Semarak Suarakan APIK: Pengenalan Alat Musik Tradisional Khas Sunda di Bandung

Fathiyyah Azizah
Mahasiswi Ilmu Komunikasi, Telkom University
Konten dari Pengguna
2 Desember 2022 17:43 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fathiyyah Azizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa/I Ilmu Komunikasi Peminatan Marketing Communication, Telkom University 2020 sedang rebranding desa yang ada di wilayah Jawa Barat dalam rangka agenda tahunan, yaitu Urban Village. Salah satunya, Desa Apik’Uncang. Desa Apik’Uncang merupakan salah satu bagian dari rangkaian Urban Village dan representasi dari Desa Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Sebenarnya, desa ini memiliki 7 potensi kekayaan alam dan budaya yang masih sangat asri dan unik, tetapi mahasiswa dari Desa Apik'Uncang sepakat mengangkat hanya 1 potensi karena dianggap berbeda dari lainnya, yaitu alat musik tradisional khas Sunda bernama bangkong reang.
ADVERTISEMENT
Bangkong reang merupakan salah satu jenis alat musik tradisional asli Desa Lebakmuncang karena terbuat dari bambu. Fungsi dari bangkong reang sendiri itu untuk mengusir hama yang berada di lahan persawahan dan mengeluarkan suara seperti kodok. Sebenarnya, alat musik ini sudah lahir sejak tahun 1980-an yang berkembang di Desa Lebakmuncang, tapi ternyata eksistensinya masih sangat kurang jika dibandingkan alat musik tradisional lainnya.
Sosialisasi Kampanye Suarakan APIK di SMKN 14 Bandung
Selasa (15/11/2022) hingga Rabu (30/11/2022) Desa Apik’Uncang berhasil mencanangkan kampanye offline yang bertemakan Suarakan APIK melalui sosialisasi tentang alat musik bangkong reang ke 8 sekolah yang berlokasi di Bandung. Kampanye ini bertujuan untuk mengenalkan bangkong reang kepada para siswa SMA/SMK dari kelas X hingga XII agar mereka bisa melihat langsung bentuk wujud konkretnya secara langsung dan merasakan experience baru melalui penayangan video interaktif dan games. Sekolah itu meliputi SMKN 14 Bandung, SMA BPPI Baleendah, SMAN 18 Bandung, SMA Telkom, SMKN 7 Baleendah, SMA Bina Negara Baleendah, SMA Darul Hikmah, dan SMK Al-Aitam Bandung dengan total 1602 siswa.
ADVERTISEMENT
Selama kampanye offline, reaksi para guru dan siswa dari 8 sekolah tersebut bisa dibilang sangat memuaskan karena sikap mereka sangat antusias saat melihat dan mendengarkan alat musik tradisional khas Sunda secara langsung. Menurut mereka, alat musik bangkong reang ini memiliki keunikan tersendiri dan penasaran ingin mencoba melalui sesi games yang telah disediakan oleh tim panitia Desa Apik'Uncang.
Rasa penasaran ini melahirkan kesan pesan setelah menonton video interaktif dan ternyata seluruh siswa baru mengenal dan mengetahui bangkong reang pada saat sosialisasi kampanye Suarakan APIK.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, wakil kepala sekolah hubungan industri dari SMKN 7 Baleendah Cecep Dalda Astamalya memberi kesan yang sangat baik terhadap kampanye Suarakan APIK.
Rangkaian kampanye offline Suarakan APIK tidak hanya sosialisasi ke SMA/SMK di Bandung, tetapi mereka juga telah melakukan kolaborasi dengan kepala Desa Lebakmuncang untuk pembuatan campaign overview dan akademisi di Bandung serta segera melakukan talkshow bersama pentahelix yang akan dilaksanakan pada Januari 2023.
ADVERTISEMENT
Selain kampanye offline, Desa Apik'Uncang juga mencanangkan kampanye online dengan tema yang sama dengan kampanye offline, yaitu penyebaran informasi seputar alat musik bangkong reang di media sosial, Instagram @apikuncang melalui konten FaktaAPIK, InfoAPIK, APIKDay, Live Report Campaign Suarakan Apik, dan mengadakan challenge berhadiah untuk para siswa dengan upload twibbon Suarakan APIK.
Konten Instagram @apikuncang
Semua rangkaian kampanye Suarakan APIK ini akan terus berlangsung hingga menuju main event Urban Village pada Sabtu, 7 Januari 2023 di Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Telkom University.