Ramadan: Redakan Gejolak Politik Pasca Pemilu

Habni Zakiyah
Mahasiswi jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
18 Maret 2024 14:37 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Habni Zakiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses pemungutan suara di TPS 1 Karangsari, Purwodadi, Purworejo. Sumber Foto: Fatkul Qorib diambil pada tanggal 14 Februari 2024
zoom-in-whitePerbesar
Proses pemungutan suara di TPS 1 Karangsari, Purwodadi, Purworejo. Sumber Foto: Fatkul Qorib diambil pada tanggal 14 Februari 2024
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan penuh keberkahan bagi umat muslim sebagai penawar gejolak politik Indonesia pasca pemilu
ADVERTISEMENT
Ramadan, bulan suci yang banyak dinantikan oleh umat muslim di seluruh dunia. Di sejumlah negara, seperti Indonesia yang telah menyelenggarakan pesta demokrasi yaitu Pemilihan Umum (Pemilu) yang di dalamnya terdapat huru-hara selama proses pemilu berlangsung. Bulan ramadan ini bisa dijadikan sebagai penawar untuk meredakan gejolak politik yang ada pasca pemilu. Karena pada dasarnya, bulan ramadan momen yang paling tepat untuk menumbuhkan kembali semangat spiritual yang mendalam, toleransi dengan adanya perbedaan, perdamaian, meredakan ambisi, mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dan mengembalikan semangat untuk menjadikan diri lebih baik. Pasca pemilu, ramadan bisa menjadi momentum tepat untuk membina kembali kerukunan sosial yang mungkin terganggu.
Kilas Balik Proses Pemilu
Pemilu sering kali menjadi momen krusial pertarungan antar anggota partai politik untuk mengunjukkan diri sebagai calon yang cakap untuk memimpin sebuah negara. Sehingga, tidak heran lagi adanya gesekan antar pasangan calon yang bersaing. Setiap paslon memiliki daya tarik masing-masing dalam pencalonannya dengan membawa visi misi yang menurutnya mumpuni untuk membersamai kemajuan bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Proses pemilu diawali dengan berbgai peristiwa di antaranya keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai batas umur pencalonan calon presiden maupun calon wakil presiden. Putusan yang dirasa mendadak ini menimbulkan pro kontra di lingkungan masyarakat. Setelah memutuskan perkara batas umur, Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman yang tak lain adalah adik ipar Presiden Joko Widodo diberhentikan dengan duduk perkara adanya pelanggaran berat terhadap kode etik yang berkaitan dengan uji materi perkara tentang batas umur calon presiden dan calon wakil presiden.
Gibran dengan didukung oleh koalisi Inonesia Maju mendampingi Prabowo sebagai calon prsedien untuk menjadi salah satu kandidat pserta pemilu. Terdapat tiga pasangan calon (paslon) yaitu diurutan pertama pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin, dan pasangan diurutan ketiga Ganjar Pranowo dan Mahfu MD. Ketiga paslon berbekal visi misi mereka dan karakteristik branding yang kuat untuk mempublikasikan arah politik dan kepemrintahannya kelak jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.
ADVERTISEMENT
Masa kampanye oleh setiap paslon dilalui dengan mendekatkan diri kepada masyarakat. Berbagai pendekatan dilakukan oleh setiap paslon seperti konsep kampanye yang terkenal yaitu “Desak Anis Slepet Imin”. Konsep tersebut dilakukan seperti menghadirkan sebuah ruang untuk masyarakat dapat bertanya mengenai Anis berikut dengan visi misi yang diusung. Kemudian, branding pasangan calon kedua yaitu mengusung citra “gemoy” dengan agenda pendekatan seperti senam gemoy dan juga konsep branding dengan memanfaatkan AI. Sedangkan, pasangan calon ketiga mengusung konsep nano strategi yang menyasar pada gen z.
Program ketiga paslon yang paling terkenal di masyarakat adalah program membuat harga BBM semurah mungkin, program makan siang gratis, dan program KTP sakti. Ketiga program terkenal tersebut tidak serta-merta menjadikan masyarakat memilih paslon tersebut. Ketiga paslon juga diberi ruang oleh KPU untuk mengikuti debat menyampaikan program-program lain untuk memenangkan hati rakyat. Beberapa peristiwa terkenal di sosial media setelah debat usai seperti istilah angin tidak punya KTP yang disampaikan oleh Anis, gimmick Gibran terhadap Mahfud, serta peristiwa lain yang menjadi sorotan warganet.
ADVERTISEMENT
Sebelum pemilu diselenggarakan, hal heboh yang mewarnai pesta demokrasi tahun ini yaitu banyaknya para guru besar dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia berbondong-bondong mendeklarasikan peduli demokrasi dan stop dinasti politik. Setelah banyaknya drama politik yang tidak berkesudahan. Dari mulai civitas akademik seperti rektor, guru besar, dan mahasiswa bersama-sama mendeklarasikan pemilu yang damai dan mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin dengan memperhatikan dan menilai dari berbagai aspek.
Evaluasi Pemilu
Seluruh rangkaian drama yang terjadi selama pemilu berlangsung dari mulai elite politik sampai pada tatanan masyarakat terkecil. Karena memang, pesta demokrasi pemilihan presiden sangat panas dikarenakan setiap paslon memiliki perbedaan dalam melanjutkan pemerintahan kepemimpinan sebelumya. Oleh karena itu, banyaknya drama dapat menimbulkan prespektif baru bagi masyarakat. Sehingga, perlu adanya evaluasi yang mendalam, jujur, teliti, dan transparan untuk mengembalikan kepuasan kepada masyarkat terhadap politik.
ADVERTISEMENT
Kehadiraan Ramadan Sebagi Penawar Ketegangan Pasca Pemilu
Proses penghitungan suara pemilu oleh KPU masih berlangsung. Hasil pemilu tidak hanya menentukan siapa pemimpin dan menentukan kebijakan-kebijakan yang diambil akan tetapi berdampak pada dinamika politik dan sosial di masyarakat. Maka dari itu, dibutuhkan ruang untuk berdisukusi yang terbuka dan inklusif, serta mempromosikan sikap saling menghormati di antara para aktor politik. Selain itu, dibutuhkan kesadaran bagi masing-masing pribadi untuk selalu mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
Foto diambil di Desa Karangsari, Purwodadi, Purworejo. Sumber Foto: Fatkul Qorib diambil ditanggal 16 Maret 2024
Sebagai bulan yang mulia bagi umat muslim, Ramadan merupakan momentum tepat untuk memupuk kembali kesadaran berbangsa dan bernegara di atas kepentingan lain. Ramadan pasca pemilu ini dapat menjadi titik balik meredakan gejolak politik yang ada. Ramadan memiliki atmosfer spiritual yang kuat dimana umat muslim di dunia berkomitmen untuk meningkatkan ibadah dan ketaatan kepada nilai-nlai Islam.
ADVERTISEMENT
Ramadan dapat menjadi waktu bagi masyarakat untuk merenungkan segala peristiwa yag menghiasi pesta rakyat ini. Tidak hanya menahan lapar, di bulan puasa juga harus dapat mengendalikan hawa nafsu seperti marah, kesal, kebencian, dendam, dan prasangka buruk terhadap orang lain. Membina kembali hubungan baik antar tetangga untuk membuat suasana ramadan menjadi aman, nyaman, tentram dengan tradisi masing-masing yang biasanya diselenggarakan.
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu ramadan memiliki potensi besar dalam meredakan gejolak politik yang sempat memanas. Dengan kekuatan spiritual yang tinggi dan mengutamakan nilai-nilai toleransi, masyarakat dapat memulihkan suasana menjadi lebih damai. Pesta demokrasi pemilu telah selesai terselenggara tinggal kita menunggu hasil dan menerima hasil dengan lapang dada. Selain itu, sudah sepatutnya kita sebagai umat muslim menyerahkan segala hal kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah kita mengusahakan segala hal itu. Di bulan penuh kemuliaan ini, hendaknya kita merenungkan dan meredakan segala ambisi demi kepentingan bersama. Sambutlah bulan yang mulia ini dengan penuh suka cita.
ADVERTISEMENT