Komedi dan Transformasi Sosial

Helenerius Ajo Leda
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Pemerintahan, STPM Santa Ursula Ende
Konten dari Pengguna
25 Februari 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Helenerius Ajo Leda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tertawa karena mendengarkan humor. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tertawa karena mendengarkan humor. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Wacana Hari Komedi Nasional kembali mengemuka setelah komedian senior Alfiansyah Bustami mengaku resah karena belum ada hari komedi di Indonesia. Keresahan ini disinyalir mendorongnya untuk maju menjadi calon anggota DPD dan salah satu perjuangannya adalah mengagendakan terbentuknya Hari Komedi Nasional (metrotvnews.com, 16 Februari 2024).
ADVERTISEMENT
Tanggal 27 September kemudian diwacanakan sebagai Hari Komedi Nasional. Tanggal itu dipilih lantaran menjadi tanggal kelahiran Bing Slamet, pelawak sekaligus seniman legendaris Indonesia. Inisiatif ini didukung oleh Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI).
Sebagai bagian dari orang yang mencintai seni komedi, saya merasa bahwa Indonesia mestinya memiliki sebuah momen resmi untuk menghargai dan merayakan hari komedi, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari seni dan budaya di negeri ini.
Komedi bukan sekadar tentang membuat orang tertawa. Meskipun tujuan utamanya adalah untuk mengundang gelak tawa dan kesenangan penonton, komedi memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyentuh aspek-aspek psikologis, sosial politik dan seni budaya dari kehidupan masyarakat.
Salah satu alasan utama mengapa komedi begitu efektif adalah karena ia memanfaatkan situasi konyol, dialog lucu, dan adegan fisik untuk menyampaikan pesan-pesan yang lebih dalam secara tidak langsung, dan menjadikannya sebagai salah satu dimensi seni yang paling relevan dalam memotret komplesitas kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, secara pribadi saya sangat mendukung wacana Hari Komedi Nasional, dan berharap dapat memperkuat eksistensi komedi tidak hanya menjadi sarana untuk hiburan semata, tapi menjadi sarana untuk melakukan transformasi sosial.
Menurut saya setidaknya ada beberapa alasan pentingnya perjuangan untuk menetapkan Hari Komedi Nasional, agar komedi indonesia lebih bermakna bagi masyarakat sebagai sarana untuk melakukan transformasi sosial.
Pertama, komedi yang cerdas dapat menjadi alat yang efektif untuk memacu literasi kritis dengan cara yang lucu namun tajam. Dengan menyelipkan pesan-pesan kritis dalam seni komedi, para komedian dapat membantu membangun kesadaran masyarakat akan berbagai isu penting seperti ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan sebagainya. Melalui humor, pesan-pesan tersebut dapat disampaikan dengan cara yang lebih mudah diterima oleh khalayak, sehingga memperluas jangkauan pesan-pesan tersebut (Kompas, 22 September 2022).
ADVERTISEMENT
Selain itu komedi memiliki kekuatan untuk menembus pertahanan emosional dan memengaruhi pandangan politik seseorang tanpa menyakiti perasaan secara langsung. Dengan menggunakan humor dalam komunikasi, pesan kritis dapat disampaikan secara lebih efektif, tanpa menimbulkan konflik yang berlebihan. Ini membuka pintu untuk diskusi dan komunikasi sosial yang lebih terbuka dan memperluas pemahaman tentang isu-isu yang kompleks.
Kedua, komedi dapat menjadi sarana yang efektif untuk membahas isu-isu etika dan moral dalam masyarakat. Dengan menggunakan humor, para komedian dapat menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya nilai-nilai seperti integritas, kejujuran, dan empati. Melalui komedi, masyarakat dapat lebih mudah menerima pesan-pesan ini dengan bahagia, kemudian secara aktif membangun kesadaran akan pentingnya etika dan moral dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Ketiga, komedi juga dapat menjadi alat untuk mengembangkan dan memperkuat keberagaman budaya Indonesia. Komedi lokal, dengan penggunaan dialek dan cerita-cerita tradisional, dapat menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat luas. Dengan memperkuat identitas budaya melalui komedi, kita dapat meningkatkan rasa bangga dan apresiasi terhadap warisan budaya kita sendiri.
Keempat, komedi juga menjadi sarana untuk merajut kehidupan sosial dan budaya masyarakat indonesia yang multikultural. Melalui berbagai acara komedi yang memperhatikan beragam latar belakang budaya dan sosial masyarakat Indonesia, kita dapat memperkuat rasa persatuan dan mendorong keberagaman dan toleransi dalam masyarakat (Kumparan.com, 18 Mei 2021).
Meskipun komedi dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transformasi sosial, penting untuk diingat bahwa tidak semua jenis komedi tepat atau efektif. Ada aturan dan norma yang mengatur penggunaan humor, seperti tidak boleh rasis, tidak boleh mengandung pornografi, dan caci maki.
ADVERTISEMENT
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa, jika anda membaca humor, anda memikirkan humor, maka anda akan menciptakan humor. Menciptakan humor yang berkualitas dan berdampak tidaklah mudah, butuh literasi dan kedalaman refleksi. Seseorang dapat menggali berbagai jenis humor dan mengasah naluri humornya dengan memahami konteks sosial di sekitarnya secara reflektif. Ini memungkinkan komedia menciptakan komedi yang relevan dan bermakna dalam menyampaikan pesan transformasi sosial.
Dengan demikian, semoga wacana penetapan Hari Komedi Nasional menjadi momentum untuk mengubah paradigma dan memajukan dunia komedi di Indonesia, yang tidak hanya menjadi alat untuk hiburan semata atau gelak tawa yang disesaki dengan sekadar canda tak bermakna, tetapi menjadi senjata membuka pikiran, memperluas wawasan, dan mendorong pemikiran kritis dalam masyarakat. Selebihnya komedi adalah seni, kebudayaan dan peradaban.
ADVERTISEMENT