Rezim Alkohol Arab Saudi

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
6 Februari 2024 8:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saban mendengar Arab Saudi, orang mengaitkannya dengan kerajaan kaya minyak yang konservatif. Namun, kini negara ini tengah bersiap untuk menyambut Tequila Sunrise. Jika Anda belum sadar, Arab Saudi akhirnya akan mengizinkan penjualan alkohol.
ADVERTISEMENT
Benar. Kerajaan Arab Saudi akan membuka toko minuman keras segera mungkin. Ini adalah pertama kalinya dalam masa lebih dari 70 tahun. Namun demikian, ini bukan berarti Anda bisa langsung terbang ke Jeddah untuk secangkir Gin dan Tonik.
Toko alkohol ini bukan untuk semua orang, tapi hanya buat para diplomat. Itu pun hanya untuk diplomat non-Muslim. Toko alkohol ini akan berlokasi di Riyadh, kawasan diplomatik dan ibu kota kerajaan.
Aturannya amat ketat. Pertama, seperti yang disebutkan, hanya untuk kalangan diplomat. Mereka harus pergi dan membeli alkohol sendiri. Mereka tidak bisa mengirim staf untuk membeli. Mereka harus membuat janji melalui aplikasi bernama Diplo. Begitu sampai sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan, mereka harus menunjukkan bukti bahwa mereka berusia di atas 21 tahun.
ADVERTISEMENT
Mereka juga harus mengenakan pakaian yang sopan. Anda tidak bisa tiba-tiba bergegas ke toko minuman keras dengan pakaian olahraga untuk sebuah pesta secara mendadak. Pembelian minuman keras menjadi urusan formal yang serius dan juga rahasia. Tidak ada telepon seluler yang diperbolehkan. Bahkan juga ada kuota alkohol.
Setiap diplomat berhak mendapatkan 240 poin alkohol setiap bulan. Apa yang bisa Anda dapatkan dengan 240 poin? Sebotol liter minuman beralkohol bernilai 6 poin, sebotol liter anggur bernilai 3 poin, dan 1 poin untuk sebotol liter bir. Jadi, setiap diplomat dapat membeli 40 liter wiski atau gin atau apa pun yang mereka suka. Mereka bisa mendapatkan 80 liter anggur dan 240 liter bir.
Jumlah ini lebih dari cukup untuk seorang diplomat. Itu pun bila kita mengecualikan keluarga dan staf mereka. Dengan semua aturan ini, Anda mungkin berpikir bahwa hampir tidak ada perubahan. Tetapi Anda harus ingat ini adalah Arab Saudi, negara di mana perempuan tidak diizinkan mengemudi sampai tahun 2018. Tahun ini adalah saat ketika bioskop kembali diputar setelah hampir empat dekade.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun terakhir kita menyaksikan perubahan besar di Kerajaan Arab Saudi. Semua ini bagian dari visi satu pria. Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS), penguasa de facto Arab Saudi, tengah berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi kerajaan.
Dia berusaha melepaskan ketergantungan Saudi pada minyak, mencoba menarik perusahaan multinasional, dan francise olahraga global. Dia bahkan berusaha meningkatkan pariwisata. Tetapi agar rencana terakhir ini berhasil, MBS perlu mengubah persepsi dunia terhadap Arab Saudi. Meliberalisasi penjualan alkohol mungkin menjadi salah satu cara untuk menarik wisatawan.
Alkohol terbatas hanya untuk diplomat untuk saat ini. Tetapi dalam beberapa tahun, mungkin ketika Piala Dunia 2034 berlangsung, masyarakat Arab Saudi bakal lebih sering melihat alkohol mengingat mereka tidak melihatnya selama puluhan tahun.
ADVERTISEMENT
Alkohol dilarang pada tahun 1952, beberapa bulan setelah skandal mabuk yang melibatkan Pangeran Mishari bin Abdulaziz. Dia minum terlalu banyak dalam suatu pesta dan menembak mati Cyril Usman, wakil konsul Inggris di Jeddah. Ini menyebabkan ayahnya, Raja Abdulaziz, melarang alkohol.
Dengan memulai secara kecil, dengan membatasi alkohol hanya untuk diplomat, Arab Saudi mungkin sedang menyiapkan dasar dan menyiapkan panggung untuk menjadi tujuan wisata yang menjanjikan di masa depan.