris atau asimetris.

3. Mulai Proses Enkripsi

Data yang masih polos diolah oleh algoritma enkripsi menggunakan kunci yang telah ditentukan. Proses ini menghasilkan ciphertext atau data yang telah dienkripsi dan tidak dapat dipahami siapa pun, tanpa kunci dekripsi yang tepat.

4. Pengiriman atau Penyimpanan Ciphertext

Data hasil dari proses enkripsi dapat dikirimkan melalui jaringan atau disimpan dengan aman, tanpa risiko terbaca oleh pihak yang tidak memiliki izin.

5. Proses Dekripsi (Opsional)

Jika data perlu diakses kembali atau dibaca oleh penerima, proses dekripsi dilakukan. Proses dekripsi ini mengubah ciphertext kembali menjadi teks biasa (plaintext) menggunakan kunci rahasia (untuk enkripsi simetris) atau kunci publik dan kunci rahasia yang berpasangan (untuk enkripsi asimetris).

Baca juga: ERR_SSL_VERSION_OR_CIPHER_MISMATCH: Penyebab dan Solusinya

Jenis Enskripsi

Ilustrasi cara kerja enkripsi. Foto: Unsplash

Cara kerja dari teknologi ini berbeda tergantung dari Encryption Key yang digunakan. Jenis enskripsi adalah sebagai berikut:

1. Enkripsi Asimetris

Enkripsi asimetris sering disebut juga sebagai Public-Key Encryption atau Public-Key Cryptography. Ini karena enkripsi asimetris menggunakan dua buah kunci yang memang saling berhubungan satu sama lainnya. Kunci tersebut adalah kunci pribadi dan kunci publik.

Kunci pribadi berfungsi untuk mendeskripsikan pesan yang mana hanya dapat diakses oleh pemilik kunci itu sendiri, tujuannya tentu menjaga data tetap privasi. Sementara itu, kunci publik memiliki fungsi mengenkripsi sebuah pesan dan dapat diakses oleh semua orang.

Laman Coding Studio menyatakan bahwa asimetris memiliki keamanan yang lebih kuat karena susunan algoritma yang lebih kompleks dan akan memakan banyak waktu lagi jika dibandingkan dengan jenis simetris.

2. Enkripsi Simetris

Enkripsi sistemis merupakan jenis enkripsi dengan proses penguncian dan pembukaan data menggunakan satu kunci yang sama, berbeda dengan yang jenis enkripsi asimetris.

Jenis ini tidaklah terlalu kompleks dikarenakan hanya memerlukan satu kunci yang sama dalam susunan algritmanya. Untuk pengaman yang bisa membawa transmisi data dalam jumlah besar, maka jenis ini adalah pilihan yang tepat.

(SLT)