Kisah para Pemuda Garut Jauh-jauh ke Maumere untuk Jual Bendera Merah Putih

Konten Media Partner
3 Agustus 2021 20:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pernak pernik dan umbul-umbul bendera merah putih yang di jual di Kota Maumere. Foto : Athy Meaq
zoom-in-whitePerbesar
Pernak pernik dan umbul-umbul bendera merah putih yang di jual di Kota Maumere. Foto : Athy Meaq
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MAUMERE - Menjelang perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-76, 17 Agustus mendatang, pedagang musiman pernak-pernik khas kemerdekaan mulai bermunculan di sejumlah ruas jalan kawasan Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan media, Selasa(3/8), seperti di Jalan El Tari, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, dan depan monumen Tsunami Maumere, tampak beberapa pernak-pernik antara lain bendera merah putih dan umbul-umbul mewarnai sepanjang jalan di kawasan itu. Namun, sejumlah pedagang ini merasa was-was karena mengira penjualan tahun ini bakal sepi karena pandemi COVID-19.
Salah satu pedagang, Hasan (37) mengatakan, demi memeriahkan HUT RI ke-76, dirinya datang dari Garut, Jawa Barat pada tanggal 11 Juli 2021 lalu dan mulai menjual bendera dan umbul-umbul di Kota Maumere sejak tanggal 17 Juli 2021.
"Saya datang dari Garut dan untuk pertama kalinya saya ke Maumere mulai berjualan bendera dan umbul-umbul dari bulan Juli, memang masih sepi pembeli mungkin karena dampak pandemi. Semoga saja masih ada rejeki sampai tanggal 17 Agustus,” kata Hasan.
ADVERTISEMENT
Pria asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, ini mengaku sengaja meninggalkan kampung halaman untuk pertama kalinya demi berjualan bendera. Hal ini dilakukannya jauh-jauh hari menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76.
“Yah, lumayanlah untuk menambah penghasilan,” kata Hasan kepada media ini saat ditemui di lokasi jualannya di Jalan El Tari, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok Kabupaten Sikka, Selasa (3/8).
Demi berjualan bendera, ia rela jauh-jauh datang ke Maumere dan menanggalkan profesinya sebagai pekerja serabutan di tanah kelahirannya untuk sementara waktu.
“Saya kerja apa aja saat berada di Garut. Tahun ini menjelang bulan Agustus, saya bersama beberapa teman ikut berjualan di Maumere ” ujarnya sambil menawarkan bendera jualannya.
Dari Garut, Hasan membawa tiga ribu lembar bendera dan aksesoris untuk dijual dengan harga beragam. Mulai dari bendera kecil yang biasa diikat di tiang spion sepeda motor dan mobil dijual seharga Rp 5.000 hingga Rp 45.000 per lembar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bendera hiasan di tiang umbul-umbul dijual seharga Rp 25.000 sampai Rp 30.000, dan bendera dengan berbagai ukuran mulai 90 meter, 120 meter hingga 150 meter dengan harga mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 45.000. Harganya bervariasi sesuai ukuran bendera.
“Yah macam-macam harganya tergantung jenis. Kalau pembuatan bendera dan umbul-umbul itu rata-rata dari Garut,” ucapnya.
Hasan mengaku, ia memanfaatkan momen hari kemerdekaan ini untuk menjemput rezeki tambahan.
Seorang pedagang lainnya, Mas Hilman(39), mengatakan hampir semua penjual bendera adalah pedagang musiman. Mereka menjual bendera dan umbul-umbul dari hasil jahitan sendiri dan menjualnya baik perlusin, perkodi maupun perlembar di tepi jalan.
Pedagang yang sudah berjualan musiman selama 3 tahun berturut-turut ini mengatakan dari jualan bendera ini pada tahun 2021, benar-benar merosot dibandingkan dengan tahun 2020 disaat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Yah mau gimana lagi namanya juga cari hidup. Saya benar-benar nggak tau lagi harus ngomong apa. Jualan bendera ini dari tanggal 17 Juli hingga saat ini hanya bisa untuk beli makan dan bayar kos. Semoga sampai tanggal 17 Agustus nanti bisa terjual habis sehingga bisa pulang kembali ke Garut," ujar Hilman.
Mas Hilman mengatakan harga bendera dan umbul-umbul tidak ada kenaikan karena takut sepi pembeli. Harga jual bendera tergantung jenis dan ukurannya.
Rencananya penjual bendera musiman ini tinggal sementara di Maumere hingga 18 Agustus 2021 mendatang dan berharap daganganya banyak yang laku dan bisa kembali ke Garut.
Kontributor : Athy Meaq