PLN Kalbar Peduli Komunitas Pencinta Kopi Lokal, Dukung Pertumbuhan UMKM

Konten Media Partner
26 April 2024 15:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim TJSL PLN UID Kalbar dan Komunitas Liberika Borneo (Kolibro) melakukan diskusi terkait pengembangan usaha kopi liberika. Foto: Dok. PLN Kalbar
zoom-in-whitePerbesar
Tim TJSL PLN UID Kalbar dan Komunitas Liberika Borneo (Kolibro) melakukan diskusi terkait pengembangan usaha kopi liberika. Foto: Dok. PLN Kalbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - PLN sebagai salah satu BUMN yang mengedepankan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menjalankan proses bisnisnya yang berkomitmen mendukung pertumbuhan UMKM sebagai salah satu pilar penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
PT PLN UID Kalimantan Barat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melakukan survei terhadap Komunitas Liberika Borneo (Kolibro) Kalimantan Barat di 101 Coffee House yang berlokasi di Jl. Ujung Pandang No.1, Sungai Jawi, Kec. Pontianak Kota, Rabu 24 April 2024.
Kolibro adalah komunitas pecinta kopi yang fokus pada produk kopi Indonesia terutama kopi lokal dari Kalimantan barat dengan jenis kopi liberika. Salah satu produk yang dihasilkan adalah kopi liberika dengan Brand 101. Produk kopi 101 ini pernah menjadi juara 1 kategori kuliner pada penganugerahan Bangga Buatan Indonesia (ABBI) tahun 2022 yang digelar di Jakarta.
Ketua Kolibro Kalbar sekaligus pemilik 101 Coffee House, Siti Masitha menjelaskan, kopi liberika merupakan kopi asal dari liberia Afrika Barat yang banyak tumbuh di Kalimantan Barat seperti Sambas, Kayong Utara, Rasau, Kubu Raya dan Bengkayang. Kopi liberika ini memiliki kandungan cafein yang rendah sekitar 0,08-0,1 persen bb. Sehingga aman dikonsumsi semua kalangan terutama yang mempunyai keluhan terhadap kafein.
ADVERTISEMENT
"Kopi liberika mempunyai keunggulan yaitu dari segi citarasa, hasil analisis kafein kopi Liberika memiliki kadar kafein relatif rendah berkisar antara 0,08-0,1 persen bb dari standar 0,45-2 persen bb, hampir sebanding dengan kadar kafein kopi Arabika (1,2-1,5 persen bb)," jelas Sitha.
Sitha menerangkan seluruh produk kopi 101 dihasilkan dari proses roasting kopi yang dilakukan oleh roaster tersertifikasi dan di produksi oleh 101 Coffee House miliknya.
"Ada 14 orang yang bekerja membantu saya di 101 Coffee House dan sebanyak 6 orang adalah penyandang disabilitas, di antara mereka ada yang telah memiliki sertifikat BNSP Barista (Badan Nasional Sertifikat Profesi)," ungkapnya.
Produk kopi liberika 101 yang dihasilkan oleh 101 Coffee House telah merambah keluar negeri yaitu di Kantor Freeport Amerika Serikat sejak tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Sitha berharap kunjungan Tim TJSL dari PLN UID Kalimantan Barat dapat memberikan dukungan untuk pengembangan usaha para pecinta kopi sehingga dapat berkembang dan dapat memberdayakan para petani kopi lokal dan kaum disabilitas secara berkelanjutan.
General Manager PLN UID Kalimantan Barat, Joice Lanny Wantania, mengatakan pihaknya siap mendukung program ini yang merupakan bentuk kehadiran PLN dalam memberdayakan usaha-usaha Kecil dan menengah di tengah masyarakat. PLN tak hanya berkomitmen pada kelistrikan tetapi juga memberikan dukungan bagi UMKM untuk bisa mandiri secara ekonomi.
"Semoga apa yang PLN UID Kalbar dan Kolibro Kalimantan Barat lakukan dapat memberikan social impact yang positif bagi masyarakat banyak," harapnya.