Mengenal Puffin, Burung Serupa Penguin yang Menggemaskan Khas Negara Skandinavia

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
25 September 2020 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sepasang Puffin. Foto: ebor from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sepasang Puffin. Foto: ebor from Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagian orang akan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan puffin. Bagaimana tidak, bentuknya yang menggemaskan dengan bulu hitam dan putih serta paruh oranye besar, dijamin menarik perhatian bagi siapapun yang melihatnya.
ADVERTISEMENT
Puffin Atlantik mungkin terlihat seperti persilangan antara bebek dan penguin. Burung yang banyak ditemukan di Islandia dan beberapa negara Skandinavia ini banyak tinggal di tebing pinggir pantai yang menjulang tinggi.
Melansir dari Nordic Visitor dan Mental Foss, berikut beberapa fakta tentang Puffin, si hewan ramah dari negara Eropa Utara.

Puffin mampu menyelam dan terbang

Ketika orang melihat hewan ramah ini, mungkin akan langsung teringat dengan penguin yang tidak mampu terbang. Warna bulu mencolok dan lebar sayap yang mungil ternyata memungkinkan puffin sebagai penerbang dan penyelam andal.
Meskipun begitu, burung laut bersemangat ini harus bekerja keras untuk mengepakkan sayapnya. Semuanya terbayar ketika sudah berhasil lepas landas, ikon tidak resmi negara Islandia dapat mencapai kecepatan hingga 88 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT

Menghabiskan sebagian besar waktunya di laut

Puffin menghabiskan delapan bulan dalam setahun jauh dari daratan, terombang-ambing di lautan dingin dan berburu ikan. Nyatanya, segerombolan datang ke darat hanya untuk kawin dan bersarang. Puffin biasanya mendarat pada pertengahan April setiap tahun, dan kembali melaut pada akhir bulan Agustus.
Menariknya, puffin yang telah kawin belum tentu menghabiskan waktunya di laut bersama pasangan. Sebagai gantinya, pasangan suami-istri bersatu kembali di tempat bersarang yang sama setiap musim semi. Setelah bayi puffin yang lucu lahir, orang tua membagi tanggung jawab untuk mengasuh anak selama beberapa bulan sebelum berpisah lagi.

Paruh Puffin yang berwarna-warni bersifat musiman

Ciri ikonik puffin Atlantik adalah paruhnya bergaris-garis dengan warna cerah. Ternyata, paruh dramatis ini bersifat musiman. Selama melaut, setiap individu melepaskan semua bagian paruh yang berwarna-warni serta tanda hitam di sekitar mata. Ketika musim dingin, orang sering tidak mengenali spesies ini. Bahkan puffin muda hanya memiliki warna abu-abu pada wajah, paruh dan, kaki.
ADVERTISEMENT

Puffin dapat hidup lebih dari 20 tahun

Puffin termasuk hewan yang memiliki umur panjang, diantara jenis burung lainnya, seringkali berusia lebih dari dua dekade. Puffin tertua yang diketahui hidup hingga usia 36 tahun. Usia maksimum spesies ini sulit diukur. Para ilmuwan telah memasangkan ikatan tanda kaki untuk mendeteksi harapan hidup puffin. Namun sayangnya, tanda itu sering hilang pada habitat asin puffin, atau karena bersarang pada lingkungan berbatu.

Lidahnya membantu menangkap ikan

Puffin dapat menangkap sekitar 10 ikan kecil pada paruhnya setiap satu kali menyelam. Kemampuan langka ini berkat lidah dan langit-langit atas. Lidah puffin menjulang hingga ujung bagian kasar yang dapat menahan ikan dan secara bersamaan mendorongnya ke bagian runcing mulut burung, tempat mangsanya disimpan, sembari puffin terus berburu. Seekor puffin di Inggris mencatat rekor membawa 62 ikan di paruhnya sekaligus.
Puffin Menangkap Ikan. Foto: DesignFife from Pixabay