Pengembangan Kemampuan Militer Indonesia di Masa Depan

Gerry Indradi
Pengamat dan perangkai kata
Konten dari Pengguna
29 April 2018 8:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gerry Indradi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
KRI Bung Tomo di Cilacap. (Foto: Antara/Idhad Zakaria)
zoom-in-whitePerbesar
KRI Bung Tomo di Cilacap. (Foto: Antara/Idhad Zakaria)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT. Pindad baru saja merampungkan purnarupa Medium Tank hasil kolaborasi dengan Pemerintah Turki. Langkah ini perlu mendapat apresiasi. Indonesia sebagai negara besar memang perlu secara kontinu membangun kemampuan militernya. Namun demikian, sifat konflik “tradisional” bersenjata atau perang, akan berubah drastis ke depannya dan memerlukan pengembangan persenjataan yang lebih dari sekedar tank.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini mencoba untuk memprediksi arah tersebut dan menawarkan langkah yang perlu diambil Pemerintah Indonesia guna mengantisipasinya.
Kemenangan Prusia atas Perancis pada tahun 1870 telah mengubah taktik militer di Eropa. Setelah kemenangan tersebut, mobilisasi cepat personel militer melalui kereta api dan pengembangan teknologi artileri menjadi fokus pengembangan teknologi militer pada saat itu.
Pada tahun 1930, militer di dunia Barat mengalihkan fokus mereka kepada pengembangan militer Angkatan Udara. Diyakini pada saat itu bahwa kemampuan Angkatan Udara akan menciptakan supremasi militer.
Fokus militer dunia kembali beralih pada tahun 1990-91 seusai Perang Teluk I ketika dunia dikejutkan dengan kemenangan militer Amerika Serikat yang bertumpu pada stealth technology, space-based communication dan precision-guided munitions.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan saat ini? Apa yang perlu dipersiapkan oleh Indonesia?
Ada dua hal yang perlu diantisipasi oleh Indonesia; yaitu konflik bersenjata intra-state dan inter-state. Dalam konsep intra-state, Indonesia perlu mengantisipasi terjadinya perang saudara yang terjadi di wilayah perkotaan seperti yang terjadi di Suriah.
Guna mencegah terpicunya perang saudara, pertama Indonesia perlu mengembangkan kemampuan anti-influence operations (IOs), yaitu operasi intelijen untuk mempengaruhi politik dalam negeri suatu negara melalui pembentukan opini publik.
IOs terbentuk dari perkembangan dunia digital yang telah membuka pintu baru bagi operasi intelijen. Operasi intelijen destabilitasi negara saat ini tengah dikembangkan melalui dunia digital seperti yang terjadi di Arab Spring. Indonesia perlu mengantisipasi hal ini.
Kedua, Indonesia juga perlu membangun kesiapan perang perkotaan. Perang saudara, jika terjadi, akan banyak bertempat di perkotaan. Hal ini dikarenakan 2/3 penduduk dunia tinggal di perkotaan.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini Indonesia perlu membangun kesiapan perang jarak dekat dengan kemampuan urban warfare. Untuk membangun kemampuan urban warfare, Indonesia perlu membangun kelengkapan militer seperti light tank atau narrow rotor span-helicopters.
Untuk inter-state, Indonesia setidaknya harus membangun kemampuan anti-access/area denial, atau yang dalam dunia militer dikenal dengan A2/AD. A2/AD merupakan konsep pembangunan pertahanan negara yang mampu mengakibatkan kerusakan yang hebat dari pihak yang hendak menginvasi Indonesia secara militer. Kemampuan pertahanan ini diharapkan dapat menanggalkan niat pihak luar untuk menginvasi Indonesia.
Guna membangun kemampuan A2/AD, salah satunya Indonesia perlu berinvestasi pada pembangunan kemampuan land, air, and sea defence missiles dengan kemampuan daya jelajah yang luas. Hal ini untuk mencegah penguasaan titik masuk invasi baik melalui jalur darat, laut, maupun udara. Kemampuan ini juga harus diimbangi dengan kemampuan radar yang baik dan teknologi komunikasi berbasis satelit.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Indonesia juga perlu mengembangkan kemampuan Artificial Intelligence (AI) yang akan memegang peranan besar tidak hanya dalam aspek militer namun seluruh aspek kehidupan manusia di masa depan. Militer Barat bahkan tengah mengembangkan drones sebesar lalat untuk alat mata-mata. Itu hanya segelintir dari yang mereka tengah kembangkan.
Inilah sekelumit mengenai hal-hal yang perlu diantisipasi oleh Indonesia. Si Vi Pacem, Para Bellum. Jayalah Indonesia. Tak boleh sejengkal pun kau terusik. Merdeka atau mati.