Budaya Populer TikTok Dapat Pengaruhi Pembentukan Karakter Anak 1-5 Tahun

Dwi prasetyo
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY
Konten dari Pengguna
8 Januari 2022 13:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Balita, Dok. Dwi Prasetyo
zoom-in-whitePerbesar
Balita, Dok. Dwi Prasetyo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TikTok merupakan sebuah aplikasi yang kini sangat digemari oleh masyarakat tanpa melihat batasan umur. TikTok juga menjadi media massa yang dapat memberikan informasi apapun sesuai minat penggunanya.
ADVERTISEMENT
Waktu itu saya sedang berada di sebuah Angkringan Sumringah Jl. Nogosaren Baru, Gamping, Sleman, Minggu (02/01). Saya melihat ada orangtua menenangkan anaknya yang sedang menangis dengan memberikan telepon genggam dan menontonkan video TikTok.
Setelah diberikan telepon genggam dan menonton video TikTok, anak yang menangis tersebut langsung berhenti menangis. Yang menjadi ketakutan orangtua adalah karakter anak menjadi tidak baik karena anak candu melihat video yang ada di TikTok apalagi tidak semua konten yang ada di TikTok merupakan video edukasi dan mendidik.
Pada skripsi yang saya baca Senin, (03/01). Dengan judul dampak penggunaan gadget pada perkembangan sosial anak usia dini di dusun setia bumi kecamatan seputih yang di tulis oleh Titik Mukarromah dan diterbitkan pada tahun (2019).
ADVERTISEMENT
"Perkembangan anak yang sangat sensitif adalah saat usia 1 sampai 5 tahun atau yang sering disebut dengan the golden age," tulis Titik Mukarromah pada skripsi tersebut.
Anak pada usia 1 sampai 5 tahun yang disebut dengan the golden age ini sangat pintar dan cerdas sehingga anak tersebut menjadi peniru yang sangat handal. Dengan keahlian tersebutlah yang menjadikan anak mampu menyerap informasi dan meniru apa yang ia lihat termasuk emosi serta spiritualnya.
Apa yang ia pelajari dan tiru akan menjadi dasar terbentuknya karakter, kepribadian dan kemampuan kognitifnya. Menurut Ellen Galinsky dan Deborah Philips dalam buku Enni Khairuddin mengatakan.
"Anak-anak sekarang perlu mendapatkan pondasi hidup yang lebih penting dari pada sekedar tahu huruf dan angka," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pondasi hidup ini dapat berupa nilai-nilai kebaikan, spiritual, ilmu pengetahuan, kedisiplinan, kecerdasan, ketaatan dan kepatuhan terhadap hal yang baik.
Menurut jurnal yang berjudul pembentukan karakter bagi anak usia 5 sampai 6 tahun melalui lagu-lagu anak di TK IT bunga harapan samarinda yang saya baca pada Senin, (03/01).
"Mendidik anak dengan lagu-lagu yang mengajarkan nilai kebaikan dapat membentuk karakter seperti bertanggung jawab, kepedulian, dan disiplin. Selain itu, mendidik anak dengan lagu-lagu yang berlirik keagamaan juga dapat membentuk karakter anak yang religius," jelas tulisan pada jurnal tersebut.
Lagu juga dapat dijadikan alternatif sebagai media pembentukan karakter, dengan mengajarkannya lagu anak yang berlirik positif maka akan membantunya menanam kebaikan dan hal positif ke dalam dirinya. Pada TikTok masih sering dijumpai lagu-lagu yang liriknya kurang mendidik.
ADVERTISEMENT
Memang benar TikTok tidak hanya berisi konten negatif tetapi juga ada konten positif akan tetapi TikTok belum memiliki fitur penyaringan konten seperti yang ada pada YouTube sehingga konten apapun akan lebih bebas masuk kedalam for your page (fyp) kita.
Kesimpulannya adalah TikTok mampu mempengaruhi pertumbuhan karakter anak usia 1 sampai 5 tahun. Anak pada usia 1 sampai 5 tahun merupakan the golden age yang pada usia tersebut adalah waktu penanaman dasar terbentuknya karakter pada anak.
Alangkah baiknya berikanlah pendidikan dan contoh yang baik agar tertanam karakter akhlakul karimah. Ajarkan terlebih dahulu mana yang baik dan mana yang kurang baik.