Dieng, Prau, dan Akar Cinta

Fathurrohman
Analis Kejahatan Narkotika, Penulis Cerita Perjalanan, ASN di BNN.
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2023 15:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathurrohman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim Wisata Dieng BNNP DKI Jakarta. Foto: koleksi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Tim Wisata Dieng BNNP DKI Jakarta. Foto: koleksi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Enam tahun yang lalu, saya bersama keluarga mengunjungi dataran tinggi Dieng. Eksotisme yang dikampanyekan Dieng itu sendiri membuat kami terpesona untuk mencoba menikmatinya.
ADVERTISEMENT
Kami melakukan wisata di seputaran Dieng. Dieng ini memang unik, dia terbagi menjadi dua Kabupaten, Wonosobo dan Banjarnegara. Wisata utama di kawasan dataran tinggi Dieng seperti Telaga Warna, Kawah Sikidang, Candi Arjuna, dan Bukit Sikunir menjadi target wisata saat itu.
Tentu saja kulineran khas Dieng seperti Mie Ongklok, minuman Carica, atau kentang mini khas Dieng adalah menu yang patut dinikmati. Namun, yang terindah dari itu semua adalah hamparan hijau yang tidak terkira.
Tanah begitu subur. Seolah apapun yang ditanam tumbuh tanpa hambatan. Air mengalir dari beragam sumber mata air. Petani tak henti-hentinya bekerja dengan riang. Cuaca dingin tampak sudah sangat akrab bagi mereka.
Bersama dengan Kepala BNNP DKI Jakarta, rombongan menikmati beberapa destinasi. Kami menghirup oksigen tanpa cela di pagi hari. Jauh berbeda dengan oksigen Jakarta yang begitu buruk.
ADVERTISEMENT
Kami mengelilingi sekitaran desa Dieng, kembali mengunjungi candi utama di dataran tinggi tersebut, Candi Arjuna. Istri saya yang lulusan antropologi UI berkomentar satu alasan kenapa banyak candi di dataran tinggi adalah karena kepercayaan tempat tinggal dewa berada di ketinggian.
Candi Arjuna. Foto: koleksi pribadi.
Satu destinasi yang belum kami coba adalah Gunung Prau. Dari beragam cerita, keindahan selama pendakian dan ketika di atasnya indah tak terkira. Godaan buat kami adalah gunung Prau sangat cocok untuk pendaki pemula.
Tawaran itu datang saat kantor kami, membuat acara guyub wisata Dieng dan pendakian gunung Prau. Atasan kami di kantor, seorang perwira polisi menengah yang menjabat Kepala Bidang Pemberantasan, mengajak kami turut mendaki gunung tersebut.
Istri saya tertarik. Begitu juga dengan anak ketiga kami yang berusia sepuluh tahun. Dia memilih bolos sekolah demi kembali ke Dieng. Ingatannya masih cukup bagus ketika dia masih berusia empat tahun mengelilingi desa wisata Dieng.
ADVERTISEMENT
Satu destinasi utama dari perjalanan rombongan ini adalah pendakian gunung Prau. Banyak peserta adalah pemula. Kepala Bidang Pemberantasan BNNP DKI Jakarta meotivasi semua peserta agar semangat sampai puncak dengan selamat. Pimpinan rombongan juga mengumpulkan semua peserta untuk menerima wejangan dari pendaki tuan rumah.
Kami menyimak bersama terkait apa yang boleh dan tidak, jalan yang harus dipilih, dan beragam tantangan dalam pendakian. Prau sendiri baru buka setelah beberapa minggu tutup karena kekhawatiran potensi kebakaran seperti gunung Bromo.
Briefing sebelum pendakian dimulai. Foto: koleksi pribadi
Cuaca tampak terik namun tetap berangin yang cukup dingin dan berdebu. Setiap injakan pendaki di depan kami melangkah, risiko debu bertaburan. Sementara menggunakan masker menjadi sulit karena adaptasi oksigen yang masih berlangsung.
Sampai pada belasan menit, para pendaki tampak kesusahan nafas dan kaki yang mengeras. Namun, rombongan saling memotivasi. Bahkan, pendaki yang kewalahan membawa barang bawaan dibantu oleh pendaki yang lain.
ADVERTISEMENT
Suasana kekeluargaan tampak kuat. Sekali dan dua kali keluhan kecil bagi pendaki pemula adalah kewajaran dalam sebuah pendakian. Rombongan tidak menyerah.
Jalur pendakian Dwarawati, jalur yang cukup nyaman bagi pemula. Anak saya yang baru berumur sepuluh tahun tampak lincah mendaki. Saya kewalahan mengejarnya.
Ketika saya tidak dapat mendampinginya, pendaki lain siap sigap menjaganya. Pendakian yang penuh persaudaraan.
Seorang pendaki ber-swafoto di lokasi akar cinta. Foto: koleksi pribadi.
Pendakian ini memang sesuai dengan salah satu kampanye gunung Prau, akar cinta. Anda akan menemukan hutan pinus tropis setelah sekitar dua pertiga perjalanan. Di sanalah Anda akan menemukan tali-temali akar yang saling mengikat.
Begitu kuatnya akar saling mengikat sehingga membuat eksotisme alam sendiri. Akar yang menali ini membuat pohon hujan tropis berdiri kokoh, rimbun, dan jauh dari debu sebagaimana sebagian besar trek pendakian gunung Prau.
ADVERTISEMENT
Akar yang penuh manfaat ini dikenal dengan sebutan Akar Cinta. Sebutan ini juga menginspirasi perjalanan yang kami lalukan. Dengan penuh cinta, perjalanan tampak mudah. Apalagi bagi saya yang didampingi oleh si cinta. Wkwkwk.
Kami berhenti di berbagai tempat karena spotnya yang sangat indah untuk dilewati begitu saja. Dua kamera dari handphone otomotis memuat gambar dan video perjalanan ini. perasaan lega ketika puncak ketinggian, 2950 mdpl, berhasil kami raih.
Setelahnya kami menikmat hamparan sabana yang sangat luas. Terlalu indah untuk dilewati begitu saja. Perbukitan saling menyembul di beberapa sisi.
Dua orang pendaki sedang menyusuri padang sabana yang menjulur dari Barat dan Timur di gunung Prau. Foto: koleksi pribadi
Tibalah kami di area perkemahan. Rasanya nikmat tidak terkira. Angin sore yang disertai kabut dingin sesekali datang. Rombongan satu per satu tiba, tidak ada yang tertinggal.
ADVERTISEMENT
Gunung Prau memang puncak panorama indah dari sederatan wisata Dieng. Gunung yang menjadi batas lima kabupaten di Jawa Tengah sekaligus ini menawarkan keindahan yang luar biasa.
Di sore hari Anda akan disajikan sunset di barat. Di malam hari, bintang bertebaran di berbagai sisi. Sesekali menggelap karena awan menutup cahaya bintang dan bulan. Beruntung bagi kami yang bermalam di saat malam bulan purnama. Bulan bercahaya penuh, bulat sempurna.
Supermoon, bintang gemintang, dan sejoli pendaki di sabana Prau. Foto: koleksi pribadi
Di pagi harinya, gambaran langit di sisi timur dan sekelilingnya elok memesona. Puncak gunung Merbabu, Sindoro, Sumbing, Merapi, dan Slamet menyembul indah.
Puncak-puncak tersebut tidak akan terlihat bersamaan jika Anda tidak berada di puncak. Naiklah ke puncak, menikmati ciptaan Tuhan dengan balutan cinta. Seperti akar yang memberikan manfaat, akar cinta.
Matahari menyembul indah di timur Prau. Memberi energi dengan penuh cinta. Foto: koleksi pribadi