Enam Elemen Budaya Moral Positif di Sekolah

Konten dari Pengguna
5 September 2017 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ervan jaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Enam Elemen Budaya Moral Positif di Sekolah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih dalam pembahasan karakter dalam Bab 17 “Membangaung Budaya Moral yang positif di Sekolah”. Dimana dikatakan bahwa dewasa ini, dua rintangan dalam pendidikan moral dan mencegah sekolah dalam mengajarakan pendidikan moral baik yang kecil maupun besar , dua rintangan tersebut adalah tekanan akademik yang tadak tepat dan terlalu asik dengan nilai tes sebagagai ukuran keberhasilan sekolah.
ADVERTISEMENT
Terkadan kita menginginjkan murid yang kita didik dapat melakukan hal-hal baik di tengah lingkungan yang buruk. Akan tetapi, membentuk karakter yang baik jauh mudah jika dilakukan dilingkungan yang memiliki moral tinggi seperti kejujuran, kesopanan, dan kepedulian norma dalam kehidupan sehari-hari. Bagiman menciptakan budaya moral yang positif di sekolah? Berikut 6 elemen yang dapat dilakukan oleh sekolah, diantaranya: (a)Kepemimpinan moral dan akademis dari kepala sekolah, (b) disiplin sekolah dalam memberikan teladan, mengembangkan dan menegakkan nilai-nilai sekolah dalam keseluruhan lingkungan sekolah, (c) pengertian sekolah terhadap masyarakat, (d) pengelola sekolah melibatkan murida dalam pengembangan diri yang demokratis dan dukungan terhadap peresaan “Ini adalah sekolah kita dan kita bertanggung jawab untuk membuat sekolah ini menjadi sekolah sebaik mungkin yang dapat dilakukan.”, (e) atmosfir moral terhadap sikap saling menhormati, keadilan, dan kerjasama menjadi nyawa bagi setiap hubungan di sekolah, (f) meninggkatkan pentingnya moral dengan mengorbankan banyak waktu untuk peduli terhadap moral manusia.
ADVERTISEMENT
Dimana sekoalh memiliki peran yang signifikan dalam membentuk budaya moral siswa meski terpengaruh oleh lingkungan luar.“Kita tidak dapat mengontrol linkungan lain di luat tapi kita dapat mengontrol lingkunan sekolah”- Carl Cambell.