Siswi SMP di Ketapang Melahirkan di Toilet Sekolah, Kondisi Ibu dan Bayi Sehat

Konten Media Partner
28 Oktober 2021 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi melahirkan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melahirkan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Bayi dari siswi kelas 3 SMP yang melahirkan di toilet sekolah di Kabupaten Ketapang, kondisinya sehat, usai dilahirkan, pada Jumat, 22 Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
Ketua KPPAD Ketapang, Harlisa Virsiany, mengungkapkan usai lahiran, ibu dan bayi langsung dibawa menuju ke rumah orang tuanya, di Kecamatan yang cukup jauh dari Kota Kabupaten. Harlisa menegaskan, kondisi ibu dan bayi yang baru lahir itu, sehat. Upaya tersebut juga atas bantuan dari pihak sekolah dan tenaga medis yang sigap, datang langsung ke sekolah.
“Ini sudah clear sudah dikembalikan ke orang tua. Kondisi anak dan bayi selamat. Kemudian ada peran aktif dari sekolah yang berupaya yang terbaik, dalam menyelamatkan ibu dan bayi. Koordinasi yang baik dengan tenaga medis, lalu menghubungi orang tua. Pada hari itu juga ia dijemput,” jelasnya, kepada Hi!Pontianak, Kamis, 28 Oktober 2021.
Dari informasi yang dihimpun, orang tua siswi tersebut sebelumnya tak mengetahui terkait kondisi anaknya yang sedang berbadan dua. Karena selama ini ia tinggal di rumah berbeda dari orang tua, demi untuk sekolah di ibu kota Kabupaten.
ADVERTISEMENT
“Menurut info memang orang tua tidak tahu. Kalau tahu, mungkin dari awal tidak akan melahirkan di sekolah, dan anak ini tidak tinggal sama dengan orang tuanya. Anak ini tinggal di rumah indekos. Tapi menurut kejadian, sekolah kan waktu itu belum tatap muka, sehingga pemantauan orang tua tidak terpantau,” paparnya.
Lisa menduga bahwa pergaulan dari anak tersebut kurang terpantau, karena selama pandemi COVID-19 ia juga jauh dari orang tua. Sedangkan calon bapak dari bayi tersebut diduga merupakan teman dekatnya, dan merupakan pria dewasa, dan bukan murid dari sekolah tersebut.
“Ia jauh dari orang tua. Anak ini asalnya dari kecamatan lain (di luar Kota Ketapang), tapi sekolahnya di kota. Sehingga (di Ketapang) dia ngekost. Sedangkan orang tua jauh dari lokasi tinggal si anak. Orang tua mengizinkan, cuma pergaulan ini tidak terpantau. Kalau dari runut situasi, sekolah pada saat itu libur,” ucapnya.
ADVERTISEMENT