Ilusi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Edo Segara Gustanto
Dosen FEBI IIQ An Nur YK, Mahasiswa Doktoral Hukum Ekonomi Syariah UII
Konten dari Pengguna
12 April 2024 7:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Edo Segara Gustanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia, dengan pesona alamnya yang memukau dan sumber daya alam yang melimpah, sering kali menjadi sorotan dalam pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Data statistik yang mengesankan sering menjadi pusat perhatian, dengan angka-angka yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang solid dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di balik kemilau angka tersebut, terdapat ilusi yang perlu dipecahkan untuk memahami realitas perekonomian Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan ekonomi sering diukur dengan indikator-indikator seperti Produk Domestik Bruto (PDB), laju pertumbuhan investasi, dan angka pengangguran. Namun, angka-angka ini seringkali hanya mencerminkan satu sisi dari koin. Di balik pertumbuhan ekonomi yang menggiurkan, masih terdapat tantangan struktural yang belum terselesaikan.
Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu acuan dalam pengukuran kinerja suatu Negara. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi biasanya disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh pengeluaran Pemerintah yaitu belanja daerah/pusat (Krismajaya & Dewi, 2019).
Tulisan ini mencoba memaparkan beberapa problem yang menjadi ilusi dalam pertumbuhan ekonomi beserta solusinya. Agar Indonesia bisa keluar dari persoalan-persoalan yang seolah-olah pertumbuhan ekonomi ini menjadi keberhasilan sebuah Pemerintahan, padahal hanya ilusi.
Ketimpangan Ekonomi yang Merajalela
ADVERTISEMENT
Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang terfokus pada sektor-sektor tertentu juga menciptakan ketidakseimbangan dalam struktur ekonomi. Ketergantungan terhadap sektor ekspor komoditas primer, seperti minyak dan gas, dan industri pengolahan, seringkali membuat perekonomian rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global. Diversifikasi ekonomi menjadi penting untuk mengurangi risiko dan memperkuat ketahanan ekonomi.
Tidak kalah pentingnya adalah isu lingkungan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan seringkali dihasilkan dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dan degradasi lingkungan. Penyadaran akan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan yang baik menjadi krusial untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Beberapa Tawaran Solusi
Untuk mengatasi ilusi pertumbuhan ekonomi, diperlukan langkah-langkah konkret yang mengutamakan inklusi sosial, diversifikasi ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan. Pendidikan yang berkualitas, infrastruktur yang memadai, serta kebijakan yang mendukung sektor-sektor ekonomi yang berpotensi menjadi solusi dalam menanggulangi ketimpangan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi ilusi pertumbuhan ekonomi dengan fokus pada inklusi sosial, diversifikasi ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan:
1. Inklusi Sosial: Langkah pertama adalah memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya menguntungkan segelintir orang atau sektor tertentu, tetapi juga mencakup seluruh lapisan masyarakat. Untuk mencapai inklusi sosial, pendidikan yang berkualitas sangat penting. Ini mencakup upaya untuk memastikan akses yang adil dan merata terhadap pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat yang lebih tinggi. Dengan meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, kesempatan ekonomi dapat diperluas bagi semua orang, sehingga mengurangi kesenjangan ekonomi.
2. Diversifikasi Ekonomi: Ketergantungan ekonomi pada sektor-sektor tertentu meningkatkan risiko ketika sektor-sektor tersebut mengalami tekanan atau ketidakstabilan. Diversifikasi ekonomi adalah kunci untuk mengurangi risiko ini. Pemerintah perlu mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang beragam, seperti industri manufaktur, pariwisata, pertanian modern, dan teknologi informasi. Ini tidak hanya akan menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor yang rentan terhadap fluktuasi eksternal.
ADVERTISEMENT
3. Pembangunan Berkelanjutan: Pertumbuhan ekonomi harus diintegrasikan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Hal ini melibatkan pengelolaan sumber daya alam secara bertanggung jawab, perlindungan lingkungan, dan memperhitungkan aspek-aspek sosial dalam setiap kebijakan ekonomi. Infrastruktur yang memadai juga menjadi kunci dalam pembangunan berkelanjutan, dengan memastikan akses yang lebih baik ke layanan dasar seperti air bersih, sanitasi, energi bersih, dan transportasi yang terjangkau.
4. Kebijakan yang Mendukung Sektor-Sektor Ekonomi Potensial: Pemerintah perlu merancang kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Ini bisa berupa insentif fiskal, pelatihan tenaga kerja, penyediaan infrastruktur yang mendukung, serta dukungan bagi pengusaha lokal dan inovasi.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini secara berkelanjutan, Indonesia dapat memecahkan ilusi pertumbuhan ekonomi dan menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan merata bagi seluruh masyarakatnya, insha Allah.[]
ADVERTISEMENT