Cerita di Balik Jenama Fesyen Lokal Toja Indonesia

Fitri Balqis
Mahasiswa Sarjana Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2022 19:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fitri Balqis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Produk dari Toja Indonesia (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Produk dari Toja Indonesia (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Toja Indonesia merupakan salah satu brand fesyen lokal. Jenama ini pertama kali didirikan pada Juni 2016. Toja Indonesia ini lahir dari keinginan Dian Kartini untuk menafkahi keluarganya serta membimbing para kaum wanita, terutama single parent.
Dian Kartini Owner Toja Indonesia (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Dengan latar belakang pendidikan sebagai arsitek dan memiliki kegemaran merajut, maka muncullah sebuah ide yang luar biasa dari Dian untuk menerapkan serta menggabungkan konsep-konsep arsitektur yang dia pelajari dengan kegemarannya sebagai perajut. Tidak disangka ide-ide yang Dian tuangkan itu ternyata membuahkan hasil yang luar biasa, sehingga berdirilah Toja Indonesia sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Uniknya lagi kata Toja ini berasal dari nama nenek dari Dian, yang memiliki nama panjang We Batari Toja Daeng Talaga Arung Timurung Dattu Citta. Nama Toja ini juga dipilih karena menurut Dian, kata ini sangat mewakili semangat dan harkat wanita yang sanggup mandiri juga menjadi pemimpin yang andal.
Dian mengatakan yang menjadi keunikan dari produk ini adalah motifnya yang didesain secara dekonstruktif tanpa harus meninggalkan pakem asli dari motif tradisional yang dimiliki. Teknik pengerjaannya juga disempurnakan secara menerus hingga kini. Produk-produk Toja juga didesain secara menyeluruh untuk menyuntikkan gaya modern pada motif vernacular yang sudah dikenal masyarakat atau pun yang masih belum banyak diketahui.
Produk dari Toja Indonesia (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
"Konsep utama kami adalah menjunjung fusi budaya untuk mengharumkan Nusantara. Jawa bisa mengklaim kawung sebagai motif khasnya, namun di Jepang motif ini punya nama lain yaitu Shippo. Makna yang terkandung di dalamnya pun masih sangat beririsan. Toja ingin dunia jauh lebih mengenal keindahan Indonesia melalui ragam hiasnya yang dipadankan dengan motif juga pewarnaan dari negara lainnya, karena pada dasarnya tidak ada budaya sebuah suku yang berdiri sendiri tanpa adanya pengaruh dari budaya suku lainnya," ujar Dian, Rabu (19/10/2022).
Produk dari Toja Indonesia (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Material yang dimanfaatkan oleh Toja juga selalu menekankan pada bahan baku yang berkelanjutan seperti benang katun, linen, rami, juga tencel. Proses penggarapannya pun meminimalisir carbon footprint dengan memberdayakan para artisan benang lokal, juga rajutan dan tenunan dibuat secara manual tanpa mesin.
ADVERTISEMENT
Semoga ke depannya di negeri kita tercinta ini semakin banyak anak-anak muda kreatif dan inovatif yang mampu bersaing secara global, serta mampu mengharumkan nama Indonesia melalui perpaduan karya-karya yang luar biasa tanpa harus meninggalkan budayanya.