Manusia Piltdown, Kebohongan Sains Terbesar

Konten Media Partner
7 Februari 2018 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penemuan Manusia Piltdown (Foto: en.wikipedia.org)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penemuan Manusia Piltdown (Foto: en.wikipedia.org)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berawal dari Teori Evolusi Darwin
Ketika Charles Darwin menerbitkan The Origin of Species (1859) yang terkenal dengan teori evolusinya itu, banyak yang meragukan dan mengkritik teori tersebut.
ADVERTISEMENT
Kelemahan mendasar teori evolusi adalah adanya mata rantai yang hilang atau 'missing link' di antara kera dan manusia. Tidak ditemukannya bukti ilmiah mengenai makhluk sejenis kera yang menyerupai manusia adalah sebab utamanya.
Karena evolusi adalah perubahan dalam jangka waktu yang panjang, kera tidak mungkin langsung berevolusi begitu saja menjadi manusia. Perubahan tersebut harus terjadi bertahap.
Jadi, seharusnya ada fosil makhluk hidup yang berevolusi secara transisional atau spesies peralihan. Dengan kata lain, atau dalam bahasa mudahnya, akan ada makhluk 'setengah kera dan setengah manusia' sebelum menjadi manusia utuh, seperti saat ini.
Penemuan Manusia Piltdown
Pada 1912, teori Evolusi Darwin sepertinya terbukti benar dengan penemuan fosil tengkorak dan rahang bawah di lubang bawah tanah di Piltdown, Inggris.
ADVERTISEMENT
Setelah disusun oleh petugas British Museum, jadilah susunan tengkorak manusia mirip kera. Dengan temuan tersebut, peneliti mengira telah menemukan titik terang hubungan kekerabatan antara manusia dan kera.
Penemuan Manusia Piltdown (Eoanthropus dawsoni, yang berarti manusia senja Dawson) ini memang diprakarsai oleh Charles Dawson, dokter sekaligus paleontropologi amatir, yang telah melakukan penggalian selama tiga tahun di Sussex, Inggris. Tiga tahun berselang, penemuan Manusia Piltdown II seperti semakin menghapus keraguan para ahli, sekaligus mengabaikannya selama bertahun-tahun.
Spesimen yang diperkirakan berusia 500 ribu tahun tersebut kemudian dipajang di beberapa museum sebagai bukti mutlak evolusi.
Manusia Piltdown (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Manusia Piltdown (Foto: Wikimedia Commons)
Kebohongan Manusia Piltdown Terungkap
Butuh 40 tahun lebih, hingga pada 21 November 1953, Manusia Piltdown resmi dinyatakan sebagai penipuan. Tes florin pada tengkorak dan penganggalan ulang usia tanah di Piltdown yang mulai dilakukan pada 1949 membuktikan kepalsuan terheboh dalam sejarah tersebut.
ADVERTISEMENT
Alvan T. Marson adalah ilmuwan pengungkap rekayasa yang mengecoh paleontologis dan seluruh orang di dunia ini. Dengan analisis terperinci, terungkap bahwa tulang tengkorak yang ditemukan berasal dari manusia zaman pertengahan (abad 5-10 M). Artinya, fosil tersebut berusia masih terbilang 'muda', tidak sampai lebih dari 1.500 tahun.
Sementara itu, rahang bagian bawahnya berasal dari seekor orangutan dan fosil giginya berasal dari simpanse yang belum lama mati. Umur satu set tengkorak yang sudah disatukan dan direkatkan tersebut pun disamarkan dengan menodai tulang menggunakan larutan besi dan asam kromat agar meninggalkan kesan 'tua'.
Sayangnya, meski sudah terungkap, 'otak' di balik penipuan ini (yang menyusun set tengkorak tersebut, yang juga diduga sebagai pendukung teori evolusi) belum benar-benar terungkap.
ADVERTISEMENT