Karpet Merah: Gaun, Perhatian Publik, dan Kemewahan

Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
23 Januari 2024 7:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Donny Syofyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dari sejarah kita mengetahui bahwa kebudayaan Yunani Kuno menjelajahi beragam bidang; politik, filsafat, seni, sains, dan lain-lain. Kontribusinya terhadap umat manusia sangat luas. Tetapi ada satu bidang yang relatif kurang dibicarakan dibandingkan yang lainnya, termasuk apa yang disebut ‘jalan merah tua’ (crimson path).
ADVERTISEMENT
Hari ini, istilah ‘jalan merah tua’ dikenal sebagai ‘karpet merah’ (red carpet). Secara tradisional karpet merah digunakan untuk menyambut keluarga kerajaan. Sekarang, di samping masih digunakan untuk menyambut keluarga istana, karpet merah juga digunakan luas menyambut aktor atau aktris film, pejabat politik, hingga remaja yang menempati posisi puncak dalam TikTok.
Karpet merah identik dengan sorotan publik (glitz) dan kemewahan (glamour). Karenanya karpet merah ditampilkan dalam pelbagai acara-acara mewah, semisal pemberian penghargaan, pemutaran film perdana (premier) dan gala lainnya.
Sering kali pergelaran karpet merah menjadi fokus acara. Pergelaran karpet merah ini juga sering dimanfaatkan oleh para bintang film dan selebritas tidak hanya untuk membangun citra diri tetapi juga untuk mendapatkan banyak uang.
ADVERTISEMENT
Karpet merah telah tampil sebagai kekuatan ekonomi mikro. Ia muncul sebagai akibat langsung dari kebangkitan media sosial dan pengaruh yang semakin besar dari orang-orang di belakang layar; penata rambut, penata rias, fotografer, teknisi kuku, pelatih, dokter kulit, ahli gizi. Ini menjadi daftar yang sangat panjang.
Para profesional yang selama ini kita kenal sebagai orang-orang di belakang layar nyatanya sekarang berperan sebagai arsitek citra. Mereka bekerja sama untuk mengkuratori citra selebritas dan memaksimalkannya, karena karpet merah tidak lain adalah peluang iklan terbaik.
Ia telah menjadi alat pemasaran yang memang disiapkan dan bekerja dengan cermat. Selama beberapa generasi, karpet merah menyumbang bertambahnya pundi-pundi banyak aktor dan aktris.
Aktris pemeran Barbie, Margot Robbie, menghadiri Oscar 2018. Dia memakai salah satu produk Chanel. Timnya menggunakan kesempatan ini. Robbie lalu menjadi duta baru untuk merek tersebut. Michelle Williams juga melakukan hal yang sama dengan Louis Vuitton. Begitu pula Leonardo DiCaprio dengan Giorgio Armani. Ini adalah cara kerja, tren dan pengaturan yang sudah umum.
ADVERTISEMENT
Para seleb menandatangani kontrak sebagai brand ambassador dengan perusahaan tertentu. Mereka bakal mengenakan pakaian, sepatu, dan tas buatan merek tersebut setiap tahun. Ini adalah rahasia umum di dunia industri hiburan.
Dengan realitas seperti ini, aktor atau aktris favorit Anda tidak ‘bebas’ mengenakan gaunnya sendiri. Dia hanya memilihnya dengan pilihan yang terbatas di bawah pedoman yang sangat spesifik.
Apa yang kita saksikan di karpet merah dibentuk oleh merek global dan sering dibeli, seperti berlian US$ 30 juta yang dikenakan Lady Gaga ini. Itu disponsori.
Gaun Dior yang tampak apik senilai $ 4 juta yang dikenakan Jennifer Lawrence. Lagi-lagi ini disponsori. Lawrence memiliki kesepakatan $ 15 juta dengan Dior, yang berarti dia hanya akan memakai merek itu ke acara karpet merah.
ADVERTISEMENT
Namun ada sisi hitam dalam industri ini. Para selebritas jarang menyatakan endorsement yang mereka lakukan atau uang yang mereka dapatkan. Menurut sebuah laporan, seorang penata rambut mendapatkan antara US$ 30 hingga US$ 50.000 ketika dia menengahi penawaran dengan pemilik merek.
Sementara para aktor atau selebritas mendapatkan mulai dari US$100 hingga US$ 250.000 untuk satu kali penampilan di karpet merah. Terkadang angka itu naik hingga tujuh digit.
Banyak aktor menghasilkan lebih banyak uang di karpet merah dan endorsement yang mereka berikan ketimbang menjadi aktor. Para influenser juga mendulang banyak cuan dari ini. Mereka adalah aksesori karpet merah paling hot. Mereka diundang untuk tampil di upacara penghargaan atau pemutaran film. Mereka dapat memperoleh hingga US$ 10.000 untuk setiap deal yang disepakati.
ADVERTISEMENT
Pada intinya apa yang Anda lihat di karpet merah menyerupai apa yang Anda lihat di film. Sebagian besar tidak nyata. Karpet merah adalah alat pemasaran utama dan belum akan sirna dalam waktu dekat.
Ada hubungan yang saling menguntungkan. Selebritas menjadi terlihat hebat, merek mendapatkan orang terkenal untuk memakai produk yang mereka ciptakan, dan penonton bersuka cita melirik bintang pujaan mereka.