MPS PP Muhammadiyah Luncurkan Video Edukasi Menjadi Lansia Sejahtera

Faozan Amar
Mengajar, berbisnis, berorganisasi, dan kadang menulis. Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah | Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UHAMKA.
Konten dari Pengguna
10 Agustus 2021 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Faozan Amar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah meluncurkan "Video Edukasi Menjadi Lansia Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat" pada Selasa (10/8) disertai dengan diskusi publik secara hybrid (ruling dan daring) untuk mencegah penularan COVID-19.
ADVERTISEMENT
Kegiatan yang diikuti oleh pengurus Majelis Pemberdayaan Sosial Se-Indonesia dan penggiat lansia ini merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kemenko dalam bidang pembangunan manusia dan kebudayaan.
Dalam sambutannya, Sularno, Ketua MPS PP Muhammadiyah mengatakan, lansia harus menjadi perhatian kita bersama. "Maka dengan gerakan revolusi mental ini, kita berharap banyak pihak yang peduli pada lansia," harapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Faozan Amar, Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah, menurutnya program ini sangat strategis agar lansia tidak jatuh pada jurang kemiskinan. "Sinergi dari semua pihak adalah kunci untuk memberdayakan lansia," ujar Faozan yang juga Dosen FEB UHAMKA.
Yayan Sopyani, Koordinator Sekretariat Gugus Tugas Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental Kemenko PMK, mengatakan apa yang dilakukan oleh MPS relevan sebagai dari penguatan pusat perubahan gerakan revolusi mental dalam sosial dan kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Salah satu narasumber Herni Ramdlaningrum, Pengurus MPS PP Muhammadiyah, berharap dengan peluncuran video ini, isu lansia dapat terus digaungkan, karena pada tahun 2050 jumlah lansia di Indonesia diprediksi mencapai 50 juta jiwa.
Narasumber lain, Diyah Puspitarini, Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah, menyayangkan masih ada stigma negatif terhadap lansia. "Hentikan diskriminasi, ajak lansia berkolaborasi agar mereka mandiri," harapnya.
Narasumber terakhir, Adhi Santika, Konsultan Program Muhammadiyah Senior Care, melihat gerakan revolusi mental relevan dalam upaya untuk peduli pada lansia. "Setelah kita peduli, lets move on, mari kita siapkan lansia yang sejahtera, mandiri dan bermartabat" tutupnya. (FS)