Ternyata Mourinho Pernah Buat Cristiano Ronaldo Hampir Menangis

sumber foto: instagram

Ronaldo dan Mourinho pernah bekerjasama 3 musim di Real Madrid. Ronaldo merapat lebih dulu ke Santiago Bernabeu pada 2009 sementara setahun berselang Mourinho datang menggantikan Manuel Pellegrini.

Dan seperti diceritakan oleh Luka Modric melalui buku otobiografinya, keduanya ternyata pernah terlibat konfrontasi yang hampir membuat Cristiano Ronaldo menangis.

Cek-cok di antara mereka terjadi pada saat Real Madrid melawan Valencia di babak perempatfinal Copa Del Rey.

"Saya terkejut dengan reaksi Mourinho. Kami menang 2-0 di Copa del Rey. Ronaldo tidak mengejar lawan saat terjadi lemparan ke dalam dan Jose sangat marah dengan Cristiano," tulisnya di otobiografinya yang berjudul My Game.

"Keduanya bersitegang lama di lapangan. Setelah kembali ke ruang ganti saat turun minum, saya melihat Ronaldo putus asa, dan hampir menangis," lanjutnya.

Ronaldo berujar pada Modric, "Saya melakukan yang terbaik dan dia terus mengkritik saya."

Bahkan lanjut Luka Modric bisa saja konfrontasi antara keduanya berlanjut ke baku hantam jika pemain Real Madrid yang lain tidak ikut campur untuk melerai.

"Mereka bersitegang, cuma campur tangan teman-teman yang menghindari perkelahian di antara keduanya,"ujar Modric menambahkan.

Cerita tentang konfrontasi dua pria Portugal itu juga pernah disampaikan oleh Emanuel Adebayor sebagaimana dilansir dari Daily Star.

"Kami menang 3-0 pada saat (Mourinho) masuk ke ruang ganti dan marah-marah. Dia menendang kulkas, menendang televisi, melempar botol. Dia memarahi semua orang. Aku ingat dia pernah memarahi Ronaldo setelah dia mencetak hatt-trick.”

"Mourinho berkata, 'Semua orang bilang Anda yang terbaik di dunia dan Anda bermain dengan buruk. Tunjukkan padaku yang terbaik," ujarnya menirukan kemarahan Mourinho.

Mourinho dipecat dari Real Madrid di akhir musim 2012-2013 dan kembali membesut Chelsea sementara Ronaldo membawa Real Madrid berkibar di bawah kepelatihan Ancelotti dan Zinedine Zidane dengan menjadi juara empat kali liga Champion sebelum memutuskan untuk bergabung dengan Juventus pada musim 2018/2019.