Tren 'Bucin' di Media Sosial Terhadap Komunikasi Pasangan

Muhammad Fadhil Anshar
Halo, kenalin aku Muhammad Fadhil Anshar. Aku seorang mahasiswa yang saat ini menempuh pendidikan S1 di Universitas Andalas dan aku berada di jurusan Ilmu Komunikasi.
Konten dari Pengguna
24 Oktober 2023 6:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Fadhil Anshar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
Konten ‘bucin’ atau budak cinta adalah konten di media sosial yang memperlihatkan bagaimana mesra atau romantisnya pasangan-pasangan. Konten ‘bucin’ sendiri sudah lama ada di media sosial seperti TikTok, Instagram, Twitter, dan lainnya. Konten ‘bucin’ masing-masing media sosial pun sebenarnya tidak jauh berbeda satu sama lain, tetapi ada juga perbedaan mendasar. Misalnya di TikTok, berbeda audio yang digunakan, maka berbeda juga isi dari konten ‘bucin’ nya, di Instagram format konten ‘bucin’ biasanya menceritakan perjalanan si pasangan ini dari awal mula mereka bertemu. Dari semua konten ‘bucin’ yang ada di media sosial ini, secara langsung dan tidak langsung juga memberikan efek atau pengaruh terhadap romantisme dan komunikasi pasangan, ini akan dibahas lebih lanjut di bawah.
https://pixabay.com/photos/man-woman-dog-pet-pug-owners-2425121/
Dalam berpasangan, sudah jelas diperlukan komunikasi yang baik. Entah itu laki-laki ke perempuan, perempuan ke laki-laki, atau keduanya. Jika komunikasi berjalan dengan baik dan lancar, dampak yang ditimbulkan adalah bertambahnya ke akrab an, keharmonisan, dan kepekaan satu sama lain. Dari sekian banyak hal yang bisa memengaruhi keromantisan pasangan ini adalah dengan adanya konten ‘bucin’ di media sosial ini. Konten ‘bucin’ bisa memengaruhi keromantisan dan komunikasi pasangan karena isi dari konten bucin itu sendiri. Misal di dalam suatu hubungan si pasangan melihat banyaknya konten ‘bucin’ mengenai hal apa yang disukai dan tidak disukai pasangan, jika dia juga ingin membuat konten serupa, otomatis dia menanyakan ke pasangan mengenai apa hal yang disukai dan tidak disukainya. Komunikasi bisa bertambah baik di bagian ini karena adanya pertanyaan pertanyaan yang dilempar antara pasangan satu sama lain, entah itu pertanyaan yang sifatnya bercanda atau pertanyaan serius. Karena si pasangannya merespon pertanyaan-pertanyaan ini, mereka akan merasa bertambahnya keakraban yang menuntun ke kebahagiaan pasangan itu sendiri. trend ‘bucin’ ini menjadi dampak positif bagi pasangan karena ini terbukti membantu banyak pasangan dalam memperbaiki dan menjadikan komunikasi lebih baik.
https://pixabay.com/photos/couple-arguing-disagreement-unhappy-6471113/
Tetapi, setiap hal yang memiliki dampak positif tentu juga memiliki dampak negatif. Dalam konteks konten ‘bucin’ ini, biasanya dampak negatifnya ada di masing-masing pasangan itu senidri. Jika ada pasangan yang melihat konten ‘bucin’ di media sosialnya dan dia ingin membuat konten serupa, lalu muncul pikiran atau sugesti pasangan nya ini tidak cukup, maksud tidak cukup pada konteks ini adalah si pasangan tidak mampu memberikan rasa cinta, kasih sayang, barang bermerk dan hal lainnya ke pasangannya. Karena ini, mulai muncul pikiran-pikiran buruk tentang pasangannya seperti tidak dicintai dengan baik, tidak diberikan kasih sayang yang cukup, dan semacamnya. Tentu saja ini membuat keromantisan dan komunikasi pasangan terganggu karena pikiran-pikiran buruk ini, dan pada akhirnya mereka tidak bersama lagi hanya karena masalah konten ‘bucin’ di media sosial.
ADVERTISEMENT