Dompet Dhuafa-Pusakata Gerakan Bangun Sekolah, Wujudkan Mimpi Anak Pelosok

Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa Republika adalah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa
Konten dari Pengguna
2 Maret 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dompet Dhuafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Musisi Indonesia, Is Pusakata bersama dengan Dompet Dhuafa menggalang dana untuk renovasi gedung sekolah di Dusun Taman Sejarah, Desa Nuniali, Kec. Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Penggalangan dana berlangsung selama lima hari, yakni mulai Rabu (21/2/2024) hingga Minggu pekan lalu (25/2/2024).
zoom-in-whitePerbesar
Musisi Indonesia, Is Pusakata bersama dengan Dompet Dhuafa menggalang dana untuk renovasi gedung sekolah di Dusun Taman Sejarah, Desa Nuniali, Kec. Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Penggalangan dana berlangsung selama lima hari, yakni mulai Rabu (21/2/2024) hingga Minggu pekan lalu (25/2/2024).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SERAM, MALUKU-- Pusakata sebagai salah satu penggagas gerakan tersebut melakukan ajakan donasi melalui mini concert. Selain itu, ia juga melakukan lelang kaus untuk donasi seharga satu juta rupiah per-pcs. Pada “Sisir Kota Pesisir” kali ini, Pusakata berencana membuka donasi selama enam bulan ke depan sampai perbaikan gedung sekolah rampung.
ADVERTISEMENT
“Siapa pun yang datang (ke mini concert) dapat memberikan donasi sesuai kemampuan, untuk perbaikan sekolah. ‘Sisir Kota Pesisir’ ini akan ada sampai saya mati. Kalau sekolahnya sudah bagus, kita pindah ke sekolah lain yang membutuhkan,” tutur pria pemilik nama lengkap M. Istiqamah Jamad ini dalam rilisnya (Sabtu, 02/03).
Sekolah yang dimaksud, yakni Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nahdatul Ulama yang berdiri di atas tanah hibah masyarakat. Terdapat 60 murid yang bersekolah menimba ilmu dalam keadaan gedung sekolah tak memadai: bertembok kayu, kurangnya jumlah bangku dan hanya terdiri dari tiga kelas dan satu ruang kantor guru.
Mereka turut membersamai rangkaian agenda kerelawanan bersama anak-anak setempat, di antaranya Sehari Menjadi Guru, Audit Sampah bersama Komunitas The Mulung, dan Tes Kesehatan Gratis bersama Komunitas TBM (Taman Baca Masyarakat) Vertebrae Universitas Pattimura. Di hari yang sama, Kamis lalu (22/2/2023) malam, Is Pusakata juga menggelar mini concert yang diikuti dengan penyerahan donasi dan sarasehan bersama warga setempat.
ADVERTISEMENT
Nabila Ishma juga turut meramaikan “Sisir Kota Pesisir” dengan diskusi menyoal pemerataan pendidikan. Baginya masih banyak sekolah di daerah pelosok yang belum memiliki fasilitas sekolah memadai. Ia pun mengajak khalayak umum untuk membantu mewujudkan mimpi anak pelosok dengan berdonasi melalui Aplikasi Dompet Dhuafa atau DD Apps.
“Kita sebagai orang yang lebih beruntung bisa bergandengan tangan dan membantu mewujudkan mimpi mereka bersama. Donasi yang terkumpul sudah digunakan untuk pengadaan bangku dan buku. Namun, kita masih membuka donasi seluas-luasnya,” ucapnya.
Sependapat dengan Nabila, Ican pun turut prihatin melihat kondisi sekolah yang tak layak. Ia mengatakan, seharusnya tak hanya sebatas donasi saja yang dapat diberikan. Melainkan dukungan emosional yang berarti bagi anak-anak di Dusun Taman Sejarah.
ADVERTISEMENT
Musisi Indonesia, Is Pusakata bersama dengan Dompet Dhuafa menggalang dana untuk renovasi gedung sekolah di Dusun Taman Sejarah, Desa Nuniali, Kec. Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Penggalangan dana berlangsung selama lima hari, yakni mulai Rabu (21/2/2024) hingga Minggu pekan lalu (25/2/2024).
Ini bukan kali pertama bagi Is Pusakata menggelar gerakan sosial bertemakan “Sisir Kota Pesisir”. Sebelumnya, ia sudah sempat melakukannya di beberapa tempat. Bukan hanya menggaungkan kebaikan, melalui aksi ini Is juga melahirkan karya. Dengan harapan, hasilnya dapat kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Setelah melihat kondisi sekolahnya, saya langsung berpikir, ke mana saja saya selama ini? Padahal letak sekolahnya masih satu tempat dengan tempat saya berpetualang. Saya berterima kasih kepada Dompet Dhuafa yang telah mengajak saya. Saya berpikir seharusnya tak hanya sebatas donasi yang dapat kita beri, melainkan juga support untuk anak-anak,” tutur Ican penuh haru.
ADVERTISEMENT
Dedi Fadlil selaku Manager Content Creative Dompet Dhuafa menyampaikan, pihaknya tak menaruh target tertentu untuk donasi perbaikan sekolah.
“Nggak ada batas, tapi kalau untuk sekolah di Waisala, Taman Sejarah minimal 150 juta rupiah,” pungkasnya. (DD)*