Jangan Terlalu Senang di Atas Kesedihan Orang Lain

Konten dari Pengguna
31 Juli 2020 11:12 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eka Sari Lorena tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eka Sari Lorena. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Eka Sari Lorena. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Minggu ini, harga emas 24 karat Antam menyentuh Rp 1 juta per gram. Itu rekor baru sejauh ini. Investor emas bersuka ria. Ibu-ibu rumah tangga sampai bos besar riang gembira. Investasi mereka berbuah hasil.
ADVERTISEMENT
Bila mereka beli emas lima tahun lalu, keuntungannya bisa 60%. Ini keren banget. Bandingkan misalnya kalau hanya di deposito? Bandingkan juga kalau hanya ditaruh di tabungan. Bandingkan juga kalau uang kalian hanya ditaruh di bawah bantal.
Dalam sebulan terakhir, harga emas juga sudah naik 11 persen. Ini agak gila sih, masak 2x bunga deposito. Bunga deposito dua tahun, bisa dicapai hanya dalam satu bulan.
Masalahnya emas itu adalah safe haven. Orang beli emas ketika tidak yakin dengan perekonomian. Mereka beli emas karena dinilai aman dari inflasi. Mereka ingin melindungi kekayaan mereka dengan membeli emas.
Nah di sini persoalannya, naiknya harga emas ini boleh disyukuri di satu sisi. Tapi di sisi lain, ini menandakan ada yang nervous dengan perekonomian. Makin nervous makin tinggi harga emas. Bahkan, ada yang menebak harganya bisa tembus 2.000 dolar per ounce.
ADVERTISEMENT
Jadi gimana bu? Gembira boleh tapi lihat juga perekonomian kita. Semua harus seimbang. Semoga kita juga bisa sama-sama tumbuh. Jangan yang satu senang, jangan yang satu sedih. Dan, jangan senang di atas kesedihan orang lain. / ESL