Mengapa NFT Gagal Mengguncang Dunia?

Davlin Karnadi
Siswa SMA Citra Berkat 12 IPA
Konten dari Pengguna
11 Februari 2024 6:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Davlin Karnadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Non-Fungible Tokens, atau biasa disebut sebagai NFT, merupakan sebuah karya lukisan digital yang bisa diperjual belikan sebagai cryptocurrency. Jika dilihat sekilas, konsep NFT dapat mengubah cara pandang seluruh dunia dalam aspek sosial budaya dan ekonomi. Akan tetapi, mengapa NFT gagal dalam mengguncang dunia?
Pexels.com/RDNE Stock project
Perjalanan NFT
ADVERTISEMENT
Proyek NFT dimulai pada tahun 2014. Namun, NFT hanya mulai trending dari tahun 2021-2022. Pada tahun tersebut, NFT beredar dimana-mana, mulai dari konten kreator, media sosial, bahkan berita. Besarnya NFT dapat dilihat dari harga karyanya, dengan karya termahal, bernama The Merge, yang menyentuh 91.8 juta dolar US, atau setara dengan 1.45 triliun rupiah.
Walaupun perjalanan NFT terdengar menjanjikan, akan tetapi, menjelang tahun 2023 dan 2024, NFT justru gagal dalam mempertahankan kesuksesannya. Pada tahun 2023, lebih dari 90% dari semua NFT nyaris tidak memiliki harga jual lagi. Sekarang, NFT dipandang sebagai sebuah projek besar yang memiliki salah satu kegagalan terparah di dunia.
Unsplash.com/Maxim Hopman
Apa alasan NFT gagal dalam mengubah dunia dalam aspek sosial budaya serta ekonomi? Berikut merupakan beberapa alasan atas kegagalan NFT:
ADVERTISEMENT
1. Marketing yang kurang baik
Karena trendingnya NFT, banyak orang mulai membuat karya untuk dijual di market. Namun, karena regulasi yang kurang ketat, NFT membebaskan siapapun untuk membuat NFT, yang secara otomatis membuat harga jualnya turun drastis.
Pexels.com/Pixabay
2. Konsumsi energi tinggi
Energi yang dibutuhkan serta dihasilkan untuk memproduksi sebuah NFT tergolong tinggi, sehingga tidak ideal untuk digunakan jangka panjang. Energi yang digunakan untuk memproduksi serta menyimpan satu NFT saja sebesar 8.7MWh (megawatt hours).
Pexels.com/Pixabay
3. Bangkrutnya FTX
Bangkrutnya FTX sebagai perusahaan cryptocurrency terbesar mempengaruhi seluruh market cryptocurrency, pastinya juga NFT.
Unsplash.com/Mariaa Shalabaeiva
Selain faktor-faktor tersebut, kesuksesan awal NFT juga terbatas pada hype dan tren. Banyak orang terpesona oleh kenaikan harga yang cepat dan kisah sukses sejumlah kreator NFT terkemuka. Namun, ketika pasar jenuh dan minat menurun, harga NFT pun merosot. Regulasi yang kurang jelas juga menjadi kendala. Kurangnya kerangka hukum yang jelas mengenai NFT membuat banyak orang ragu-ragu untuk terlibat. Ini menciptakan ketidakpastian dan menghambat pertumbuhan pasar NFT secara keseluruhan.
Pexels.com/Pineapple Supply Co.
Terlebih lagi, kontroversi seputar hak cipta dan kepemilikan intelektual dalam dunia NFT turut menyumbang pada kegagalan konsep ini. Beberapa karya NFT dipertanyakan keasliannya dan legalitasnya, menciptakan ketidakpercayaan di antara para pelaku pasar. Sementara NFT mungkin belum sepenuhnya mengubah dunia secara menyeluruh, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang perlunya pendekatan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam mengembangkan teknologi baru.
Pexels.com/Sora Shimazaki
Secara keseluruhan, meskipun NFT awalnya menarik perhatian dunia dengan potensinya untuk mengubah paradigma dalam aspek sosial budaya dan ekonomi, kegagalan ini menyoroti sejumlah tantangan yang perlu diatasi oleh teknologi ini. Ketidakjelasan regulasi, kurangnya nilai profesional dalam pemasaran, serta dampak lingkungan yang signifikan dari konsep NFT menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih bijaksana dan berkelanjutan dalam mengembangkan inovasi blockchain. Meskipun NFT mungkin tidak berhasil mengguncang dunia pada tingkat yang diharapkan, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya integritas, transparansi, dan keberlanjutan dalam menghadirkan revolusi di dunia digital.
ADVERTISEMENT