Media yang Melahirkan Fenomena

Hanna Tsaqifa Fairuza
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
30 Desember 2020 5:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hanna Tsaqifa Fairuza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fans Kpop yang semakin marak seiring berkembangnya  fenomena Korean pop
zoom-in-whitePerbesar
Fans Kpop yang semakin marak seiring berkembangnya fenomena Korean pop
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media yang berkembang saat ini, sangat memudahkan kita sebagai penggunanya untuk memeperoleh informasi-informasi yang tak hanya dari sekitar kita tetapi dari berbagai belahan dunia. Hal ini membuktikan bahwa perkembangnya teknologi ini sangat berperan dalam kehidupan manusia modern agar tidak tertinggal hal baru yang sedang hangat di bicarakan . Pada masa sekarang semua hal yang terjadi di berbagai belahan dunia dapat kita ketahui dengan cepat dan akurat hanya dengan membaca berita di portal berita atau hanya sekedar meng-scroll media sosial seperti twitter atau instagram. Menurut KBBI kata media berari (alat) sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk. Contoh-contoh media tersebut merupakan media yang memiliki massa banyak seperti pendengar radio, pembaca koran, atau penonton televisi adalah massa dalam jumlah besar. Tetapi dengan semakin berkembanganya internet, penonton televisi dan pendengar radio menjadi semakin berkurang.
ADVERTISEMENT
Berkurangnya penonton televisi saat ini menjadikan berbagai stasiun tv berlomba-lomba untuk menarik perhatian penonton nya dengan program-program yang unik dan kreatif. Termasuk dengan program sinteron yang banyak sekali di gemari masyarakat sejak dulu, contohnya sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang ditayangkan di RCTI banyak mengambil hati masyrakat Indonesia pada tahun 2012 membuat sinetron ini memproduksi 2.185 episode sampai tahun 2017, sinetron yang di produksi oleh rumah produksi SinemArt ini menjadi sangat popular di masyarakat saat itu. Pada tahun 2020 ini RCTI Kembali menarik hati penggemar sinetron yang kebanyakan dari kalangan ibu-ibu dengan sinetron Ikatan Cinta dari rumah produksi MNC Picture. Sinteron ini hangat di perbincangkan belakangan ini karena alur cerita yang menurut kebanyakan orang fresh dan berbeda dari sinetron-sinetron Indonesia biasanya
Sinetron ikatan cinta yang sedang banyak di bicarakan saat ini
ADVERTISEMENT
Tak hanya sinetron dari dalam dalam negri yang sedang hitz saat ini, drama dari korea atau yang biasa di sebut drakor juga sedang hitz di Indonesia. Jika sinetron RCTI menjadikan ibu-ibu sebagai target pasar mereka, drama korea ini lebih menarik perhatian dari kalangan anak-anak muda. Salah satu drama yang sedang hitz di perbincangkan belakangan ini adalah drama Start Up, fenomena drama ini cukup menghebohkan di Indonesia bahkan banyak yang menyerukan tagar #TeamHanJiPyeong dan #TeamNamDoSan di media-media sosial seperti Instagram dan twitter, tidak sedikit juga restoran yang mengambil peluang ini dengan memasang tag besar di depan restoran mereka sebagai salah satu bentuk dukungan untuk drama tersebut dan promosi restoran itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Fenomena demam korea di Indonesia sendiri sudah tidak bisa dihindari, banyak dari masyarakat Indonesia terutama para pelajar dan mahasiswa yang menggandrungi Korean pop atau Kpop. Hal ini tidak terlepas dari peran media yang ikut menyebarkan pop culture di Indonesia, kemudahan mengakses internet juga sangat memepengaruhi hal ini sehingga banyak para fans Kpop lebih mudah mengakses berita terbaru tentang idol mereka, bahkan belakangan ini banyak marketplace seperti Shopee dan Tokopedia yang berlomba-lomba menarik perhatian para fans Kpop dengan mengundang idol-idol Korea untuk mempromosikan marketplace tersebut. Sebut saja Blackpink yang sempat menjadi model iklan untuk Shopee pada tahun 2018 lalu boygroup NCT yang di undang oleh Tokopedia dalam acara Tokopedia Waktu Indonesia Belanja atau yang biasa di singkat WIB. Hal ini jelas mengundang banyak perhatian dari para fans kpop yang akan menguntungkan marketplace tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya dari sinetron, drama, atau grup musik korea, di Indonesia saat ini juga banyak hal yang menjadi popular karena di promosikan oleh para infuencer di platform media sosial seperti Instagram, atau yang biasa di sebut selebgram. Banyak hal yang menjadi popular karena di endorse atau di iklan kan oleh seleb Instagram. Contoh saja Bittersweet by Najla, dessert box yang belakangan ini sedang hitz di Indonesia karena banyak di promosikan oleh para influencer di Instagram. Sehingga menarik banyak followers atau fans selebgram tersebut untuk membeli dessert box tersebut.
Dengan banyak nya hal yang popular di Indonesia saat ini, menjadikan banyak budaya popular yang ikut berkembang. Seperti contohnya group idol musik Korea tadi yang berhasil menarik pasar di Indonesia dengan musik Korea, banyak masyarakat yang menggemari musik pop ini dengan suguhan girl band dan boy band yang memikat. Selain itu budaya popular yang berkembang di Indonesia yang lain adalah berbelanja, baik barang-barang mewah atau branded sampai barang yang murah dan terjangkau. Budaya ini sangat di pengaruhi oleh hal popular yang mereka gemari seperti drama, sinetron atau film atau bahkan artis-artis nya. Hal itu menjadikan para khalayak tertarik untuk memiliki barang atau makanan yang mereka lihat dari media tersebut.
ADVERTISEMENT
Semua fenomena ini tentu tidak terjadi dengan sendiri nya, peran media sangat penting karena media lah sumber dari segala informasi saat ini bukan hanya melalui televisi atau radio melainkan melalui media sosial seperti Instagram, twitter, facebook bahkan whatsapp pun bisa menjadi alat untuk mendapatkan informasi. Namun semakin banyak nya platform untuk mendapatkan informasi yang sedang hangat, semakin kita juga harus pandai menyaring informasi yang di terima agar tidak menangkap berita bohong atau hoax. Selain itu dengan semakin populernya banyak budaya-budaya baru hendaknya kita sebagai khalayak harus cerdas memilih mana yang seharusnya menjadi kebutuhan dan hanya sebagai keinginian agar tidak terus hanyut dengan budaya pop yang terus mengalir ini.
ADVERTISEMENT