Dampak Polusi: Luka Bumi, Luka Ekonomi

Dyah Nanda
Mahasiswi Kimia Semester 2 Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Konten dari Pengguna
2 April 2024 10:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dyah Nanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Pabrik. Sumber Foto: Gambar oleh =https://pixabay.com/id/users/marcinjozwiak-12652484/?utm_source=link-
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Pabrik. Sumber Foto: Gambar oleh =https://pixabay.com/id/users/marcinjozwiak-12652484/?utm_source=link-
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada tahun 2023, Indonesia mengalami tren peningkatan polusi yang sangat signifikan, bahkan menempati posisi pertama sebagai negara di Asia Tenggara yang palling berpolusi, hal itu dilontarkan dari sumber yang didapatkan dari Greenpeace Indonesia, “Sementara di wilayah Asia Tenggara, Indonesia masih menempati posisi pertama negara paling berpolusi, dengan wilayah Tangerang Selatan menjadi peringkat pertama sebagai kota paling berpolusi se Asia Tenggara”. Hal ini terjadi lantaran karena tingginya angka polusi yang signifikan di beberapa kota besar di Indonesia seperti Tangerang Selatan yang menempati posisi pertama, disusul oleh Bekasi, Bogor, Tangerang, Depok dan kota-kota lainnya.
ADVERTISEMENT

Apa Makna Polusi?

Lantas demikian, apa sebenarnya arti dari polusi? Menurut KBBI, pengertian polusi adalah pengotoran atau pencemaran tentang air, udara, dan sebagainya. Dari arti tersebut, polusi memiliki berbagai macam bentuk yaitu polusi udara, polusi air, polusi tanah, dan sebagainya. Secara istilah, polusi adalah kondisi yang timbul ketika senyawa kimia, energi atau polutan masuk ke lingkungan yang merusak ekologi, kondisi lingkungan dan menyebabkan bahaya bagi makhluk hidup. Polusi adalah masuknya zat-zat yang merusak ke lingkungan, seperti air, udara, dan tanah. Polusi dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk industri, kendaraan bermotor, limbah domestik, dan aktivitas manusia lainnya. Ketika polusi terjadi dalam jumlah yang tinggi, dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Polusi terbagi menjadi tiga bagian, yaitu polusi udara, polusi air dan polusi tanah. Polusi udara terjadi ketika udara tercemar oleh gas-gas beracun seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan partikel-partikel halus yang dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan gangguan pernapasan serta masalah kesehatan lainnya. Polusi udara juga dapat menyebabkan hujan asam dan merusak lingkungan serta bangunan. Polusi air terjadi ketika zat-zat kimia berbahaya, limbah industri, atau limbah domestik mencemari sumber air seperti sungai, danau, dan laut. Hal ini dapat menyebabkan keracunan bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber air tersebut, serta mengganggu keseimbangan ekosistem air. Polusi tanah terjadi ketika zat-zat berbahaya seperti logam berat, pestisida, dan limbah industri menumpuk di dalam tanah dan mengganggu kesuburan tanah serta mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan hewan yang hidup di dalamnya.
Jalan Raya di Jakarta. Sumber Foto: Photo by <a href="https://unsplash.com/@avivrchmdn?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Aviv Rachmadian</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/assorted-color-vehicles-under-white-sky-KcdLI0mCfqA?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a>
Dampak polusi akan menjadi sangat luas jika dibiarkan terus-menerus terjadi dan tidak teratasi dengan baik. Dalam bidang ekonomi, kerugian yang diakibatkan dari polusi udara ini jumlahnya tidak sedikit, bahkan mencapai triliunan rupiah. Menurut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, semua orang yang terlibat dalam industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus turut serta dalam usaha untuk memperbaiki kualitas udara. Ini disampaikannya mengingat kondisi udara di Jakarta yang semakin memburuk akibat polusi. Dilansir dari tempo.co "Kerugian ekonomi karena polusi udara senilai Rp 21,5 triliun," kata Sandiaga dalam upacara HUT RI ke-78 di Kemenparekraf, Kamis, 17 Agustus 2023, dikutip dari siaran pers. Dengan demikian, jika masalah polusi udara ini tidak diatasi secepat mungkin oleh pemerintah ataupun pihak yang berwenang, maka bisa saja nilai kerugian yang diakibatkan oleh polusi udara terhadap ekonomi semakin bertambah. Permasalahan polusi udara seakan menjadi musuh abadi yang tidak terlihat, dari tahun ke tahun permasalahan ini akan terus muncul dan bahkan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut, mulai dari uji emisi kendaraan bermotor untuk mengurangi polusi udara, modifikasi cuaca, mendorong penggunaan transportasi publik, mengurangi PLTU batu bara sampai percepatan kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Polusi udara tentu memberikan dampak negatif ke berbagai lini sektor. Diantaranya yaitu pada sektor ekonomi. Dampak polusi terhadap ekonomi dapat dirangkum sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Pertama, biaya kesehatan menjadi beban signifikan karena polusi udara, air, dan tanah mengakibatkan berbagai penyakit serius seperti gangguan pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan kanker. Studi dari Bank Dunia menunjukkan bahwa di Indonesia, polusi udara saja telah menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp 226 triliun setiap tahunnya, setara dengan 5,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Begitu pula dengan polusi air yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang bergantung pada air tercemar.
Kedua, produktivitas turun akibat polusi udara dan air yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada pekerja, seperti kelelahan dan sakit kepala. Studi dari Celios menunjukkan bahwa di Jakarta, kerugian ekonomi akibat penurunan produktivitas akibat polusi udara mencapai Rp 574 triliun per tahun. Selain itu, polusi juga dapat merusak tanaman dan hewan, mengurangi hasil panen dan produksi peternakan.
ADVERTISEMENT
Ketiga, sektor pariwisata juga terdampak karena lingkungan yang tercemar oleh polusi udara, air, dan tanah menjadi tidak menarik bagi wisatawan. Laporan dari UNWTO menunjukkan bahwa polusi dapat mengurangi pendapatan sektor pariwisata hingga 8%, selain merusak infrastruktur wisata seperti pantai dan terumbu karang.
Terakhir, biaya pengendalian polusi menjadi beban tambahan baik bagi pemerintah maupun perusahaan, dimana mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk infrastruktur pengolahan air limbah, filter asap di pabrik, dan pengembangan teknologi ramah lingkungan. Biaya ini dapat tercermin dalam bentuk pajak atau kenaikan harga produk kepada masyarakat.
Kesimpulannya, polusi memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap ekonomi melalui biaya kesehatan yang tinggi, penurunan produktivitas, penurunan pendapatan dari sektor pariwisata, dan biaya pengendalian polusi yang besar. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang lebih ketat, seperti kebijakan lingkungan yang lebih ketat, peningkatan penggunaan energi terbarukan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku ramah lingkungan. Upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya tahan. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita dapat melindungi kesehatan manusia dan lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT