Tahukah Kamu? Komodo Ternyata Bukanlah Nama Hewan, Melainkan Nama Pulau

El Kansa Nabilah Hidayat
Mahasiswa Antropologi Universitas Brawijaya
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2020 12:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari El Kansa Nabilah Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber: baliplus
Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia sedang diramaikan oleh sebuah foto yang menunjukkan seekor komodo yang sedang “menghadang” sebuah truk pembawa material proyek di kawasan Geopark Komodo Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto tersebut pertama kali diunggah oleh akun Twitter bernama @KawanBaikKomodo yang kemudian menjadi ramai di media sosial dibarengi dengan tagar #SaveKomodo. Warganet berlomba-lomba melontarkan argumennya yang terlihat sangat menyayangkan peristiwa seperti ini terjadi.
Sumber: @KawanBaikKomodo
Sebelum membahas lebih lanjut, alangkah baiknya kita mengenal hewan yang satu ini. Komodo atau yang juga biasa disebut dengan biawak komodo merupakan spesies biawak besar yang ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun penduduk lokal menyebutnya dengan sebutan ora. Komodo juga merupakan spesies kadal terbesr di dunia dengan rata-rata panjang badan 2-3 meter dan berat hingga mencapai 100 kilogram. Perkembangan evolusi komodo dimulai sekitar 40 juta tahun lalu yang muncul di Asia yang kemudian bermigrasi ke Australia.
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, populasi komodo di dunia semakin menyusut akibat habitat aslinya rusak akibat ulah manusia. Oleh karena itu, lembaga International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memasukkan komodo sebagai salah satu spesies yang rentan punah. Dengan kata lain, komodo juga telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai hewan yang dilindungi serta habitatnya dijadikan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo mengingat saat ini hanya tertinggal 350 ekor betina saja yang produktif dan dapat berkembangbiak.
Namun terlepas dari itu semua, terdapat sebuah fakta menarik dari komodo ini. Komodo sendiri rupanya bukanlah merupakan nama hewan, melaikan nama pulau. Mungkin selama ini kita tahu bahwa hewan komodo lah yang kemudian namanya dijadikan sebagai nama pulau karena komodo ditemukan di pulau tersebut. Namun anggapan tersebut salah besar. Padahal Pulau Komodo lah yang kemudian namanya lazim digunakan sebagai nama hewan purba langka ini. Mengapa bisa begitu? Mari kita bahas.
ADVERTISEMENT
Seperti apa yang dikutip dari sebuah akun infografis di Twitter @potretlawas yang menyebutkan bahwa komodo merupakan nama pulau yang kemudian lazim dipakai untuk nama hewan. Isu adanya makhluk aneh ini; seperti “boeaja darat” yang melata, berkaki, dan berlidah panjang ini telah ada sejak Desember 1910. Berita ini kemudian sampai kepada Pieter A. Ouwens yang pada saat itu menjabat sebagai konservator Zoologisch Museum Bogor (Kebun Raya Bogor) melalui seorang Letnan J. K. H. van Steyn van Hensbroek, seorang administratur sipil di Reo, Flores. Sum
Sumber: @potretlawas
Dari sinilah kemudian Ouwens memerintahkan seorang pegawai pribumi yang dikirim dari Bogor untuk menangkap dan membawa pulang salah seekor hewan tersebut dalam kedaan hidup untuk diteliti. Sampai akhirnya setahun kemudian dunia semakin mengenal hewan ini lewat karya ilmiah Pieter A. Ouwens yang berjudul “On A Large Varanus Species from An Island of Komodo” yang terbit di Bulletin du Jardin Botanique de Buitenzorg. Lewat tulisan Ouwens tersebut, ia memperkenalkan sekaligus mengusulkan nama ilmiahnya, yaitu Varanus komodoensis. Varanus yang berarti biawak dan komodoensis yang berarti Pulau Komodo yang berarti bijawak dari Poelaoe Komodo.
Sumber: @potretlawas
Mengingat adanya pembangunan “Jurassic Park” di kawasan Geopark Komodo Pulau Rinca yang dilakukan oleh pemerintah ini, tentu akan mengancam kehidupan komodo itu sendiri. Habitat asli mereka akan sepenuhnya berubah serta memungkinkan lebih banyak manusia yang akan melakukan kontak satwa.
Sumber: @KawanBaikKomodo
Komodo juga perlu melakukan adaptasi kembali di lingkungan mereka yang baru dan akan mempengaruhi tingkat survival/tingkat kebertahan hidup. Dengan demikian, dengan adanya proyek ini juga semestinya pemerintah mempertimbangkan dari segala aspek yang terlibat mengingat komodo merupakan satwa endemik yang harus memperhatikan habitat lingkungan serta harmonisasi masyarakat lokal.
ADVERTISEMENT