Bintang Kehidupan

Defatwa Aulia
Mahasiswa Universitas Pamulang, prodi Sastra Indonesia.
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2022 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Defatwa Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
sumber: foto milik pribadi
Ini adalah cerita singkat tentangku dan dirinya, di mana aku selalu senang ketika berada didekatnya.
ADVERTISEMENT
Aku selalu bersemangat ketika berbicara tentangnya kepada siapapun, bahkan aku tak mau berpisah dengan dirinya walau satu detik. Sebut saja, Bintang.
Dia seperti bintangku, bintang yang tak pernah redup untuk ku.
Aku ingat sekali saat pertama berjumpa dengannya. Awalnya biasa saja, tidak ada rasa sedikitpun untuknya. Namun, seiring berjalannya waktu aku selalu menunggu kabar tentangnya karena dengannya aku merasa hidup dan tidak kesepian.
Aku ingat sekali ketika dia mulai sibuk mencari ku ketika aku hilang tak berkabar. Pesan singkat, telepon, atau sejenisnya membuatku merasa berarti.
Pernah sekali kita bercerita hingga lupa akan waktu, padahal esok hari aku dan dia harus memulai beraktivitas kembali. Hal - hal sederhana yang mampu membuat aku bahagia.
ADVERTISEMENT
Untukmu, aku senang kala itu dekat denganmu dan selalu bersamamu. Namun, tiba - tiba ini menjadikan cerita singkat tentangku dan denganmu, menjadikan cerita menyedihkan, menjadikan cerita kenangan ketika aku berada didekatmu.
Entah apa yang membuatmu berubah, aku tidak tahu sebabnya apa meski naluri dan logikaku terus menduga - duga.
Kamu tidak seperti biasanya, kamu berbeda, kamu seperti bukan bintang yang aku kenal.
Kamu tahu apa bahagia menurutku? Jelas, bahagiaku adalah kamu meski aku tahu bahagiamu bukanlah aku
Pertanyaan-pertanyaan terus saja memenuhi isi kepalaku, tentang mengapa kamu berubah, tentang apa yang membuat kita semakin jauh dan tentang bagaimana kamu selalu bahagia meski tanpa aku disana.
Kamu adala warna setiap hariku. Kamu adalah langit biru sebelum berubah menjadikan abu. Kamu adalah bahagia yang tidak akan pernah menjadikan pasti. Kamu adalah obat sekaligus racun yang membuatku mati.
ADVERTISEMENT