Paradoks Produktivitas, Ketika Lebih Banyak Tidak Selalu Lebih Baik

Gilang Ramadhan
Pengajar - Penulis - S1 Bahasa dan Sastra Indonesia - Warga Gang Mangga Garis Lurus
Konten dari Pengguna
18 Desember 2023 10:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gilang Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Paradoks produktivitas adalah fenomena di mana sejumlah waktu yang melimpah tidak selalu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. Di era di mana kita hidup, produktivitas menjadi kata kunci. Semua orang ingin menjadi lebih produktif, menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat. Namun, di balik semangat untuk menjadi lebih produktif, terdapat paradoks yang membingungkan: kadang-kadang, usaha untuk menjadi lebih produktif justru dapat mengurangi produktivitas itu sendiri.
Ilustrasi seorang pekerja yang merasa lelah. Sumber gambar: by thiracardz on Freepik (https://www.freepik.com/free-photo/freelance-asia-women-wear-face-mask-using-laptop-hard-work-new-normal-office-working-from-home-overload-night-self-isolation-social-distancing-quarantine-corona-virus-prevention_10073990.htm#query=asian%20PeoPle%20burnout&position=13&from_view=search&track=ais&uuid=8a6d65cb-71ca-4b66-95d3-0f1f23890c7c)
Fenomena ini sering kali terjadi di tempat kerja. Kita sering berpikir bahwa dengan bekerja lebih lama, multitasking, atau mengisi setiap waktu luang dengan pekerjaan, kita akan menjadi lebih produktif. Namun, kenyataannya bisa jadi sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini pertama kali diamati oleh pakar manajemen, Peter Drucker, pada tahun 1950-an. Drucker mencatat bahwa semakin banyak waktu yang tersedia, maka semakin banyak pula waktu yang terbuang untuk hal-hal yang tidak penting. Hal ini menyebabkan produktivitas menjadi menurun.
Salah satu paradoks yang sering muncul adalah kelelahan akibat usaha untuk terus menerus "meningkatkan" produktivitas. Ketika seseorang terus-menerus memaksakan diri untuk bekerja tanpa istirahat yang memadai, produktivitas jangka panjangnya bisa menurun. Tubuh dan pikiran manusia butuh istirahat untuk dapat berfungsi secara optimal. Alih-alih meningkatkan produktivitas, terus bekerja tanpa henti justru dapat mengurangi fokus, kreativitas, dan efisiensi.
Multitasking juga menjadi salah satu jebakan paradoks produktivitas. Meskipun terdengar menggiurkan, melakukan beberapa pekerjaan sekaligus seringkali membuat kita tidak fokus. Alih-alih menyelesaikan lebih banyak, kita bisa jadi malah membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Fokus yang terbagi dapat mengurangi kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat dapat menimbulkan stress. Stress yang berlebihan justru dapat menghambat produktivitas. Ketika pikiran dipenuhi dengan kecemasan dan tekanan, konsentrasi dan kreativitas akan menurun. Maka dari itu, menjaga keseimbangan antara beban kerja dan waktu istirahat menjadi krusial untuk menjaga produktivitas yang optimal.
Namun, ada juga paradoks lain yang menarik terkait dengan produktivitas. Beberapa orang justru menjadi lebih produktif saat mereka memiliki batasan waktu yang ketat atau ketika mereka dihadapkan pada tekanan yang tinggi. Fenomena ini dikenal sebagai "efficiency paradox". Saat seseorang memiliki waktu yang terbatas, mereka cenderung lebih fokus dan efisien dalam menyelesaikan tugas.
Lalu, bagaimana kita menyeimbangkan paradoks ini agar produktivitas tetap terjaga? Salah satu kuncinya adalah dengan mencari keseimbangan yang tepat antara bekerja dan istirahat. Memberikan waktu istirahat yang cukup, baik secara harian maupun mingguan, akan membantu otak dan tubuh untuk memulihkan energi, sehingga saat kembali bekerja, produktivitas tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Selain itu, penting untuk memprioritaskan tugas. Bukan berarti melakukan segala sesuatu secara bersamaan, tetapi menentukan apa yang benar-benar penting dan mendesak untuk diselesaikan terlebih dahulu. Fokus pada tugas-tugas yang memiliki dampak besar akan membantu dalam menjaga produktivitas yang seimbang.
Penting juga untuk mengenali bahwa setiap orang memiliki pola produktivitas yang berbeda-beda. Ada yang lebih produktif di pagi hari, sementara yang lain lebih produktif di malam hari. Mengenal pola produktivitas diri sendiri dapat membantu untuk mengatur jadwal kerja dan istirahat yang lebih efektif.
Dalam dunia yang terus berkembang dan terhubung secara digital ini, kita juga perlu belajar untuk tidak terjebak dalam "keharusan" untuk selalu aktif dan terhubung dengan pekerjaan. Memberikan waktu untuk melepaskan diri dari layar dan menikmati waktu bersama keluarga atau melakukan hobi dapat membantu menyegarkan pikiran dan meningkatkan produktivitas saat kembali bekerja.
ADVERTISEMENT
Jadi, paradoks produktivitas dalam pekerjaan merupakan tantangan yang nyata. Namun, dengan memahami bahwa terlalu banyak usaha untuk meningkatkan produktivitas bisa jadi kontraproduktif, kita bisa menemukan keseimbangan yang tepat. Produktivitas bukan hanya soal melakukan lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat, tetapi juga tentang menjaga kualitas dan keseimbangan dalam hidup kita.