Stay at Home, Work From Home, Nesting at Home

Gamal Albinsaid
Wirausaha Sosial dan Inovator Kesehatan
Konten dari Pengguna
17 Juni 2020 11:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Gamal Albinsaid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Stay at Home, Work From Home, Nesting at Home
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pandemi COVID-19 telah mendorong banyak orang untuk berada di rumah dalam rangka mencegah risiko penularan. Sebagian masyarakat mulai menghabiskan waktu di rumah, baik secara sukarela maupun terpaksa. Mulai dari bekerja, belajar, beribadah, hingga hiburan. Dalam pandemi ini, rumah menjadi tempat paling aman bagi setiap orang. Mereka akan mencoba memenuhi berbagai kebutuhan dari rumah, meningkatkan pengetahuan dari rumah, menciptakan kesenangan dari rumah, dan membangun keseimbangan kehidupan di rumah.
ADVERTISEMENT
Selama Pandemi COVID-19, banyak orang telah membelanjakan uang untuk meningkatkan kenyamanan dan kesenangan mereka di rumah, seperti memperbaiki rumah mereka, membeli peralatan untuk menjalankan hobi, dan membeli berbagai peralatan dan kebutuhan untuk rutinitas baru di rumah. Berbagai kategori yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada e-commerce di Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir di antaranya, alat pembuat roti (tumbuh 652%), alat latihan beban (307%), monitor komputer (179%), dan alat kerajinan (117%) masuk dalam daftar 100 penjualan tertinggi. Hal tersebut akan membuat banyak masyarakat mulai terbiasa dan senang untuk menghabiskan waktu di rumah.
Setelah pembatasan dicabut, sebagian masyarakat akan terus menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Hal ini didorong oleh beberapa hal, di antaranya masyarakat ingin menghemat uang mereka akibat dari goncangan ekonomi yang mereka hadapi, masih adanya kekhawatiran dan kegelisahan atas risiko penularan infeksi, dan masyarakat sudah membelanjakan berbagai hal untuk menciptakan kesenangan, hiburan, dan kenyamanan di rumah mereka.
ADVERTISEMENT
Apakah Work From Home Efektif atau Tidak?
COVID-19 telah mengakibatkan banyak perubahan pada budaya perusahaan. Salah satunya adalah work from home. Dulu tampak tidak mudah membuat perusahaan mengizinkan semua atau sebagian karyawan bekerja di rumah, namun COVID-19 telah mendorong perusahaan menerima perubahan dan beradaptasi dengan perubahan itu.
Transparent Business, perusahaan yang membantu pelanggan secara aman mengelola tenaga kerja jarak jauh, telah mengalami peningkatan langganan sebesar 800% sejak 1 Maret. WFH telah menjadikan perusahaan-perusahaan seperti Zoom, Slack, dan Microsoft mendapatkan lonjakan pertumbuhan.
WFH selama pandemi ini akan memberikan pengalaman baru kepada perusahaan. Pengalaman ini bisa mendorong perusahaan mulai terbuka dan mempertimbangkan kebijakan WFH sebagai bagian fleksibilitas dalam meningkatkan kerja. Di sisi lain, pengalaman ini bisa mendorong perusahaan menilai WFH sebagai sesuatu yang tidak efektif.
ADVERTISEMENT
Survei dari Gartner, Inc yang dilakukan pada 317 CFO atau pemimpin keuangan pada Maret 2020 menemukan bahwa 74% CFO bermaksud untuk mengalihkan beberapa karyawan untuk remote working secara permanen. Hampir 3 dari 4 CFO merencanakan untuk mengalihkan paling tidak 5% dari karyawan di kantor untuk posisi remote setelah COVID-19.
Selain itu, Gallup Panel memberikan perspektif menarik mengenai persepsi karyawan pada WFH. Selama pandemi ini, persentase remote worker melompat dari 31% ke 62% dalam tiga pekan. Hasil dari penelitian ini cukup menarik, lebih dari setengah pekerja mengatakan bahwa mereka akan lebih suka untuk terus bekerja dari jauh sebanyak mungkin walaupun pembatasan pada bisnis dan penutupan sekolah dicabut. Namun, persentase ini telah turun dari 62% menjadi 53%. Data ini menunjukkan salah satu dampak jangka panjang dari COVID-19 terkait cara perusahaan menjalankan bisnis. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika remote working adalah pondasi bekerja di masa depan.
ADVERTISEMENT
Penelitian dari Gallup menemukan bahwa persentase yang lebih memilih untuk terus bekerja dari rumah yang tertinggi adalah teknologi, asuransi, seni, hiburan, media, keuangan, dan layanan profesional. Mereka yang memiliki preferensi lebih rendah untuk bekerja dari rumah di antaranya edukasi, retail, transportasi, dan konstruksi.
Banyak manajer juga tampaknya telah belajar bahwa bekerja dari rumah dapat dilakukan untuk staf mereka. Sekitar 6 dari 10 manajer melaporkan bahwa karyawan mereka diizinkan untuk bekerja dari rumah. Di antara 6 dari 10 manajer tersebut, sebesar 55% mengatakan bahwa setelah pembatasan pemerintah dicabut dan anak-anak kembali ke sekolah, pengalaman COVID-19 akan mengubah kebijakan kerja jarak jauh mereka. Sebanyak 7% manajer mengatakan pengalaman akan mengakibatkan mereka mengizinkan karyawan mereka lebih jarang bekerja dari rumah, sedangkan 52% mengatakan mereka akan mengizinkan karyawan bekerja dari rumah secara remote lebih sering dari pengalaman ini.
ADVERTISEMENT
Sisi Positif WFH
Banyak orang telah melihat sisi positif dari work from home. Mulai dari pemotongan biaya operasional secara signifikan. Ketika WFH semakin banyak digunakan, perusahaan akan mempertimbangkan lagi untuk membuka cabang. Dengan kata lain banyak biaya yang bisa dihemat. Global Workplace Analytics melaporkan penghematan rata-rata 11.000 USD setiap peran part time yang dikonversi dari fisikal ke virtual.
Setelah banyak karyawan mencoba WFH, menuju kantor dengan perjalanan yang panjang, menghabiskan banyak waktu, dan uang sekarang terasa begitu tidak efisien dengan adanya aplikasi video conferencing yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan efektif tanpa bertatap muka langsung. Di sisi lain, WFH telah memberikan kesempatan karyawan untuk mencoba hal-hal baru, berpikir berbeda, berbagi ide, dan menemukan solusi. Dalam beberapa kasus, produktivitas work from home telah meningkat.
ADVERTISEMENT
Bagi perusahaan yang mendapatkan pengalaman positif selama WFH, WFH selama pandemi menjadi pengalaman yang memberikan sebuah kondisi baru di mana perusahaan bisa memberikan karyawan pilihan untuk bekerja di rumah, di kantor, bahkan di kota lain sebagai bagian dari fleksibilitas. Kita bisa mengalihkan work from home menjadi work from anywhere, di mana lokasi menjadi relevan.
Bagaimana Tetap Efektif Selama WFH?
Dalam memastikan efektivitas dari WFH, ada beberapa perubahan dalam pekerjaan yang harus dilakukan, diantaranya :
1. Aksesibilitas tempat kerja virtual
Jika pekerjaan adalah sesuatu yang kita lakukan dan bukanlah tempat yang kita tuju, maka kita tidak harus ke suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang kita kerjakan. Dalam hal ini yang kita butuhkan adalah kemampuan mengakses berbagai hal yang kita butuhkan untuk menjalankan pekerjaan kita.
ADVERTISEMENT
2. Sinkronisasi komunikasi
Saat tim terdistribusi secara terpisah di berbagai wilayah dan pekerjaan tidak bergantung pada lokasi yang sama, karyawan tidak bekerja di tempat dan situasi yang sama. Oleh karena itu, mereka harus mampu memastikan komunikasi, koordinasi, dan pertemuan tetap efektif di antara berbagai perbedaan waktu, aktivitas di rumah, dan perbedaan pola kerja.
3. Evaluasi kerja berbasis hasil
Manajemen yang konvensional sering kali menggunakan evaluasi dengan sensor. Produktivitas diukur dari dari berapa lama karyawan duduk di meja, datang lebih awal, dan pulang lebih akhir. WFH harus beralih dari mengukur aktivitas ke mengukur pencapaian. Dalam hal ini, karyawan akan fokus untuk mengerjakan tugas dan mencapai target. Karyawan bisa membuktikan produktivitas dengan atau tanpa pengawasan.
ADVERTISEMENT
Sampai Kapan Work From Home?
Sebagai gambaran, Facebook telah mengatakan bahwa sebagian besar karyawan mereka dipersilakan bekerja dari rumah sampai akhir tahun 2020. Google merencanakan membuka kantor untuk 15% karyawan pada awal Juni. Untuk perusahaan dan organisasi yang menganggap work from home sama efektifnya dengan bekerja di rumah, mereka akan bertahan lebih lama untuk terus work from home.
Walaupun setelah pandemi akan banyak pihak mendorong perusahaan untuk segera aktif dan beroperasi kembali. Namun, banyak perusahaan akan memilih untuk tetap WFH karena sudah merasa sangat nyaman dan berhasil bekerja melalui WFH.