Covid 19 Pedemic vs Leadership Principles in Crisis Management...

Ferizal Ramli
Ekspatriat-Konsultan Manajemen & IT domisili di Hamburg. Chairman IASI - Ikatan Ahli Sarjana Indonesia Jerman 2014-2016 #dariTepianLembahSungaiElbe
Konten dari Pengguna
10 April 2020 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ferizal Ramli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Covid 19 adalah Krisis Global dunia yang jauh lebih berat dari pada Krisis Dunia 2008. Kebetulan karena keberuntungan Indonesia tidak terlalu terkena krisis ekonomi dunia 2008. Diperkirakan krisis Pademie Covid 19 lebih berat dari pada krisis moneter 1998.
ADVERTISEMENT
Apakah Indonesia bisa LOLOS dari Krisis ini? Mari kita lihat kehebatan masyarakat kita:
Kita bisa lolos dari krisis dunia 2008 bahkan kita menjadi anggota G20 yang dihormati.
kita bisa atasi bencana besar Tsunami Aceh 2005 bahkan membuat Aceh damai.
Kita bisa lewati krisis momenter 1998 bahkan menjadi negara demokrasi no 3 terbesar di dunia dan negara demokrasi terbesar masyarakat muslim.
Kita bisa atasi krisis revolusi 1965 bahkan menjadi negara besar pemimpin ASEAN dan Nonblok.
Kita bisa bisa atasi krisis 1945 bahka menginspirasi dunia untuk merdeka dan menjadi Pemimpin Asia Afrika.
Kita mengalami penjajahan sejak 1780 sampai dengan 1945, itu saat Belanda sebagai Nation State melakukan kolonialisme (kalau sebelumnya adalah VOC adalah Perusahaan Dagang Monopoli, adalah debat panjang ini kolonialisme atau ini adalah trading belaka di Indonesia). Justru yang terjadi sebuah Negara Besar Indonesia lahir.
ADVERTISEMENT
Kita pun, meskipun amat suffer atau menderita saat Pademie Spanish Flu 1920 yang jutaan rakyat Jawa dan Madura terutama juga nusantara secara keseluruhan tewas, tetap mampu bertahan sebagai bangsa.
Saat Merapi meletus tahun 1.006 yang menjadi bencana besar Jawa atau dikenal Pralaya Jawa yang membumihanguskan kerajaan besar saat itu Mataram Hindu, justru memunculkan Kerajaan Besar seperti Singasari di Jawa Timur yang akhirnya dilanjutkan oleh Pax Majapahit.
Kita sebagai bangsa lewati hal ini semua. Banyak pengorbanan dan air mata tentu saja terjadi tapi kita bisa berdiri melewati semua bencana itu. Jadi, jika pertanyaanya apakah Indonesia sanggup berdiri lewati semua ini, JAWABnya: definitely SANGGUP!
Tinggal pertanyaan lanjutnya berapa COST yang harus dibayar untuk ini semua? Disinilah Kepemimpinan Krisis akan menjawabnya.
ADVERTISEMENT
Menarik membaca dengan cermat bagaimana para Pemimpin Global, Pemimpin Nasional dan Pemimpin Daerah diuji dengan persoalan ini semua. Pemimpin yang paling efektif adalah pemimpin yang konsisten bersikap atas 3 hal ini saat Krisis datang. Mereka yang konsisten menjalankan prinsip tersebut yang akan memimpin rakyatnya jauh lebih cepat mengatasi krisis ini san recovery.
1. Don't say things will not change". Pemimpin jangan mengucapkan sesuatu yang dia tidak mampu mengubahnya menjadi lebih baik. Ini akan membuat perkataan pemimpin akan tanpa makna.
2. Never promise more than you can deliver". Pemimpin jangan menjanjikan sesuatu yang dia tidak mampu mewujudkannya. Ini akan membuat orang tidak percaya dengan pemimpinnya.
3. Don't strecht the truth". Peminpin jangan mengucapkan hanya separuh kebenaran. Ini akan membuat rakyatnya salah dalam bersikap dan bertindak yang justru makin menambah kerusakan.
ADVERTISEMENT
Saat ini di level global Merkel (Jerman), Trump (AS), Macron (Perancis), Johnson (Inggris), Abe (Jepang), Jinping (Cina), Moudy (India), Putin (Rusia), Erdogan (Turki) atau pun von der Leyen (EU) akan diuji siapa yang paling konsisten memegang prinsip itu dalam mengatasi krisis. Mereka itulah yang akan paling dapat KEPERCAYAAN dan LOYALITAS dari rakyatnya.
Hal yang sama secara Nasional maka para pemimpin nasional tidak terlepas dari prinsip tersebut. Jokowi, Maaruf Amin, Mahfud MD, Luhut BP., Terawan, SMI juga ada diuji disini karena secara nasional mereka terlibat penuh atasi krisis ini.
Di tingkat daerah maka Anies, Ridwan Kamil, Ganjar, Edy Rahmayadi, Edy Rahmayadi, Lukas Enembe dan pemimpin daerah lainnya lah yang akan amat dilihat oleh masyarakat bagaimana mereka menjadi Pemimpin di masa krisis ini.
ADVERTISEMENT
Sejarah akan mencatat para pemimpin baik level dunia, nasional atau lokal yang berhasil menerapkan Prinsip-Prinsip Kepemimpinan dalam Masa Krisis lah yang akan bisa melewati krisis ini bersama rakyatnya dengan baik, dan cepat pulih untuk kemudian melanjutkan hidupnya.
Dari catatan sejarah Indonesiam biasanya Indonesia akan lebih baik setelah krisis dilewati...
#dariTepianLembahSungaiElbe
Ferizal Ramli