Menata Hati supaya Berkah

Hendar Sodikin
Kepala Tata Usaha di SMP Al Masoem
Konten dari Pengguna
9 Maret 2021 6:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hendar Sodikin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Hati adalah sumber kebaikan, maka jagalah, jangan disia-siakan

Ilustrasi hati. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hati. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada dasarnya setiap orang memiliki sisi kebaikan, karena tuhan telah memberikan kita hati yang tidak pernah dapat mengelak dari apa yang namanya kebaikan. Sifat egois muncul tatkala hati tidak terjaga maka yang tampil pada saat itu adalah hanya arogansi watak dan keegoisan. Kalaulah kita renungkan apakah yang pantas untuk kita banggakan apalagi disombongkan karena sebagai makhluk tuhan kita tak memiliki apa pun dan tak berhak untuk mengakui apapun juga sebagai milik kita.
ADVERTISEMENT
Mungkin selama ini kita selalu merasa keadaan kita lebih baik dari orang lain, karena harta yang berada pada diri kita, kemudahan – kemudahan yang kita dapat sesungguhnya hanyalah titipan semata, kalaulah kita analogikan seseorang yang kita percayai untuk menjaga sesuatu yang kita titipkan kepadanya ternyata tidak menjaganya dengan baik malah merusaknya atau bahkan mengakui barang kita sebagai miliknya maka bagaimana perasaan kita, kemungkinan kita tidak akan mempercayai untuk kedua kalinya.
Begitupun tuhan kepada kita harta yang ada tidak akan menjadi keberkahan kalau kita tidak bisa memanfaatkan dan menjaga apa yang telah dipercayakannya. Untuk itu kunci utama agar kita mampu menjaga apa yang dititipkan tuhan maka pertama-tama kita buka hati bahwa kita bukanlah apa – apa, luruskan niat agar tidak mengulang kesalahan, dan hindari sifat egois serta tidak lagi melakukan sesuatu hal hanya dengan akal pribadi.
ADVERTISEMENT
Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599). https://muslimah.or.id/7262-mengikir-hati-yang-berkarat.html
Dengan menjalankan hal tersebut maka hati nurani kemanusiaan akan tampil menutup keegoisan, dan andai saja nurani seluruh rakyat Indonesia telah terbuka untuk menjadikan kebaikan dan kebenaran sebagai tujuan maka keberkahan di negeri ini akan mengalir dengan deras, tidak akan ada lagi orang mati karena kelaparan, orang mencuri karena tuntutan ekonomi, dan disisi lain tidak ada orang yang menghambur-hamburkan kekayaan untuk sekedar kemewahan.
ADVERTISEMENT
Kesenjangan tidak akan terus bertambah jauh, karena di hati seseorang akan muncul toleransi pada sesamanya, maka sangat penting bagi kita untuk membuka hati dan menjauhkan keegoisan sebab kita harus menyadari kalau kita semua sama, tidak memiliki apapun dan tidak bisa mengakui apapun sebagai milik kita, hanyalah titipan yang selalu kita gunakan dan setiap titipan harus dikembalikan.
Oleh sebab itu kita jaga titipan itu terutama hati nurani ini, janganlah kita rusak dan disia-siakan.
** Hendar Sodikin / Kepala Tata Usaha SMP Al Ma'soem