Studi: Semakin Besar Ukuran Hidung Bekantan, Semakin 'Jantan' di Mata Betinanya

Endah Dwijayanti
Peneliti di bidang Biosistematika dan Evolusi Mamalia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Konten dari Pengguna
29 April 2024 14:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Endah Dwijayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bekantan (Nasalis larvatus) terlihat di kawasan balai konservasi mangrove dan bekantan, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (21/8/2023). Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Bekantan (Nasalis larvatus) terlihat di kawasan balai konservasi mangrove dan bekantan, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (21/8/2023). Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bentuk organ tubuh hewan memiliki kaitan erat dengan fungsinya dalam bertahan hidup di alam liar. Hewan tertentu akan memiliki bentuk khas yang membedakan antar spesies hewan. Bentuk khas ini dalam ilmu taksonomi sering disebut sebagai karakter kunci atau karakter diagnostik.
ADVERTISEMENT
Karakter diagnostik mempermudah dalam membedakan bekantan dengan jenis primata lain. Bekantan adalah satu-satunya hewan primata yang memiliki hidung yang panjang atau sering disebut dengan istilah Proboscis monkey. Karakter utama hidung panjang pada bekantan juga disematkan pada nama ilmiah hewan ini yakni Nasalis larvatus. Nasalis berasal dari kata nasal yang artinya hidung. Ukuran hidung yang besar menjadi salah satu ciri dimorfisme seksual pada bekantan, yaitu ukuran hidung jantan lebih besar dibandingkan ukuran hidung betina.

Manfaat Ukuran Hidung Bekantan Jantan di Alam

Seekor bekantan (Nasalis larvatus) terlihat di kawasan balai konservasi mangrove dan bekantan, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (21/8/2023). Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara Foto
Berdasarkan studi evolusi Hiroki Koda dkk. (2018) yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, ukuran hidung pada bekantan jantan erat kaitannya dengan tingkat ketertarikan bekantan betina. Penelitian ini merupakan studi pertama yang menelaah proses evolusi primata melalui tiga ruang lingkup yaitu morfologi, bioakustik dan sosio ekologi. Aspek morfologi meliputi ukuran hidung jantan, massa tubuh dan ukuran testis. Kemudian aspek bioakustik yang ditelaah berupa vokalisasi, dan terakhir kaitannya hubungan sosio ekologi kelompok bekantan yang terdiri dari satu jantan dan beberapa betina.
ADVERTISEMENT
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara ukuran hidung dengan massa tubuh dan ukuran testis. Bekantan jantan yang memiliki ukuran hidung yang besar, cenderung memiliki tubuh dan testis yang lebih besar. Ukuran hidung bekantan jantan dapat menjadi indikator bagi betina bahwa individu tersebut memiliki kemampuan reproduksi yang lebih tinggi dibandingkan individu jantan lainnya.
Hal ini selaras dengan hasil penelitian dari aspek sosial selanjutnya yakni hubungan ukuran hidung dengan jumlah pasangan betina. Bekantan dengan hidung yang besar memiliki jumlah pasangan betina yang lebih banyak, dan menjadikan individu tersebut sebagai jantan alfa dalam kelompok besar.
Selain menjadi daya tarik secara visual, ukuran hidung yang besar juga berperan dalam vokalisasi. Ukuran hidung yang lebih besar memiliki kemampuan anti resonansi yang lebih baik. Hal ini tentunya memberi manfaat bagi bekantan jantan untuk mengirimkan sinyal kawin lebih efektif pada habitat hutan yang rapat atau jarak yang cukup jauh dengan individu betina.
ADVERTISEMENT