Warisan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Transformasi Pendidikan Saat Ini

FATA AZMI
Guru Sekolah Dasar, Fasilitator Kelas Peradaban, Mahasiswa Magister Aqidah dan Filsafat Islam Pascasarjana STFI SADRA,
Konten dari Pengguna
28 Maret 2024 17:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari FATA AZMI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kekerasan di lingkungan pendidikan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekerasan di lingkungan pendidikan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selama perjalanan saya menjadi seorang guru, seringkali pendidik awalnya percaya akan potensi unik setiap peserta didik. Namun, keyakinan tersebut belum tentu disertai dengan pemahaman holistik tentang cara menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan potensi individu mereka. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) membawa transformasi dalam pandangan ini.
ADVERTISEMENT
Ki Hadjar Dewantara, seorang pemikir besar dalam dunia pendidikan, menekankan perbedaan antara pengajaran dan pendidikan , di mana pengajaran hanya salah satu bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Bagi KHD, pendidikan tidak hanya memberi ilmu pengetahuan, tetapi juga memberi tuntunan terhadap kekuatan kodrat yang dimiliki oleh setiap individu, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan menurut KHD tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter dan budi pekerti yang baik. Keluarga dianggap sebagai tempat terbaik untuk melatih kecerdasan budi-pekerti, karena di sinilah anak-anak dapat belajar melalui teladan, tuntunan, dan pengajaran dari orang tua.
Jika kita melihat pada konteks pendidikan saat ini, pemikiran KHD masih relevan dan dapat menjadi panduan bagi para pendidik dalam membentuk pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan zaman. KHD menekankan pentingnya pendidikan yang mengutamakan kearifan lokal sosial budaya, sambil tetap terbuka namun selektif terhadap pengaruh dari luar yang dapat memberikan nilai tambah bagi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Dengan mengadopsi pemikiran KHD, saya memahami bahwa pendidikan dapat menjadi wahana yang membebaskan manusia dari ketergantungan pada orang lain, sehingga setiap individu dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang sejati. Pendidikan bukan lagi sekadar proses pengajaran, tetapi juga proses pembentukan karakter dan budi pekerti yang baik, yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan peradaban manusia secara keseluruhan.
Untuk implementasi pemikiran KHD dalam kelas, saya pun memahami bahwa pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menjadi kunci dalam mengakomodasi perbedaan individualitas setiap peserta didik.
Hal ini akan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memberdayakan, di mana setiap peserta didik merasa dihargai dan mampu mengembangkan potensinya secara maksimal dengan memfasilitasi kolaborasi, dan mendorong partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Dalam praktik terdekat yang akan saya lakukan, saya berupaya untuk dapat mengintegrasikan lebih banyak kerja kelompok dan proyek kolaboratif, memungkinkan peserta didik belajar dari kekuatan dan sudut pandang satu sama lain.
Saya juga dapat menguatkan pembelajaran yang berdiferensiasi dengan memberikan jalur berbeda bagi peserta didik untuk menunjukkan pemahaman dan penguasaan konsep. Selanjutnya, mempelajari dan mengakui konteks sosial-budaya peserta didik dapat membantu menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan.
Menghayati dan mentransformasikan filosofi KHD dalam pendidikan berarti bergerak dari keyakinan umum tentang potensi peserta didik menuju pemahaman tentang bagaimana mendukung potensi tersebut. Ini berarti mengakui pentingnya pendekatan berpusat pada peserta didik yang menghormati perbedaan individu dan memberdayakan peserta didik untuk mengambil alih pembelajaran mereka. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif, memberdayakan, dan efektif bagi semua peserta didik.
ADVERTISEMENT