6 Film yang Cocok Ditonton di Hari Perempuan Internasional

Konten Media Partner
8 Maret 2019 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Selamat hari perempuan internasional. Hak-hak perempuan apa saja nih yang sudah kamu dapatkan?
ADVERTISEMENT
Di era modern saat ini, perjuangan hak wanita dan isu-isu mengenai kesetaraan gender semakin banyak disuarakan. Tidak hanya melalui tindakan ataupun kegiatan sosial tentang wanita, untuk menghargai emansipasi wanita juga bisa dituangkan dalam film. Berikut ini film yang cocok ditonton di hari Perempuan Internasional.
Film yang dibintangi oleh Atiqah Hasiholan dan Christine Hakim ini bercerita tentang kisah hidup Jamila, seorang pekerja seks komersial (PSK) yang dipenjara karena membunuh seorang menteri. Namun, di balik tindakannya itu ternyata terdapat kisah masa lalu yang kelam dan berhubungan dengan perdagangan anak. Film ini mendapatkan penghargaan pada Asiatica Film Mediale 2009 di Italia dan Asia Pacific Film Festival ke-53 di Taiwan.
ADVERTISEMENT
Film karya Mouly Surya ini bercerita tentang Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang berusaha mencari keadilan setelah dirampok dan diperkosa oleh tujuh perampok. Film ini menjadi satu-satunya film panjang dari Asia Tenggara yang lolos seleksi untuk diputar di Festival Film Cannes 2017 dan berhasil mendapat penghargaan sebagai film dengan skenario terbaik pada Festival International du Film deFemmesde Sale (FIFFS) ke-11 di Maroko.
Film ini berkisah tentang Diana (Chelsea Islan) seorang mahasiswa perempuan dan juga aktivis reformasi. Ia kerap kali berdemo dengan kekasihnya, Daniel (Boy William) dan menentang pemerintahan Soeharto. Sebaliknya, kakak dan iparnya adalah orang-orang yang bekerja untuk pemerintah. Posisi yang berseberangan tidak membuat Diana lantas gentar. Ia pun tetap memperjuangkan nasib rakyat. Di akhir kisahnya, Diana tetap memperjuangkan semangat reformasi di masa kini walaupun Soeharto sudah tak menjabat.
ADVERTISEMENT
Film karya sutradara kondang Hanung Bramantyo ini mengisahkan tentang kehidupan Anissa, perempuan yang tumbuh dan besar di lingkungan pesantren di Jawa Timur. Walaupun dibesarkan di keluarga Islam yang masih percaya bahwa perempuan adalah pelayan suami dan harus bekerja di rumah, Anissa tumbuh dengan pemikiran yang berbeda. Anissa adalah sosok perempuan yang cerdas, memiliki pemikiran terbuka dan sangat peduli dengan pendidikan. Dirilis pada tahun 2009, film ini memperlihatkan bahwa perempuan dan laki-laki itu setara.
Tidak hanya film Indonesia, film barat ini juga mengisahkan perjuangan wanita dengan semangat emansipasi. Bercerita tentang abad 20-an di Inggris, pergerakan dan revolusi yang terjadi telah mengubah hidup seorang pekerja wanita sekaligus ibu bernama Maud Watts. Ia direkrut oleh gerakan pejuang hak pilih perempuan untuk bergabung bersama aktivis perempuan lainnya. Perjuangannya sangat berat karena ancaman penyiksaan fisik dan disandra oknum yang menolak tuntutan para perempuan Inggris ini.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari kisah nyata, fim ini bercerita mengenai Katherine Goble, seorang wanita kulit hitam yang bekerja sebagai ahli matematika di NASA pada tahun 1960-an. Bersama dua orang temannya, Mary Jackson yang merupakan insinyur dan Dorothy Vaughan, ahli komputer, merupakan perempuan Afrika-Amerika pertama yang bekerja di NASA. Dirilis pada tahun 2016, film ini tidak hanya mengisahkan perjuangan perempuan yang berusaha mendapatkan kesempatan setara, namun juga ketimpangan yang mereka hadapi sebagai orang kulit hitam pada masa itu. (hp6)