Bisakah Tanaman dan Pohon Tertidur?

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
10 Desember 2020 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Barisan pepohonan di musim gugur. Foto: Hans from Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Barisan pepohonan di musim gugur. Foto: Hans from Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia akan lebih memilih tidur setelah melakukan berbagai macam aktivitas di siang hari. Tidur membuat energi berkumpul kembali pada pagi hari. Meskipun mata tertutup dan tidak sadar, tidur dapat membuat manusia tetap hidup.
ADVERTISEMENT
Tak hanya manusia, hewan pun seperti anjing dan kucing terlelap cukup lama kapan pun mereka mau. Namun, bagaimana dengan makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan? Dilansir dari Science Abc, berikut penjelasannya.
Pertama-tama, sistem saraf pusat memainkan peran penting untuk manusia tertidur. Sedangkan tumbuhan tidak memiliki organ ini. Tetapi, tumbuhan diketahui memiliki gen aktif dan nonaktif dalam apa yang disebut dengan ritme sirkadian.
Ritme sirkadian pada dasarnya adalah siklus yang memberi tahu tubuh kapan harus tidur, bangun, dan makan. Ternyata pohon juga benar-benar menghabiskan sebagian dari jam malam untuk 'tertidur'.
Sebatang pohon mungkin akan rileks dan dahannya terkulai saat matahari terbenam. Pohon juga akan menghentikan proses tertentu, seperti fotosintesis. Saat matahari terbenam, fokus tanaman berubah menjadi pengirim glukosa ke seluruh tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Pada manusia, terang dan gelap dapat memberi tahu kapan harus memproduksi hormon melatonin, yang memberi isyarat untuk merasa mengantuk. Pemicu terang dan gelap memberi tahu tanaman kapan harus memproduksi hormon auksin, yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan.
Kolaborasi para peneliti dari Austria, Finlandia, dan Hongaria menggunakan pemindai laser pada pohon yang sudah dewasa untuk mengukur ‘gerakan tidur’ tanaman. Tim fokus pada dua pohon birch, satu dari Austria dan satunya lagi dari Finlandia.
Kanopi pepohonan. Foto: Gennaro_Leonardi from Pixabay
Tim riset dapat melacak perubahan posisi daun dan cabang pohon hingga satu sentimeter dengan menggunakan teknologi tiga dimensi. Tak hanya itu, alat memungkinkan untuk berfungsi di malam hari tanpa lampu. Kedua tes dilakukan di dekat titik balik matahari dengan durasi siang dan malam yang sama, kondisi tenang, dan tanpa angin.
ADVERTISEMENT
Hasil eksplorasi menemukan pohon-pohon yang diukur di kedua negara itu terkulai sepanjang malam. Pengamatan ini memungkinkan para peneliti untuk mengesampingkan pengaruh cuaca dan lokasi. Tetapi, anggota studi tidak yakin apakah layu daun merupakan proses aktif atau pasif. Daun diketahui dapat terkulai disebabkan oleh penurunan tekanan air internal.
Pada siang hari, saat tanaman menjalani fotosintesis, kekuatan yang disebut 'tekanan turgor' terbentuk di daun. Sehingga, tekanan ini akan turun saat tidak ada pasokan sinar matahari. Oleh karena itu tanaman tidak dapat melakukan fotosintesis pada malam hari.
Kesimpulan berakhir pada gagasan bahwa pepohonan memang bergerak di malam hari dengan cara yang bagi manusia terlihat seperti tertidur. Meskipun bukan ini yang sebenarnya terjadi, tetapi indikasi siklus malam tumbuhan yang sebenarnya belum tercatat dengan jelas hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Tanaman mungkin tidak akan bisa bergerak leluasa seperti manusia, tetapi faktanya flora dapat melakukan gerakan kecil untuk memaksimalkan paparan sinar matahari sebagai pemberi energi utama.
Pada siang hari, tumbuhan menyerap sinar matahari untuk menghasilkan energi melalui fotosintesis, yang secara teknis merupakan makanan versi tumbuhan. Kemudian, pada malam hari, tumbuhan memusatkan perhatian pada metabolisme energi yang telah diserap dan digunakan untuk berkembang.
Ilustrasi hutan saat matahari terbenam. Foto: jplenio from Pixabay