Penjelasan Dirut PLN Terkait Progres Program 35.000 MW

Konten Media Partner
25 Agustus 2020 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pembangunan Jaringan Listrik di Ibu Kota Baru. Foto: Michael Agustinus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembangunan Jaringan Listrik di Ibu Kota Baru. Foto: Michael Agustinus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - PLN memastikan seluruh sistem kelistrikan di Indonesia dalam kondisi cukup dan andal. Ketersediaan pasokan listrik ini didukung oleh beroperasinya pembangkit listrik dari program 35.000 Megawatt (MW).
ADVERTISEMENT
PLN mencatat progres proyek pembangunan pembangkit 35.000 Megawatt (MW) yang telah beroperasi mencapai 8.382 MW. Untuk proyek yang telah memasuki tahap konstruksi sebesar 19.067 MW sedang dalam proses konstruksi.
"Sebagian besar sudah dalam tahap konstruksi. Proyek yang sudah terkontrak namun belum mulai proses pembangunan mencapai 6.528 MW," kata Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (25/8).
Sementara yang dalam tahap perencanaan dan pengadaan sebesar 1.563 MW atau sekitar 2 persen. Progres tersebut terdiri dari pembangkit yang dibangun oleh PLN dan Produsen Listrik Swasta (Independent Power Producer/IPP).
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (25/8). Foto: Dok PLN
Sedangkan untuk progres pembangkit program 7.000 Megawatt. Total seluruh Indonesia sebesar 7.458 MW sudah dilakukan Commercial Operating Date (COD) atau Sertifikat Layak Operasi (SLO)/ Komisioning. Sementara sebesar 458 MW masih dalam proses konstruksi.
ADVERTISEMENT
"Capaian ini merupakan kinerja nyata seluruh insan PLN dilapangan, dan juga tidak terlepas dari bantuan seluruh stakeholder terkait," ungkap Zulkifli.  
Sesuai dengan RUPTL 2019-2028 akan ada penambahan pembangkit sebesar 56,4 GW di mana porsi PLN adalah 28 persen, IPP murni 43 persen, kerjasama IPP dan AP 17 persen, sisanya adalah Wilayah Usaha dan unallocated. Sesuai dengan RUPTL 2019-2028, penambahan pembangkit sebesar 56,4 GW tersebut porsi PLTU adalah 48 persen, porsi PLTG/MG/GU adalah sebesar 22 persen dan total pembangkit EBT sebesar 30 persen. Program 35.000 MW dan 7.000 MW direncanakan selesai pada tahun 2023.
Selain itu, PLN juga terus membangun jaringan transmisi dan distribusi guna menyalurkan listrik dari pembangkit ke pelanggan. Hingga akhir semester 1 tahun 2020, jaringan transmisi khususnya untuk evakuasi daya pembangkit yang telah beroperasi mengalami peningkatan sepanjang 950,9 kilometer sirkuit (kms), dan penambahan kapasitas Gardu Induk sebesar 2.890 Mega Volt Ampere (MVA).
PLTU Indramayu. Foto: Dok PLN
Dalam proses pembangunan transmisi, tantangan terbesar yang dihadapi PLN adalah proses pembebasan lahan. Selain itu, adanya pandemi COVID-19 juga membuat penyediaan material utama transmisi terhambat.
ADVERTISEMENT
"Terkait permasalahan lahan kami terus berkoordinasi dengan stakeholder seperti BPN dan Kejaksaan untuk menyelesaikan masalah lahan tersebut," tutur Zulkifli.
Sementara di sisi jaringan distribusi, khususnya untuk melistriki wilayah terpencil, tantangannya adalah kondisi geografi dan akses yang sulit membuat pengiriman material menjadi lebih sulit dilakukan. Meskipun demikian, PLN terus berkomitmen untuk melistriki seluruh pelosok nusantara.