7 Cara Seru Menikmati Kota Melaka

Eka Situmorang
Curious soul who loves travelling and food. Mom of one. Travel Blogger. Instagram : ceritaeka. Blog at http://ceritaeka.com and http://ekalagi.com
Konten dari Pengguna
2 Juli 2019 18:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Situmorang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Melaka, kota kecil di selatan Kuala Lumpur, Malaysia, sangat menarik untuk dijelajahi. Sempat diduduki oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang, membuat kota yang dinyatakan sebagai Bandar Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO ini memiliki percampuran budaya dan sejarah yang khas dan menarik.
ADVERTISEMENT
Tidak sulit untuk mencapai Melaka, hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam saja menggunakan bus dari Ibu Kota Malaysia. Kemudahan aksesnya membuat banyak orang memutuskan mengambil one day tour ke sini. Saya cukup beruntung karena dapat menghabiskan waktu 2 hari 1 malam di kota yang menawan ini.
Jadi ke mana saja selama di Malaka? Simak perjalanan saya, ya.
1. Menjelajah Pasar Malam Jonker
Suara pedagang yang riuh dengan lalu lalang orang yang ramai langsung terlihat bahkan dari kejauhan. Jonker adalah pasar malam yang terkenal di Melaka. Salah satu teman saya yang merupakan penduduk lokal di Melaka, bercanda dengan bilang bahwa Jonker itu seperti 'palugada': segala yang lu mau ada di sini semua! Saya terkekeh mendengarnya dan sepakat dengan perkataannya.
Pasar Malam Jonker (Foto: Dok. Eka Situmorang-Sir)
Sekitar 30 menit saya menjelajahi Jonker, saya terpana dengan barang dagangan serta kuliner yang ditawarkan di sini. Mulai dari gantungan kunci, pensil cabut alis, sampai baju cantik dan tumbler beraneka rupa ada di sini. Wisata kuliner pun tak kalah menarik, segala jajanan pasar, beraneka ragam mie bahkan durian pun tersedia. Sesungguhnya Jonker ini mengingatkan saya pada Semawis di Semarang, keriuhan dan keguyupannya hampir sama.
ADVERTISEMENT
Oh ya, saya sempat mencicipi es kelapa muda yang rasanya segar dan manis alami serta dijajakan dengan sangat unik yakni pakai tari-tarian sebelum diberikan kepada pembeli. Membuat saya tersenyum geli dan merasa tersanjung. Wajib cobain deh!
2. Strolling Around Stadthuys
Melaka terkenal dengan kota tuanya yang cantik, di mana bangunannya dicat dengan warna merah tua. Berjalan kaki di antara gedung-gedung lama seraya dihujani senyum ramah penduduknya membuat waktu seolah berhenti sesaat di sini. Saya menyukai ketenangan tempat ini, tidak bising, tidak riuh namun bukan juga kota mati. Buat pencinta arsitektur, Stadthuys adalah surga cantik masa lalu.
Stadthuys (Foto: Dok. Eka Situmorang-Sir)
3. Menyusuri Sungai Melaka
Sempat dijuluki sebagai Venesia dari Timur, kita dapat menyusuri sungai sepanjang 10 kmilometer ini dengan sebuah kapal. Cukup membayar sekitar RM 15 untuk dewasa dan RM 7 untuk anak-anak, selama 45 menit kita akan disuguhi berbagai macam pemandangan yang menarik hati. Kampung Morten yang warna-warni, mural jalanan yang cantik juga Chan Boon Cheng Bridge yang merupakan saksi bisu kejamnya pendudukan Jepang. Wisata santai begini cocok untuk keluarga dan lansia walaupun traveller sejati kayak kamu dan saya juga seru saja naik ini. Oh ya, saya lebih menyukai Sungai Melaka di malam hari dengan lampu-lampunya yang menarik hati walaupun jalan-jalan di siang hari juga enggak kalah kece.
Sungai Melaka (Foto: Dok. Eka Situmorang-Sir)
4. Menikmati Pagi di Christ Church
ADVERTISEMENT
Salah satu ikon kota Melaka adalah Christ Church, sebuah gereja tua peninggalan Portugis dari tahun 1753. Wow, usianya sudah 3 abad lebih! Di sekeliling gereja ini terdapat pasar dengan pedagang kaki lima. Semakin siang semakin ramai orang. Oh ya, di seputar gereja ini juga ada penyewaan sepeda serta becak, lho. Seru banget keliling Melaka dengan becak warna-warni atau bersepeda santai.
Christ Church (Foto: Dok. Eka Situmorang-Sir)
5. Makan Dodol yang Dibuat Langsung di Depan Mata
Saya suka dodol dan entah tak terhitung berapa jenis dodol yang sudah saya cicipi. Tapi makan dodol langsung dari penjual yang memasak dodolnya di depan mata itu baru saya alami di Melaka. Ada beberapa rasa dodol yang dijajakan mulai dari dodol original sampai dodol durian. Ditawarkan di sebuah gerobak dorong lengkap dengan peralatan masaknya. Seru banget. Hahaha.
ADVERTISEMENT
6. Kuliner di Restoran Peranakan
Belum sah ke Melaka kalau belum makan di Restoran Peranakan. Peranakan di sini merujuk pada percampuran antara Etnis Melayu dan Cina, mereka biasa disebut Nyonya dan Baba. Makanannya sendiri kental dengan santan dan hampir selalu ada Okra. Saya juga kaget pas lihat ada Okra di atas meja, seumur-umur saya jarang makan Okra tapi kalau di Melaka ternyata ini favorit, lho. Soal rasa, duh jangan ditanya, juara!
Wisata kuliner di Restoran Peranakan (Foto: Dok. Eka Situmorang-Sir)
7. Mencicipi Ais Gula Merah Cendol
Orang-orang di Melaka bangga banget dengan gula merahnya yang katanya memiliki kualitas tinggi dibanding bagian lain di Malaysia yang biasanya dinikmati dengan cendol. Kalau di Indonesia, cendol sering dicampur dengan nangka atau ketan putih tapi di Melaka, cendol itu jodohnya sama kacang merah. Rasanya segar dan nikmat, apalagi di tengah udara Melaka yang lumayan panas, ya. Maklum pesisir.
ADVERTISEMENT
Ada yang sudah pernah ke Melaka?