Sejarah Retorika: Perjalanan dari Yunani Kuno Hingga Zaman Modern

Dinda Salwa
Jurnalis- Saya adalah Mahasiswa Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
9 April 2024 9:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dinda Salwa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
source:  canva.com
zoom-in-whitePerbesar
source: canva.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Retorika, merupakan sebuah seni dalam berbicara yang dapat mempengaruhi, menguasai dan memukau orang yang telah menyertai perjalanan panjang sejarah manusia sejak awal keberadaaanya. Telah terjadi perubahan signifikan dalam penggunaan, pemahaman, dan pengembangan retorika dari masa Yunani Kuno hingga zaman modern.
ADVERTISEMENT
Retorika tidak hanya terkait dengan persuasi, tetapi juga merupakan alat universal yang dapat digunakan dalam berbagai situasi dan bidang kehidupan. Melalui pemahaman tentang latar belakang dan sejarah retorika, kita dapat menghargai peran pentingnya dalam perkembangan komunikasi manusia dan bagaimana retorika terus berkembang seiring dengan perubahan zaman.
Dalam penulisan tentang retorika, berbagai karya penting dari para tokoh seperti Aristoteles, Kartini, Rajiyem, dan Tambunan menjadi rujukan utama. Retorika bukan hanya sekadar ilmu, tetapi juga seni yang digunakan untuk menyampaikan pesan secara efektif dan mengesankan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang retorika, kita dapat lebih memahami betapa pentingnya kemampuan dalam menyampaikan pesan dengan tepat dan memukau. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga periode kunci dalam sejarah retorika: zaman Yunani Kuno, Abad Pertengahan, dan zaman modern.
ADVERTISEMENT
1. Retorika Zaman Yunani Kuno
Retorika sudah ada sejak manusia lahir. Pada masa Yunani Kuno, retorika mencapai puncak kejayaannya. Retorika menjadi cara utama untuk menyampaikan informasi kepada orang banyak. Kaum Sophis seperti Gorgias, Protagoras, dan Isocrates memainkan peran penting dalam mengembangkan teori dan praktik retorika. Mereka tidak hanya mengajarkan seni berbicara, tetapi juga melibatkan aspek-aspek seperti sastra, gramatika, dan logika. Retorika tidak hanya sekadar alat untuk menyampaikan pesan, tetapi juga digunakan untuk mempengaruhi emosi dan prasangka pendengarnya. Karya-karya para pemikir Yunani ini telah membentuk landasan teoritis dan praktis sebagai displin ilmu dan keterampilan komunikasi.
2. Retorika Abad Pertengahan
Pada Abad Pertengahan, retorika mengalami penurunan signifikan. Pada masa ini,Retorika disebut sebagai masa kegelapan. Pengaruh keagamaan Kristen yang dominan menyebabkan retorika lebih terfokus pada gaya bahasa dan penyajian, dengan pemikiran kritis yang terpinggirkan. Banyak orang Kristen yang pada saat itu melarang mempelajari retorika yang dirumuskan oleh orang-orang Yunani dan Romawi. Retorika kemudian dikaitkan dengan gaya bahasa yang indah, terutama dalam aliran Manerisme (gaya bahasa). Meskipun demikian, retorika tetap memainkan peran penting dalam pembentukan pemikiran dan budaya pada masa itu.
ADVERTISEMENT
3. Retorika Zaman Modern
Kembalinya minat terhadap retorika terjadi pada Abad Pencerahan atau Renaissance. Pada zaman modern, terjadi kemajuan besar dalam pemahaman dan praktik retorika. Istilah-istilah baru muncul, dan terdapat perkembangan dalam pemikiran retorika. Aliran-aliran seperti Epistemologis, Belles Lettres, dan Elokusionis menunjukkan variasi dalam pendekatan terhadap retorika:
Membahas tentang pengetahuan, asal-usul, metode, sifat, dan batasan-batasan pengetahuan manusia. pendekatan epistemologis mencoba untuk menggali proses mental yang terlibat dalam berbicara dan berargumentasi. Tokoh-tokoh seperti Roger Bacin, George Campbell, dan Rochard Whately memberikan kontribusi penting dalam memperkaya pemahaman kita tentang retorika dari sudut pandang epistemologis.
Menekankan pada keindahan bahasa, di mana retorika dipandang sebagai alat untuk menciptakan karya-karya yang indah secara estetis. Hugh Blair adalah salah satu tokoh yang menghubungkan retorika dengan sastra dan kritik, menyoroti pentingnya cita rasa dalam memperoleh kesenangan dari karya-karya yang indah.
ADVERTISEMENT
3. Aliran Elokusionis
Fokus pada aliran ini adalah teknik penyampaian pidato yang efektif. Tokoh seperti Gilbert Austin menekankan pentingnya penggunaan bahasa yang tepat, penguasaan intonasi, serta kontrol diri dalam menyampaikan pidato.
Dari kejayaan retorika pada masa Yunani Kuno hingga perkembangan dan variasi dalam zaman modern, retorika telah membentuk landasan komunikasi dan pemikiran manusia. Meskipun mengalami pasang surut, keberadaan dan evolusi retorika menegaskan pentingnya kemahiran berbicara yang efektif dalam mempengaruhi, membangun pemikiran, dan menggerakkan tindakan. Dengan memahami sejarah retorika, kita dapat menghargai peran pentingnya dalam membentuk dunia di sekitar kita.