2 Orang Utan Korban Kebakaran Hutan di Kalbar Dievakuasi

Konten Media Partner
3 Desember 2019 11:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang utan yang dievakuasi oleh IAR Indonesia dan BKSDA Kalimantan Barat, Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang. Foto: Dok. IAR Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Orang utan yang dievakuasi oleh IAR Indonesia dan BKSDA Kalimantan Barat, Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang. Foto: Dok. IAR Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hi!Pontianak - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi pertengahan tahun 2019 di Kalimantan Barat, ternyata mengancam keanekaragaman hayati hutan rawa gambut.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim yang dialami hampir seluruh permukaan bumi, menjadikan kondisi cuaca tak lagi bisa diprediksi. Bahkan menjadi salah satu faktor utama dari peristiwa karhutla yang terjadi di Indonesia.
Inilah nasib buruk yang harus dihadapi oleh orang utan, primata ikonik Kalimantan, satu-satunya kera besar yang ada di Asia. Orang utan yang terdesak keluar dari habitatnya yang hancur dan memasuki kebun-kebun warga di mana biasanya mereka akan terluka atau bahkan mati karena diserang manusia.
Dalam sepekan terakhir ini, IAR Indonesia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Ketapang menyelamatkan 2 orang utan di Ketapang.
Salah satu rang utan yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan dan diperiksa oleh tim medis. Foto: Dok. IAR Indonesia
Orang utan jantan bernama Jebur diselamatkan dari kebun karet milik warga di Desa Sungai Awan Kiri. Sedangkan, Epen orang utan betina dewasa diselamatkan dari Desa Sungai Besar, 2 hari setelahnya.
ADVERTISEMENT
“Orang utan betina ini sangat kurus. Sepertinya orang utan ini telah menderita kelaparan selama berbulan-bulan sejak habitatnya terbakar. Kami juga menduga dia kehilangan bayinya karena orang utan ini masih mengeluarkan air susu. Mungkin bayinya mati karena kekurangan nutrisi. Jika kami tidak segera menyelamatkannya, mungkin dia sudah mati sekarang,” kata Argitoe Ranting, Manager Lapangan IAR Indonesia, Selasa (3/12).
Jebur yang diperkirakan berusia 8 tahun, langsung dilepaskan di Hutan Sentap Kancang tidak jauh dari tempat dia diselamatkan. Sementara Epen saat ini masih menjalani pemeriksaan dan perawatan oleh tim medis IAR Indonesia yang bekerja keras untuk memastikannya kembali pulih dan bisa dipulangkan ke habitat aslinya sesegera mungkin.
“Kehilangan habitat orang utan karena kebakaran adalah ancaman terbesar bagi orang utan saat ini. Sungguh memilukan melihat orang utan korban kebakaran hutan ini yang menderita kelaparan, tidak mempunyai apa pun untuk dimakan, sama seperti yang kita saksikan pada 2015. Bila kita tidak melindungi hutan yang tersisa, kita tidak hanya akan menderita akibat perubahan iklim, tetapi juga akan menyaksikan keanekaragaman hayati dari Kalimantan, termasuk orangutan, akan musnah,” tutur Karmele L. Sanchez, Direktur Program IAR Indonesia.
Jebur, orang utan jantan yang dilepaskan kembali ke alam. Foto: Dok. IAR Indonesia
Tim medis memeriksa kondisi seekor orang utan. Foto: Dok. IAR Indonesia