Hiruk Pikuk Cuaca Ekstrim di era Ramadan

Devi Ayu Yulia Putri
Program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Konten dari Pengguna
25 Maret 2024 12:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Devi Ayu Yulia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(foto ini diambil secara pribadi oleh Devi Ayu) - pukul 23.55 WIB || Suasana hujan badai di lampu merah Bratang Surabaya.
zoom-in-whitePerbesar
(foto ini diambil secara pribadi oleh Devi Ayu) - pukul 23.55 WIB || Suasana hujan badai di lampu merah Bratang Surabaya.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SURABAYA — Belakangan ini wilayah Surabaya dan sekitarnya sering dilanda hujan karena medannya yang sangat terjal. Akibatnya, kali ini banyak orang yang jatuh sakit akibat perubahan cuaca. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk terus menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Perubahan cuaca ini sering disebut dengan “PANCAROBA”, artinya peralihan dari musim panas ke musim hujan, suhu biasanya turun dan udara lebih dingin dari biasanya. Selama bulan suci Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia berpuasa sepanjang hari. Namun saat ini, mereka juga harus menghadapi kondisi cuaca ekstrim yang semakin tidak terduga. Mulai dari gelombang panas yang menyengat hingga ancaman badai petir, keganasan cuaca ekstrim telah menjadi kekhawatiran umat Islam yang merayakan bulan suci ini.
ADVERTISEMENT
Dilansir oleh CNN Indonesia “Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi cuaca ekstrem melanda sebagian besar wilayah Jawa Timur sepanjang 12-18 Maret 2024. Masyarakat dihimbau waspada terhadap bencana hidrometeorologi seperti hujan intensitas tinggi, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.”
Salah satu dampak paling signifikan dari cuaca ekstrim selama Ramadhan adalah terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Gelombang panas yang parah dapat menyebabkan dehidrasi dan kelelahan parah bagi umat yang berpuasa, sementara badai petir dapat menimbulkan ancaman serius bagi jamaah yang berkumpul di masjid untuk melaksanakan salat tarawih. Selain itu, untuk mengatasi tantangan ini perlu adanya persiapan ekstra dari semua pihak. Pemerintah dan lembaga kemanusiaan harus meningkatkan upaya mitigasi bencana dan penanganan darurat selama bulan Ramadhan, sementara masyarakat juga perlu lebih waspada dan proaktif dalam menghadapi potensi cuaca ekstrim.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, penting bagi umat Islam untuk memperhatikan cara hidup sehat dan menjaga pola makan secara teratur selama Ramadhan. Hal ini termasuk memastikan mereka terhidrasi dengan baik saat berbuka puasa dan menghindari keluar rumah saat kondisi cuaca ekstrim. ''Saya imbau kepada masyarakat agar menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Harus banyak istirahat dan menyatap makanan yang sehat dan berimbang,'' kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, dr Achlia Dahlan, Senin (15/7).
Dijelaskan, cuaca ekstrim selama memasuki Ramadhan, rentan membuat masyarakat terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Karena itu masyarakat perlu menghindari debu dan segala bentuk polusi udara misalnya keluar mengendari kendaraan motor ataupun mobil di jalanan dengan mengunakan masker atau penutup mulut. Serta Masyarakat diimbau berhati-hati dalam merencanakan menu makan berbuka puasa dan sahur.
ADVERTISEMENT
Makanan harus dimasak dengan kondisi terbaik dan pemanasan ulang makanan harus dihindari. Karena puasa sering kali mengharuskan mengawetkan makanan yang belum jadi untuk dikonsumsi keesokan harinya, pemanasan atau penyimpanan yang tidak tepat dapat membuat makanan tersebut menjadi tidak layak dan berpotensi beracun atau menimbulkan penyakit.
Kita harus sadar diri akan pentingnya kesehatan dan menghimbau terutama keluarga kita untuk kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat, dengan cara membeli makan sekali di santap tanpa harus di hangatkan kembali dan kemudian hari masih di makan lagi. Kenapa? karena akan menimbulkan berbagai penyakit yang akan menyerang di dalam tubuh kita dan memberikan kesadaran pola hidup sehat dengan cara membeli sayuran apapun di masukan ke dalam lemari es (Kulkas) lalu kita upayakan di masak sendiri guna untuk mencegah adanya banyak micin atau bumbu – bumbu penyedap makanan yang menimbulkan akan adanya virus dan tubuh menjadi rentan sakit.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kondisi musim pancaroba yang sulit di tebak dengan cuaca kadang pagi matahari terik sekali (panas), lalu malamnya hujan deras ataupun sebaliknya yang membuat kondisi kita yang mudah terkena penyakit apapun seperti penyakit panas, batuk, pilek, flu, sakit tenggorokan dan lainnya. Apabila imun kekebalan tubuh kita menurun pasti terserang penyakit tersebut. Maka adanya peristiwa seperti ini kita harus menjaga kekebalan tubuh (Imun) untuk itu kita harus berolahraga seminggu dua kali dan memakan makanan yang sehat setiap harinya.