Mampukah AI Menangani Information Disorder di Era Transformasi Digital?

Fathanaditya R
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Magister Ilmu Hubungan Internasional Minat Khusus Digital Transformation and Competitiveness
Konten dari Pengguna
20 Agustus 2023 14:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
Tulisan dari Fathanaditya R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Artificial Intelligence. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Artificial Intelligence. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era transformasi digital saat ini kita kita ketahui dapat mudah untuk mendapatkan akses informasi di internet secara mudah, informasi dengan mudahnya dapat di raih dengan instrumen digital seperti mesin pencari, media sosial, game, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Dengan banyaknya informasi yang didapatkan dapat memberikan manfaat yang besar dari berbagai sisi, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa informasi juga memiliki dampak buruk.
Seperti contohnya information disorder yang merupakan informasi yang terdestruksi dan dapat menyesatkan serta memberi bahaya kepada masyarakat seperti mempolarisasi masyarakat, memengaruhi opini public, merusak pemilu dan institusi demokratis (Chandra, 2022).
Information disorder merujuk kepada informasi yang tidak akurat, palsu, dan menyesatkan baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Sehingga ada tiga upaya dalam mengidentifikasi jenis information disorder yaitu misinformation, disinformation, dan malinformation (Council Of Europe, n.d.).
Pertama yaitu misinformation, merupakan informasi palsu atau tidak akurat yang terjadi karena kesalahan interpretasi, kurangnya pengetahuan, atau sumber yang tidak terpercaya. Namun misinformation ini tidak selalu di buat dan sebarkan dengan niat jahat. Contohnya seperti kesalahan pribadi, data eror, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Kedua disinformation, informasi palsu di buat dan di sebarkan dengan niat jahat secara sengaja yang bertujuan untuk menipu dan menyesatkan masyarakat. Disinformation dapat digunakan untuk memengaruhi opini publik, menciptakan sensasi, bahkan dapat menguntungkan pihak tertentu. Contohnya seperti deepfake, pemalsuan data, dan propaganda.
Terakhir ada malinformation yang pada umumnya informasi berdasarkan fakta asli namun digunakan untuk memanipulasi, membahayakan, dan merugikan. Biasanya malinformation ini adalah informasi yang bersifat pribadi namun sebarkan secara luas. Contohnya seperti doxing, pencurian data pribadi, penyalahgunaan data pribadi untuk menghancurkan reputasi orang lain.
Dalam era transformasi digital, informasi bergerak dengan sangat cepat menyebar kepada masyarakat dan menjadi viral sehingga information disorder ini dapat menjadi masalah serius.
Kenapa? Karena dapat memicu ketegangan sosial, memengaruhi pandangan publik, bahkan dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan. Sehingga dapat membuat tantangan di era transformasi digital untuk memisahkan informasi benar dan palsu makin kompleks.
ADVERTISEMENT

Peran AI dalam Menangani Information Disorder

Ilustrasi AI dapat membantu menganalisis informasi. Sumber: Unsplash
Artificial Intelligence atau sering disebut AI merupakan sebuah terobosan di era transformasi digital yang sangat brilian ditemukan oleh McCarthy dan berkembang dengan sangat hebatnya hingga saat ini yang memberikan manfaat besar bagi manusia.
AI dapat memainkan peran dalam era transformasi digital khususnya pada topik ini yaitu sebagai upaya penanganan information disorder seperti misinformation, disinformation, dan malinformation. Berikut adalah bagaimana AI dapat digunakan dalam mengatasi information disorder.

1. Analisis Jaringan Sosial

AI dapat digunakan dalam menganalisis serta mengidentifikasi pola persebaran information disorder di internet serta menemukan akun-akun yang terlibat dalam penyebaran informasi palsu.

2. Pembelajaran AI dalam Mengenali Gaya Tulisan

AI dapat melakukan identifikasi gaya penulisan dari pembuat informasi palsu dan seiring berjalannya waktu AI melakukan pembelajaran gaya penulisan informasi palsu sehingga dapat mengenali pola informasi palsu secara berkala.
ADVERTISEMENT

3. AI Dapat Otomatis Memverifikasi Informasi yang Benar

AI dapat memeriksa dan mengidentifikasi informasi baru dan memverifikasi informasi tersebut melalui sumber-sumber terpercaya.

4. AI Dapat Digunakan dalam Pengembangan Media Digital

Dengan menggunakan AI dalam platform berita atau media digital dapat meminimalisasi penyebaran dan pembuatan informasi palsu bahkan sebelum informasi tersebut tersebar ke masyarakat.

5. AI dalam Pengelompokan Berita

AI dapat digunakan untuk memberikan masyarakat berita-berita yang telah dikelompokkan berdasarkan reputasi kebenaran berita serta kepercayaan pengguna.

6. AI dalam Deteksi Otomatis Berita Palsu

AI dapat melakukan analisis secara otomatis pada gambar, video, dan teks sehingga dapat mengidentifikasi berita itu benar atau palsu berdasarkan hasil keselarasan informasi tersebut.

7. AI dalam Mengenali Gambar dan Video Palsu

AI dapat menganalisis gambar dan video apakah telah terjadi modifikasi dengan maksud kecurangan dan dapat memberikan informasi yang salah.

8. AI Dapat Digunakan dalam Sistem Software Digital

untuk mengenali apakah ada kekeliruan dan menjaga informasi dari pencurian data pribadi.
AI dapat memberikan peran yang signifikan dalam era transformasi digital dan dapat membantu manusia dalam meminimalisasi serta menghindari information disorder. Namun dapat kita pahami bahwa AI juga memiliki batasan.
ADVERTISEMENT
AI hingga saat ini masih berkembang dan sewaktu-waktu juga dapat melakukan kesalahan karena AI adalah algoritma khusus dan pasti ada pihak yang akan mencoba untuk lepas dari deteksi information disorder.
Sehingga penting untuk masyarakat agar dapat mendorong literasi digital, menganalisis sumber, mengidentifikasi informasi, dan memverifikasi informasi. Solusi yang paling baik adalah dengan melibatkan kombinasi antara AI dan manusia sehingga dapat menciptakan lingkungan informasi yang lebih akurat dan benar.