‘Golden Rules’ Aktivitas di Alam Terbuka Agar Nyaman, Aman, dan Melindungi Alam

Harley B Sastha
Book Author, Travel Writer, Mountaineer, IG-Twitter: harleysastha, Youtube: Harley Sastha
Konten dari Pengguna
27 September 2021 21:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Harley B Sastha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Penulis saat mendaki menuju puncak Rinjani. Foto: Kojun.
zoom-in-whitePerbesar
Penulis saat mendaki menuju puncak Rinjani. Foto: Kojun.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aktivitas luar ruang atau alam terbuka – seperti mendaki gunung, hiking, trekking, backpacking, dan camping – yang nyaman, menyenangkan dan aman, tentu menjadi keinginan kita semua. Bukan hanya untuk saya dan kamu, tetapi, juga tentunya untuk masyarakat sekitar, pengelola dan alam serta lingkungan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Nah, berikut ‘golden rules’ atau aturan penting yang harus kamu agar hal tersebut di atas dapat berjalan dengan baik dan setiap orang dapat menikmati dan merasakan pengalaman yang sama:
1. Persiapan
Persiapan menjadi hal yang sangat penting sebelum kamu melakukan berbagai aktivitas apa pun, termasuk di alam terbuka. Karena, ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dan lancarnya kegiatan.
a. Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman harus dapat memenuhi kebutuhan gizi harian kamu. Mulai dari karbohidrat, protein, lemak hingga serat. Juga terpenuhinya cairan. Selain itu, kamu juga harus dapat memperhitungkan kecukupan makan dan minuman, jika misalnya, ternyata pendakian melebihi hari atau waktu yang sudah direncanakan--biasanya paket makanan dilebihkan untuk 1 hari.
Ilustrasi perlengkapan yang untuk hiking dan mendaki gunung. Foto: Shutter Stock
Tetapi, bukan berarti semua makanan dan minuman kamu bawa. Sebelum berangkat, kamu sudah dapat mempersiapkan makanan dan minuman apa saja yang dapat memenuhinya. Sekarang, banyak kok makanan ringan yang tidak menambah berat bawaan kamu, tetapi kebutuhan nutrisi dan gizi harian kamu dapat terpenuhi.
ADVERTISEMENT
b. Pakaian
Kamu dapat mempertanyakan kembali pada diri sendiri. Apakah pakaian yang saya bawa sudah siap dan tepat, dengan kondisi cuaca dan medan serta alam yang dituju. Karena, bisa saja cuaca cerah, tiba-tiba berubah mendung dan hujan. Sebelumnya terasa tenang dengan hembusan angin lembut, seketika berubah menjadi angin yang kencang dan terjadi badai.
c. Shelter atau Tempat Beristirahat
Tempat beristirahat seperti apa yang akan kamu bawa: tenda, hammock, atau fly sheet. Perlengkapan wajib lainnya untuk shelter: sleeping bag, matras, liner dan penerangan. Pastikan kamu dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan medan tujuannya serta semuanya berfungsi dengan baik – cek dan ricek sebelum kembali di rumah sebelum pergi.
Tenda dan fly sheet sebagai shelter atau tempat beristirahat saat di camp setelah berjalan atau berkatifitas. Foto: Tim Jelajah 54 TN Indonesia.
d. Kesehatan dan Keselamatan
ADVERTISEMENT
Jika kamu atau seorang teman kamu terluka, sudahkah mengetahui apa yang harus dilakukan? Cari tahu cara menghubungi petugas atau pengelola kawasan yang dapat membantu kamu. Itu, contoh dua pertanyaan yang bisa kamu tanyakan pada diri sendiri di samping pertanyaan-pertanyaan lainnya yang mungkin saja dapat menyelamatkan kamu saat terluka – karena sudah mempersiapkan dan mengantisipasinya sejak awal. Sejatinya, tidak akan nyaman dan yang dapat kamu nikmati, kalau kamu celaka atau terluka.
Nah, karenanya, setidaknya kamu sudah harus mempersiapkan perlengkapan dan obat-obatan untuk menghadapi situasi yang mungkin saja terjadi saat kamu beraktifitas di alam terbuka. Kotak P3K dan Survival Kit, merupakan perlengkapan yang harus ada dalam backpack atau ransel kamu.
2. Mengemas
ADVERTISEMENT
Mengemas menjadi penunjang penting setelah persiapan. Menjadi penyeimbang aturan sebelumnya di atas atau nomor satu. Jadi, bagaimana mengemas semua perlengkapan dan kebutuhan menjadi lebih ringan untuk dibawa selama perjalanan.
Ilustrasi chek list. Foto: Pixabay
Kamu sudah harus bisa memilah yang perlu dibawa atau tidak. Karena semakin ringan yang kamu bawa, semakin mudah kamu melakukan pergerakan dan menikmati alam yang dikunjungi. Jadi, coba kembali lakukan checklist persiapan. Sehingga kamu tidak berlebihan membawanya. Karena, bisa saja ada perlengkapan yang dapat berfungsi ganda atau multi fungsi. Intinya, mereduksi atau mengurangi beban, bukan artinya mengurangi rasa aman, nyaman, dan keselamatan kamu dan kerusakan alam dan lingkungan. Berkungai beberapa kilogram atau gram saja, sangat terasa untuk kenyamanan perjalanan kamu.
3. Jangan Tinggalkan atau Minimalkan Jejak
ADVERTISEMENT
Jangan meninggalkan jejak aktivitas kamu selama berkegiatan di alam terbuka adalah bentuk tanggungjawab dan penghormatan kita terhadap kesucian dan kesakralan belantara serta menjaga dan memastikan kelestarian serta keberlanjutannya.
sebuah lembaga nirlaba swasta di Amerika, National Outdoor Leadership School (NOLS), sejak tahun 1990 telah mengembangkan "Leave No Trace". Suatu etika berkegiatan di alam bebas yang awalnya dikembangkan untuk hutan hujan tropis di Amerika Latin. Adapun pada dasarnya berlaku untuk hutan hujan tropis di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Sekelompok pendaki sedang menuju puncak Rinjani. Foto: Harley Sastha
Prinsip 'Leave No Trace' mempunyai tujuan untuk meminimalisasi dampak sosial dan lingkungan terhadap alam bebas akibat aktivitas yang dilakukan manusia di dalamnya. Utamanya wilayah yang dilindungi seperti taman nasional, taman wisata alam, dan kawasan konservasi lainnya. Ini merupakan etika yang menjadi sikap dan kesadaran diri sendiri. Tujuh prinsip 'Leave No Trace' tersebut adalah:
ADVERTISEMENT
a. Persiapan dan Perencanaan ke Depan
Ini agar aktivitas kamu dapat berjalan senyaman dan seaman mungkin serta benar-benar meminimalisasi dampak yang timbul karenanya.
b. Hormat dan Toleransi Terhadap Orang Lain
Agar setiap orang dapat menikmati dan merasakan pengalaman secara maksimal yang sama sebagaimana diri kamu.
c. Menghormati Kehidupan Liar
Bukan hanya untuk keamanan, keselamatan dan kesehatan satwa liar, tetapi juga untuk diri kamu. Hal ini juga untuk menjaga agar satwa-satwa tersebut tetap hidup liar sebagaimana adanya.
d. Berjalan dan Berkemah pada Permukaan yang Tahan Lama
Dua pendaki sedang berjalan di trail atau jalan setapak jalur pendakian Dukuh Seman, Gunung Sumbing. Dengan tetap berada di trail kamu ikut melindungi ekosistem di sekitar jalur dari kerusakan. Foto: Harley Sastha
Dengan mengetahui dan memahami hal ini, kamu dapat meminimalisasi dampak pada tanah dan ekosistem yang ada.
e. Membuang Limbah dengan Benar
Membuang sampah hasil dari aktivitas kamu dengan dengan baik dan benar – termasuk cara cara kamu buang air besar dan kecil – dapat menghindari pencemaran dan kerusakan terhadap sumber air dan lingkungan lainnya, serta timbulnya penyakit dan kematian pada satwa liar. Juga merusak kenyamanan orang lain akibat polusi bau yang tidak sedap dan pandangan mata. Ingat, jangan pernah meninggalkan sampah sisa atau sampah hasil aktivitas kamu selama berkegiatan: pack it, pack out.
ADVERTISEMENT
f. Biarkan yang Kamu Lihat dan Temukan
Dengan membiarkan apa yang kamu lihat dan temukan. Tidak mengubah atau memindahkan atau membawanya atau merusaknya, itu artinya kamu memberikan orang lain kesempatan yang sama untuk melihat dan merasakan pengalaman seperti yang kamu rasakan.
Arca di puncak sekitar puncak Arca, Pegunungan Iyang Argopuro. Foto: Harley Sastha
g. Meminimalkan Dampak Pembuatan Api Unggun
Hati-hati dalam penggunaan api. Kelalaian dan kecerobohan kamu, dapat saja menyebabkan kebakaran yang dampaknya lama dan menghancurkan hutan, habitat alami, serta lahan pertanian. Pastikan boleh tidaknya pembuatan api unggun kepada pihak pengelola.
Jadi, gimana sobat Kumparan, yuk kita pahami lagi bersama ‘golden rules’ di atas, sebelum memulai kembali aktivitas luar ruang atau di alam terbuka. Agar semua berjalan aman, nyaman, selamat dan lingkungan pun terjaga.
ADVERTISEMENT