3 Pembunuh Berantai Tersadis di Indonesia

Generasi Milenial
Generasi Milenial
Konten dari Pengguna
14 September 2021 11:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Generasi Milenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pembunuhan. Foto; Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembunuhan. Foto; Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu kasus dalam catatan hitam tindak kriminal di Indonesia adalah pembunuhan berantai. Belasan nyawa tak berdosa melayang dalam tindakan kejahatan tersebut. Tak jarang pelaku melakukan tindak kekerasan seksual pada korban sebelum menghabisi nyawanya.
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini tiga pembunuh berantai tersadis di Indonesia.

1. Ryan Jombang

Pembunuh berantai Indonesia Verry Idham Henyansyah yang dikenal sebagai Ryan melambai di balik jeruji setelah pengadilan negeri di Depok menjatuhkan hukuman mati. Foto: Bay Ismoyo/AFP
Very Idham Henyansyah atau yang sering disebut Ryan Jombang menjadi salah satu nama pembunuh yang namanya masih membekas di ingatan warga Indonesia. Bagaimana tidak, aksi pembunuhan yang ia lakukan pada tahun 2008 berhasil menggegerkan masyarakat.
Kejahatannya terkuak setelah ditemukan tujuh potongan tubuh manusia di dalam dua tas dan kantong plastik di sekitar Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan pada 12 Juli 2008.
Setelah diidentifikasi, potongan tubuh tersebut adalah milik Heri Santoso. Sebelum meninggal, korban diketahui bertemu dengan Ryan. Pihak kepolisian pun akhirnya menangkap Ryan. Pembunuhan tersebut pun terungkap dilakukan di sebuah apartemen di kawasan Margonda Raya, Depok.
ADVERTISEMENT
Ryan mengaku sakit hati pada korban karena pasangan sejenisnya ditawar almarhum untuk berhubungan seksual. Dari pengakuan tersebut, polisi curiga masih ada korban lain.
Benar saja, pada Juli 2007, Ryan membunuh korban pertamanya bernama Guruh Setyo Pramono alias Guntur. Jasadnya dibakar bersama gulungan kasur dan sisa tubuhnya dimasukkan ke kolam ikan.
Diketahui pula, 10 dari 11 korbannya dikubur di belakang rumah orang tuanya di Jombang. Kebanyakan korbannya adalah pria.
Pada 6 April 2009, Pengadilan Negeri Depok menjatuhi hukuman mati pada Ryan. Sambil menunggu eksekusinya, ia memilih untuk puasa, bertobat, dan mengajar Al-Quran di Lapas Kelas I Cirebon.

2. Babeh Baekuni

Ilustrasi pembunuhan. Foto: Pixabay
Babeh Baekuni ini mulanya adalah seorang anak dari Magelang yang menggelandang ke Jakarta. Ia pernah menjadi korban sodomi oleh para preman. Pengalaman tersebut melahirkan rasa dendam di hatinya.
ADVERTISEMENT
Di usia senjanya, ia melakukan berbagai tindak kejahatan yang korbannya kebanyakan anak-anak, seperti penculikan hingga pembunuhan. Ia pernah tersandung kasus penculikan anak di bawah umur dan dipenjara dua tahun.
Tidak berhenti di situ, ia pernah membunuh seorang anak berusia 12 tahun di Purwokerto. Potongan kepalanya dibawa ke Jakarta untuk menghilangkan jejak.
Akhirnya, kejahatannya terungkap setelah ada orang tua yang melaporkan kehilangan anak pada tahun 2010. Setelah diselidiki, polisi pun menangkap Babeh Baekuni di kediamannya di daerah Pulogadung, Jakarta Timur.
Dari penangkapan tersebut, semua kejahatan Babeh Baekuni akhirnya terungkap. Ia telah melakukan sodomi terhadap anak di bawah umur sejak tahun 1993. Selain itu, ia juga telah membunuh 14 anak berusia 4-14 tahun. Empat di antaranya dimutilasi. Psikopat ini mengaku merasa senang melihat korbannya menderita hingga meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Akibat tindakannya tersebut, ia dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada 6 Oktober 2010.

3. Siswanto

Ilustrasi pembunuhan. Foto: Shutter Stock
Siswanto merupakan sosok pembunuh yang cukup terkenal pada era 90-an. Pria yang dijuluki sebagai Robot Gedek ini telah menewaskan 12 anak berusia 9-15 tahun pada tahun 1994-1996.
Selain pembunuh, ia juga merupakan seorang pedofilia. Ia menyodomi para korban, kemudian membunuh dan memutilasi mereka untuk menghilangkan jejak.
Parahnya lagi, ia meminum darah dan mengoleksi sebagian potongan tubuh para korban. Sebagian potongan yang lain dibuang di sekitar Pondok Kopi, Jakarta Timur, dan area bekas bandara di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ketika ditangkap, ia mengaku melakukan kejahatan dalam kondisi tidak sadar. Ia mengira korbannya adalah seekor ayam.
ADVERTISEMENT
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pun menjatuhi hukuman mati pada Siswanto. Namun, sebelum tewas ditembak, Siswanto meninggal dunia akibat serangan jantung pada tahun 2007.
Itu tadi tiga pembunuh berantai tersadis di Indonesia. Semoga saja kejadian seperti itu tidak terulang lagi pada masa kini dan mendatang, ya. (mit)