Patut Dicoba, Nikmatnya Bakso Sutimin ala Kota Tegal

Elisa Obelia Septiana
Mahasiswi jurusan Ilmu Sejarah di Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
15 Desember 2021 21:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Elisa Obelia Septiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama tempat bakso itu dikenal dengan nama “Bakso Sutimin” letaknya di Desa Karanganyar, Kota Tegal, Jawa Tengah. Menurut orang-orang yang saya temui, Bakso Sutimin merupakan bakso yang wajib dicicipi ketika menginjakkan kaki di Kota Tegal. Selain karena rasanya, wangi harum kuah bakso yang tersebar di seluruh ruangan juga menurut orang-orang menjadi daya tarik bakso ini.
Saya pun akhirnya datang pada awal bulan Desember 2021, ketika perut saya dilanda gemuruh rasa lapar sementara saya harus menunggu kereta api untuk berangkat ke Kota Yogyakarta. Ayah saya yang duduk di sebelah saya akhirnya mengajak saya pergi untuk membeli makan.
"Ngko ngelih koen neng dalan, meh mangan ndikit bae," katanya sembari berjalan mendahului saya ke tempat parkir.
ADVERTISEMENT
Kami pun menaiki sepeda motor kira-kira sepuluh hingga lima belas menit dari stasiun untuk sampai di kedai bakso. Letaknya agak tersembunyi dan tempatnya cukup mungil. Di spanduk yang melilit bagian depan kedai tersebut, terselip nama "Bakso Sutimin". Usut punya usut, nama Sutimin diambil berdasarkan nama pemilik kedai kecil tersebut. Bapak Timin, biasanya orang-orang mengenalnya. Pria dengan umur yang cukup senja, tetapi masih sehat dan cekatan untuk melayani bermangkuk-mangkuk bakso setiap harinya.
Bakso Sutimin, terlihat beberapa motor terparkir (sumber : dokumen pribadi)
Bapak Sutimin, sang pemilik kedai dari kejauhan (sumber: dokumen pribadi)
Mungkin karena kami datang tidak tepat ketika jam-jam makan siang, kedai bakso ini terlihat lumayan sepi dari pembeli. Kemudian, seperti yang dikatakan orang-orang, bau harum kuah bakso menyergap saya. Tak jauh dari tempat saya berdiri, mata saya pun menangkap aksi cekatan Bapak Timin ketika mengaduk-aduk bakso dalam sebuah panci besar yang berbuih.
Tumpukan bakso yang siap untuk dimasak dengan kuah. (sumber: dokumen pribadi)
Selain bakso-bakso yang sudah terlebih dahulu dimasak dalam kuah, terdapat juga bakso-bakso yang belum dimasak (tetapi sudah masak, hanya belum dicampur dengan kuah) dan jumlahnya cukup banyak.
ADVERTISEMENT
“Bapak sudah dari kapan berjualan di sini?” tanya saya kepada Bapak Timin yang kini berpindah posisi dan duduk di depan saya, “Saya sudah berjualan bakso sejak tahun 1977, saat itu bakso masih murah hanya 500 perak saja,” katanya sembari tersenyum.
Jika dihitung, Sudah lebih dari empat puluh tahun Bapak Timin menggeluti kuliner bakso. Tidak heran, tangannya begitu cekatan untuk menghidangkan bakso kepada tiap-tiap pembeli. Saya pun sering dibuat kagum dengan kecepatan tangan Bapak Timin ketika menuangkan bakso beserta kuahnya ke setiap mangkok.
Bakso milik saya yang akhirnya bisa saya nikmati. (sumber: dokumen pribadi)
Bagian dalam bakso. (Sumber : dokumen pribadi)
Ketika pertama kali dihidangkan, apa yang saya cicipi dahulu adalah kuahnya. Saya juga menambahi saus, sambal (sambalnya cukup unik karena ada aroma bawang putih yang harum), kecap, dan sedikit cuka. Rasa kuahnya menurut saya memiliki rasa yang kuat, dengan aroma bawang putih, merica, dan kaldu sapi. Begitu saya tanyakan, memang diakui oleh Bapak Timin bahwa terdapat tulang sapi yang besar untuk campuran kuah bakso.
ADVERTISEMENT
Puas mencicipi kuah, saya pun beralih mencicipi bola-bola bakso. Ketika satu gigitan sampai di mulut saya, bakso milik Bapak Timin ini terasa cukup kenyal, ada serat-serat halus yang menambah cita rasa daging sapinya, rasa bawang putih, dan merica yang cukup kuat. Menurut saya, hal ini cukup aneh karena walaupun bumbu-bumbu yang terasa cukup kuat di lidah, rasanya benar-benar cocok dan berpadu dalam lidah saya. Selain itu, Bapak Timin juga tidak sungkan-sungkan untuk menambah daging-daging kecil (tetelan) untuk kepuasan pelanggan.
Satu mangkok bakso yang sudah saya habiskan. (sumber : dokumen pribadi)
Selain itu, di Kedai Bakso Sutimin ini juga menyediakan lontong, pilus, dan kerupuk. Tentunya, pelengkap ini akan menambah kepuasan pelanggan ketika menyantap bakso.
Nah, apabila kalian datang ke Kota Tegal, jangan lupa untuk singgah sebentar di Kedai Bakso Sutimin ini, ya!
ADVERTISEMENT