Kecewa dan Cara Mengikhlaskannya

Hesty Nuraini
Lulusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Surabaya, bekerja sebagai staff Pusat Bahasa UMSurabaya
Konten dari Pengguna
30 September 2023 11:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hesty Nuraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kecewa, suatu perasaan yang aku yakin pasti semua orang pernah merasakannya. Perasaan tidak bahagia, tidak nyaman, dan tidak menyenangkan saat seseorang atau sesuatu yang ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Aku pernah mendengar kalimat “Jangan pernah berharap berlebihan, karena nanti berujung pada kekecewaan.” Memang, kita tidak bisa mencegah datangnya kekecewaan, tetapi setidaknya kita waspada. Apalagi mengikhlaskan kekecewaan pun rasanya begitu berat dan sulit.
ADVERTISEMENT
Kekecewaan dan rasa kecewa sebetulnya tidak selalu berdampak buruk selama kita mampu mengelolanya. Aku, sebagai manusia yang beberapa kali merasakan kecewa mulai mengerti bahwa sebenarnya kekecewaan bisa ku jadikan alarm sebagai pertanda ada sesuatu yang salah, yang tentunya harus ku perbaiki. Selain itu, kekecewaan juga mengajarkanku untuk lebih berhati-hati dalam mengambil langkah ke depan agar aku tidak mengalami hal yang sama.
Meskipun berat, mengikhlaskan kekecewaan bisa kita latih dengan melakukan beberapa langkah berikut:

Identifikasi Sumber Kekecewaan

Memberikan waktu kepada diri untuk menyendiri, intropeksi, memproses semua perasaan yang dirasa dan apa yang telah terjadi, mengapa rasa kecewa itu bisa muncul. Sehingga ketika kita sudah mulai memahami mengapa kekecewaan itu terjadi, kita akan lebih siap untuk mengelola perasaan ataupun melihat kekecewaan dari sudut pandang yang lebih rasional, dengan begitu perlahan-lahan kita akan mudah menerimanya. Karena semakin kita melawan rasa kecewa tersebut, maka semakin lama pula kita terpuruk dalam kekecewaan tersebut. Percayalah, hal tersebut hanya akan menyakiti diri kita.
ADVERTISEMENT

Carilah Orang-Orang Yang Dapat Mendukung

Disaat seperti ini, kita merasakan jiwa yang hampa, harga diri rendah, dunia serasa sedang menghukum. Maka jangan biarkan diri kita sendirian dalam menjalani masa-masa sulit tersebut. Cobalah untuk mencari orang-orang terdekat yang kita percaya bisa merangkul kita dan bangkit Kembali. Karena menurutku, dengan mendapatkan support dari orang-orang terdekat pasti bisa membuat kita menjadi lebih baik. Dan tidak menutup kemungkinan mereka bisa membawa perspektif baru dalam proses mengelola rasa kecewa kita.

Kelola Ekspektasi

Rasa kecewa biasanya datang karena sesuatu atau seseorang tidak sesuai dengan harapan kita. Cobalah untuk mengatur harapan kita Kembali, maka jalan untuk lepas dari rasa kecewa tersebut akan terasa lebih mudah.

Kekecewaan Sebagai Pelajaran Hidup

Lihatlah kekecewaan sebagai pelajaran hidup dan untuk menimbang apa yang harus dan tidak harus kita lakukan dengan lebih baik kedepannya. Fokuskan diri kepada hal-hal yang positif seperti journaling, memberi affirmasi posiitif pada diri, lebih mendekatkan diri kepada Allah, menghabiskan waktu dengan orang-orang yang positif. Tidak apa-apa jika memang masih membutuhkan waktu untuk memproses kekecewaan, namun jangan terlalu lama karena tidak hanya batin yang akan terluka, Kesehatan jiwa dan raga juga bisa terancam.
ADVERTISEMENT