Kisah Pengrajin Kalbar, Bangkit dari Pandemi COVID-19 Lewat Piring Pinang

Konten Media Partner
13 Desember 2021 15:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Shinta (kerudung hijau) mendampingi Ketua Dekranasda Kalbar, Lismaryani Sutarmidji, yang menunjukkan piring dari pelepah pinang. Foto: Teri/Hi!Pontianak
zoom-in-whitePerbesar
Shinta (kerudung hijau) mendampingi Ketua Dekranasda Kalbar, Lismaryani Sutarmidji, yang menunjukkan piring dari pelepah pinang. Foto: Teri/Hi!Pontianak
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Untuk membangkitan perekonomian yang terdampak akibat pandemi COVID-19, seorang pengrajin di daerah Kubu Raya, Kalimantan Barat membuat piring dari pelepah pinang.
ADVERTISEMENT
Shinta, pengrajin di desa Punggur Besar, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, memanfaatkan waktu di rumah, saat pandemi COVID-19, untuk membuat piring dari pelepah pinang.
“Kita memang terpikir dari situasi pandemi, kita di rumah gak ada kegiatan, kenapa tidak kita gunakan waktu ini dengan bahan ini. Kita coba bikin, ternyata peminatnya banyak,” jelas Shinta pada kegiatan Perluasan Pasar Produk Kreatif, di Orchard Hotel Pontianak, Senin, 13 Desember 2021.
Shinta memanfaatkan waktu pada saat pandemi COVID-19, untuk membuat karya. Ia membeli pelepah atau limbah pinang dari warga sekitar, lalu ia olah sedemikian rupa, hingga menjadi suatu piring yang ramah lingkungan.
Piring dari pelepah pinang ini bisa menggantikan piring plastik karena lebih ramah lingkungan. Foto: Teri/Hi!Pontianak
“Kita berpikir, karena di desa kita banyak pohon pinang, kita ambil bahan dasar dari pinang. Karena masyarakat kita rata-rata sehari-hari pekerjaannya mengolah pinang, dari pada sayang pinangnya terbuang, jadi kita inisiatif bikin piring dari pinang, jadi limbahnya berguna,” ungkap Shinta.
ADVERTISEMENT
Setelah kurang lebih satu tahun Shinta mencoba untuk mengolah pinang tersebut, akhirnya terbentuklah menjadi piring, tatakan, dan mangkuk. Ia baru meresmikan produk dagangannya pada 11 Desember 2021.
“Kita mulai satu tahun lalu, kita baru coba-coba, di daerah Punggur besar. Peminatnya sudah ada. Ini pengganti piring plastik, agar tidak menggunakan bahan kimia, jadi dari pinang itu. Ada tatakan juga, dan mangkok. Kita pakai mesin pres. Kita beli bahan dari masyarakat, kita cuci, sikat, potong-potong, dan jemur. Pinangnya juga beli dari warga sana, jadi menambah perekonomian warga,” terangnya.
Piring tersebut dapat digunakan untuk beberapa kali pemakaian, namun harus segera dicuci setelah digunakan, dan langsung dijemur. Piring pinang tersebut dibanderol mulai Rp 25 ribu satu lusin untuk piring besar, dan Rp 20 ribu untuk piring kecil.
ADVERTISEMENT
“Kita pasarkan lewat stand-stand, kita proses, pasarkan ke media sosial, karena launching baru di 11 Desember kemarin. Stok bahan ada kita stok dulu kalau ada peminatnya kita langsung kerjakan,” pungkasnya.