Melangkah Lebih Jauh Lagi

Defatwa Aulia
Mahasiswa Universitas Pamulang, prodi Sastra Indonesia.
Konten dari Pengguna
19 Januari 2023 6:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Defatwa Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/gadis-berjalan-boneka-beruang-anak-447701/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/gadis-berjalan-boneka-beruang-anak-447701/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kenangan dan luka yang kamu berikan cukup membekas, sehingga itu berpengaruh untuk aku. Contohnya seperti aku kehilangan diriku karenamu. Aku pernah berpikir mungkin wajar karena tidak terbiasa, tetapi makin lama aku merasa bukannya membaik tetapi ini tidak. Bahkan aku selalu mengutamakan kamu dari segalanya, memberi kebahagiaan untukmu padahal aku saja tidak bahagia karena ini. Aku selalu gagal untuk bersikap biasa saja, sudah dicoba berulang kali tetap saja, haha lemah memang. Ego mengalahkan semuanya bahkan menghancurkan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Sesuatu yang hilang, tetapi tidak tahu apa. Mencari arti tanpa tahu apa yang sedang dicari, aku terjebak namun diantaranya juga keliru. Keliru dengan diri sendiri yang entah kenapa, seperti gila rasanya. Untuk berjalan saja rasanya aku tidak mampu, tidak tahu harus mengarah ke mana, tujuan ke mana tidak ada. Yang aku tahu jalan aku ya kamu, tetapi itu tidak mungkin lagi. Sebab kamu sudah tak lagi sama.
Perjalanan aku masih jauh tentunya, seperti cerita tentang kamu yang tidak ada ujung dan akhirnya. Tetapi, tetap saja jalan yang aku temukan buntu dipertigaan jalan, sebab aku karena kamu. Lalu, aku harus berjalan ke mana lagi jika sudah seperti ini? Berdiam diri di tempat? Rasanya tidak mungkin, namun berlaripun aku tidak bisa. Rasanya capek, sesak yang aku dapat.
ADVERTISEMENT
Ke manapun aku melangkah rasanya bayangmu tetap saja mengikutiku. Lantas bagaimana aku akan tetap berjalan tanpa kamu, jika kamu saja masih berkeliaran dalam ingatanku? Berlari sejauh mungkinpun tetap, kembalinya aku akan kepadamu. Tetapi, aku tersesat olehmu. Untuk menoleh ke arah belakang saja, aku tidak mampu sebab aku melihat banyak luka di sana. Namun, anehnya mauku tetap kamu yang di sini.
Apa aku harus menghilang lagi? Tetapi jika menghilang adalah solusinya rasanya lelah. Atau aku harus berpura-pura bersikap seperti baik-baik saja? Atau bagaimana? Beri tahu aku! Pertanyaan yang terus saja berputar dalam kepala, namun tidak ada jawaban. Sebetulnya mau berapa kali kamu bertanya kepada siapapun tetap saja mereka tidak akan bisa menjawab sepenuhnya, karena mereka bukan diri kamu dan yang tahu jelas jawabannya adalah diri kamu sendiri.
ADVERTISEMENT
Setelah di pikirkan cukup lama lagi, seharusnya aku mengikuti alur dan jalan seperti biasa saja. Tidak perlu risau untuk memikirkan jalannya, jika tersesat mungkin aku dapat meminta bantuan atau bertanya kepada orang sekitar. Namun ini bukan perihal tentang perjalanan seseorang yang tersesat. Setelah berpikir lagi, ternyata bahagia dan luka yang ada semua sebab kamu karena ulahku.
Lagi dan lagi aku akan terus mencoba berjalan sendiri meski aku harus bertemu banyak duri dalam perjalananku, dan semoga kamu tidak salah berjalan.
Kali ini aku sungguh membutuhkan ketenangan untuk sendiri, berpikir lebih santai dan tidak ada hal yang membuat aku bingung. Saat tersadar ternyata dewasa itu susah dan sangat membingungkan. Siap atau tidak, suka atau tidak tetap harus berjalan, semangat aku.
ADVERTISEMENT
Teruntuk aksara, selamat atas kabar baik yang datang untukmu. Semoga kamu dalam keadaan baik dan bahagia selalu, aku menunggu kamu kembali dan bercerita.