Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kisah Homang, Siluman Kera dari Tapanuli
21 Juni 2021 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:05 WIB
Tulisan dari Dukun Millenial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dahulu ada sebuah teori dari Charles Darwin yang mengatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari kera, meskipun sempat ramai diyakini akan tetapi hal tersebut banyak menimbulkan kontroversi di berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Seolah serupa dengan teorinya Darwin, masyarakat di daerah Tapanuli, Sumatera Utara sepertinya memiliki persepsi tentang manusia yang memiliki kekerabatan dengan kera, yakni tentang keberadaan Homang atau manusia setengah kera, hanya saja di Tapanuli lebih menyerempet ke unsur mistis.
Homang adalah makhluk bertubuh besar (diyakini makhluk jadi-jadian) yang menyerupai kera yakni setengah manusia dengan tubuh tegap namun wajahnya memiliki khas kera dengan taring dan cakar yang tajam serta memiliki bulu yang sangat lebat.
Masyarakat Tapanuli sering mengaitkan kejadian-kejadian aneh yang menimpa ternak mereka dengan keberadaan Homang. Seperti pada kasus kematian banyak hewan ternak di pertengahan tahun 2020 lalu, masyarakat Tapanuli Utara, Sumatera Utara menganggap bahwa itu ulah dari Homang.
Secara Spesifik Homang memang belum bisa dikategorikan apakah termasuk hewan buas atau makhluk jadi-jadian. Namun, dikatakan bahwa Homang mampu melatih suaranya menyerupai dengan suara manusia.
ADVERTISEMENT
Akibat kecerdasan Homang yang mampu meniru suara manusia ini, kebanyakan masyarakat Tapanuli tidak akan meneriaki atau memanggil nama seseorang ketika orang tersebut hilang di hutan, karena jika hal tersebut diketahui Homang, khawatir Homang akan meniru suara orang dan memanggil yang tersesat itu supaya mendekati dirinya lalu ia akan menerkam dan memakan orang itu.
Mitos mengenai keberadaan Homang ternyata bukan hanya ada di Tapanuli, di lain daerah juga terdapat kisahnya dengan sebutan yang berbeda misalnya di Toba dengan sebutan 'homang', lalu di Simalungun itu 'homin', juga di Karo dia disebut 'kemang'.
Dalam upaya mencari jejak dari Homang, sejauh ini masyarakat sekitar meyakini bahwa Homang bisa dilacak dari jejak kakinya yang selalu menuju hutan. Ada yang unik dari cara melacak Homang, konon katanya jejak kaki Homang selalu menipu jika ia berjalan maju maka jejak telapak kakinya akan mundur, mitos ini membuat banyak orang mencari jejak Homang dengan cara mundur.
ADVERTISEMENT