Meningkatnya Penjualan Buah Mangga di Era Ekonomi Digital

Konten dari Pengguna
27 Oktober 2020 21:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fatimah Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
`
Mangga Arum Manis Grade A Cikal Bakal Mangga Alpukat
Mangga merupakan buah yang mengandung banyak zat yang dibutuhkan dalam tubuh. Dalam 1 buah manga, terdapat 1,5 – 2 gram serat, 15 gram karbohidrat, 1– 1,5 gram protein, 60 mikrogram vitamin A, 35 – 60 mg vitamin, 9 mg vitamin E, 40 – 45 mikrogram folat, 10 – 15 mg kalsium. Mangga dikonsumsi berbagai kalangan. Rasannya yang manis dapat meningkatkan produksi hormon dopamin, sehingga dapat membuat seseorang merasa bahagia setelah mengonsumsinya.
ADVERTISEMENT
Selain untuk dikonsumsi sebagai buah-buahan, mangga juga dapat dijadikan berbagai macam olahan unik yang dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang menopang perekonomian masyarakat. Olahan yang biasa menggunakan mangga sebagai bahan bakunya adalah manisan, rujak dan jus. Untuk harga penjualannya sendiri bervariasi. Perkilonya, harga mangga dapat di bandrol sekitar Rp. 15.000 – Rp. 55.000, tergantung dengan jenis mangga yang dijual.
Apalagi ditengah pandemi saat ini, musim mangga yang berlangsung sejak akhir bulan September hingga sekarang tidak kekurangan peminatnya bahkan selalu bertambah. Peminat mangga berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Prosentase hasil panen mangga yang berasal dari daerah Probolinggo menunjukkan bahwa hanya 30% mangga yang dapat di ekspor dengan melihat dari standar kualitas ekspor. Di Indonesia sendiri, daerah pemasok mangga berasal dari daerah Probolinggo, Indramayu. Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, Gresik, Kediri, Tuban, Ngadiun dan Nganjuk.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya musim mangga, banyak masyarakat yang berbondong-bondong menjajakkan mangga yang dibelinya dari petani mangga. Untuk mangga harum manis sendiri, harga perkilo yang diberikan petani adalah sekitar Rp. 13.000,- dan untuk Mangga Alpukat adalah sekitar Rp. 17.000,-. Namun, di daearah Pasuruan untuk mangga alpukat sendiri pada panen kali ini mengalami kemerosotan sebesar 40% dari tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh musim mangga yang dibarengi oleh musim hujan. Dimana ketika hujan turun membuat bunga-bunga mangga yang hendak mekar berguguran, sehingga mengurangi produktifitas mangga pada panen kali ini.
Memasuki era Ekonomi Digital, membuat sejumlah petani dan pedagang merasakan kemudahan untuk menjual barang dagangannya, termasuk menjual buah mangga di dalamnya.
Seperti yang diuangkapkan oleh Sarah Syarifah(25), seorang Ibu Rumah Tangga yang menjadi penjual mangga musiman. “ Lebih mudah sekarang mah buat jualan apa juga termasuk buah mangga, ga perlu jadi tukang buah beneran, asal punya kenalan supplier buah murah juga bisa jadi tukang buah tanpa kebun. Karena udah ada banyak sosial media juga, jadinya lebih mudah masarin mangganya. Lumayan, bisa bantu suami buat nambah-nambahin pemasukan.”
ADVERTISEMENT
Di tulis oleh : Fatimah Azzahra, Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Jakarta